Bab 25 : Tolong bertahan

310 33 11
                                    

Justin dan Aslan sampai di tempat di mana Kania di sekap. Kedua pemuda itu menghampiri Harvey yang terduduk bersama Kania di sana.

"Angga!!! mana Mika?" Tanya Justin dengan napas memburunya. Ia melihat ke sekeliling, tempatnya telah kosong. Kendaraan yang ia lihat tadi sudah tidak ada.

"NGGA! MANA MIKA GUE TANYA?!!" Justin mengangkat tubuh Harvey dan mencengkeram kaos polos yang pemuda itu kenakan.

"NGGA, JAWAB!!!"

"Mika ada sama Hugo." Empat kata yang keluar dari mulut Harvey itu benar-benar membuat Justin mendidih.

BUGH

Kania berteriak menyaksikan itu semua. Ia meraih Harvey yang tersungkur di tanah. Bahkan pemuda itu enggan untuk bangkit kembali.

"BRENGSEK!!! OTAK LO DI MANA, HAH?!"

Aslan yang melihat itu mengepalkan tangannya erat. Ponselnya sedari tadi berdering karena Yohan menanyai kabar Mika. Aslan adalah nama lain dari Arthur, teman Yohan. Yohan memberikan tanggung jawab padanya untuk menjaga adiknya. Namun...

"CUMA DEMI CEWEK INI, LO KORBANIN ORANG YANG SAYANG, NGGA!? KALO MIKA SAMPE KENAPA-NAPA LO BERHADAPAN SAMA GUE!!!"

"GUE NGGAK BISA APA-APA, TIN!! DIA PASANG PELEDAK DITUBUH KANIA!! GUE TAU SIAPA MIKA, DIA AKAN BAIK-BAIK AJA, DAN GUE SENDIRI YANG BAKAL JEMPUT DIA PULANG."

"ANJING LO, NGGA!!, LO NGGAK TAU SEBERAPA BANYAK BAHAYA KALO MIKA ADA SAMA HUGO, BRENGSEK!!!"

"Gue tau apa yang gue lakuin sekarang, Tin!"

"Yang Lo lakuin ini adalah hal terbodoh kesekian kalinya yang Lo lakuin, Ngga! Mika sekarang dalam bahaya, Lo nggak mikir seberapa banyak musuh Hugo diluaran sana?"

"GUE TAU MIKA BAKAL BAIK-BAIK AJA DI SANA!"

BUGH

Lagi-lagi bogeman itu mengenai wajah Harvey hingga sudut bibirnya robek dan mengeluarkan darah.

"Lo nyuruh gue jagain Mika sebagai Javor, kan?! Dan ini Javor sekarang."

Justin dengan cepat mengambil ancang-ancang dan melayangkan kakinya menubruk tubuh Harvey. Pemuda itu limbung, wajahnya penuh dengan lebam dan darah mengalir dikedua sudut bibirnya.

Saat Justin ingin kembali melayangkan serangan. Aslan menghalanginya. Karena pemuda itu rasa urusan akan semakin panjang nantinya jika kedua sahabat ini bertengkar.

"Lo pada nggak usah kaya anak kecil! Pikirin cara bawa Mika balik dari Hugo, bukan malah berantem nggak guna kaya gini!" Ucapan itu terkesan dingin namun menusuk.

Harvey dan Justin saling memalingkan wajahnya. Harvey memejamkan matanya merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hatinya remuk melihat bagaimana gadisnya dibawa pergi karena kesalahan pemuda itu.

Api berkobar didalam hatinya. Rasa amarah memuncak. Harvey membuka matanya dan sorot tajam kembali terlihat di wajah tampan itu. Kedua tanggannya mengepal erat. Ia harus membawa Mika kembali secepatnya.

'Kak, maafin Harvey.'

"Kita hidupin Deathstalker lagi."

Justin menajamkan pandangannya pada Harvey. Sedangkan Aslan tersenyum miring. Akhirnya ia bebas melakukan apapun lagi dengan identitas palsunya.

"Ngga, Lo?"

"Gue hubungin anak-anak, mereka pasti suka denger ini." Aslan berjalan sedikit menjauh untuk menelpon anggota Deathstalker yang lain.

Mereka semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Melupakan sosok gadis yang bisa melihat mereka bertengkar dari tadi. Otaknya tidak dapat mengerti apa yang ketiga pemuda itu katakan. Dan apa itu Deathstalker?

REVENGE : I'm SorryWhere stories live. Discover now