Shakila's Problem

207 18 4
                                    

"Jadi kamu mau minta apa dari saya?"

Erlan yang baru saja akan mengucapkan maksudnya harus terhenti karena pintu kamarnya yang terbuka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Erlan yang baru saja akan mengucapkan maksudnya harus terhenti karena pintu kamarnya yang terbuka. Di sana muncul satu lagi teman Erlan.

"Ngapain Lo ke sini?"
Tanya Erlan sambil bersedekap dada. Dia menatap sinis pada Dante.

"Mau menjenguk teman gue yang ngga berhenti ngambek. Dasar bocah".
Ucap Dante segera merebahkan diri di ranjang empuk milik Erlan itu. Naren yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

"Terserah Lo deh. Jadi gini Ren, gue mau kita dateng ke acara lepas lajang kakak gue".
Dante yang mendengar itu mengernyitkan dahi bingung.

"Ngapain? Kan kita ngga diundang".
Tanya Naren bingung.

"Party lah. Kebetulan acaranya ada di bagian belakang rumah. Have fun sebelum Minggu depan kita ujian kelulusan".
Ucap Erlan memengaruhi Naren.

"Aww!!"
Teriak Erlan ketika mendapatkan sebuah bantal terlempar tepat di kepalanya. Dia menatap Dante sinis.

"Kenapa Lo?!"
Tantang Erlan tidak terima.

"Eh curut. Kemaren-kemaren Lo bilang gue ini ngasih saran ga bener buat Naren, lah apa bedanya sama Lo tai!".
Ucap Dante. Cowok itu berganti posisi menjadi duduk. Dia melepaskan seragam sekolah yang masih melekat di badannya.

"Ayolah Dan. Lo juga pasti mau kan? Lagian kita perlu mengistirahatkan otak kita. Capek gue harus ikut les sana sini cuma buat ujian yang berlangsung tiga hari itu".
Ucap Erlan membuat Dante menganggukkan kepala setuju.

"Gimana Ren?"
Kali ini giliran Dante yang bertanya pada Naren. Naren mengedikkan bahu acuh.

"Saya ikut aja".

"Yess that my friend".
Dante berucap bangga.

"Sekarang kita perlu siap-siap buat pesta lajang kakak gue!!"
Teriak Erlan sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Cowok itu terdengar bernyanyi dengan suara pas-pasan nya.

"Udah mulai?"
Tanya Dante membuat Naren menatap bingung temannya itu.

"Apaan?"
Tanya Naren bingung. Naren menarik kursi dan duduk di samping meja belajar milik Erlan.

"Trik Lo buat deketin kak Sha?"
Naren memutar bola matanya malas.

"Saya belajar bisnis dengan kak Sadam bukan untuk mendekati adiknya, Dan".
Jelas Naren membuat Dante terkekeh.

"Ngga ada salahnya. Menyelam sambil minum air".
Dante menaik turunkan alisnya. Naren hanya menggeleng tanda tidak setuju.

"Lagian kalo mau, saya bisa deketin Mbak Kila dengan cara saya".
Dante terperangah mendengarnya.

"Beneran mau dideketin?"

"Ngga juga Dan. Itu hanya perumpamaan".
Dante yang tadi sudah bersemangat kembali lesu mendengarkan hal itu.

Falling Into You [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora