3. Kehilangan

435 16 2
                                    

Keesokan paginya, Jake melakukan aktivitasnya seperti biasa dan saat ia keluar rumah, Jake mendapati sebuah plastik besar berwarna putih yang berisikan berbagai bahan pangan. Mulai dari sayuran dan juga daging. Untung saja Jake mempunyai kulkas, coba kalau tidak, pasti sudah busuk karena dibiarkan terlalu lama.

Sementara Jake sedang membereskan bahan pangan, tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perutnya. Kalian pasti sudah bisa menebaknya yakan?

"Kak Rey? Pagi banget?". Tanya Jake yang sudah mengetahui pemilik tangan tersebut.

"Iya dong~ kan mau nganterin kamu sekolah, hehe". Jawab Reyyana dengan senyuman kudanya.

"Nenek dimana?". Lanjutnya.

"Itu dikamar, nenek lagi tidur, pulesss banget. Masa tadi aku bangunin buat makan gamau". Jawab Jake polos.

Mendengar hal tersebut Rey terkejut, bahkan sangat-sangat terkejut. Sepertinya yang dimaksud Jake bukanlah tidur, melainkan sudah tidak bernyawa.

Dengan segera Rey berlali menuju kamar nenek Jake. Jake yang melihat itupun hanya mengedip-ngedipkan matanya dengan polos, jujur ia bingung mengapa Rey tiba-tiba berlari seperti itu.

Dari pada bingung, ia memilih untuk menyusul Reyyana. Betapa terkejutnya ia ketika Rey sudah lemas dan terduduk di lantai.

"Kak? Kakak kenapa?". Tanya Jake sedikit takut.

Tanpa menjawab, Rey segera bangun dan memeluk tubuh Jake. Jake saat ini masih tidak mengerti, mengapa mendadak sikap Rey begini.

"Kak?".

"Kamu harus sabar ya Jake, aku bakal selalu ada buat kamu".

Deg

Jantung Jake berdegup kencang saat Rey mengatakan hal yang? Aneh baginya?.

"Maksudnya apa kak!?". Tanya Jake sambil diiringi isakan tangis yang begitu samar tapi terdengar sangat memilukan.

"Nenek. Nenek udah tenang di alam sana". Jawab Rey sehalus mungkin.

Tiba-tiba Jake mendorong Rey kuat dan membuat Rey terhuyung ke dinding. Namun ia mengerti perasaan Jake sekarang.

Setelah nendorong Rey, Jake pun menghampiri neneknya dan mencoba membangunkannya.

"Nenek~, bangun yuk! Jake udah masakin loh. Masa nenek ga mau bangun. Ayok bangun nek~, buktiin kalau yang diucapin Reyyana itu bohong". Ucap Jake berusaha membangunkan neneknya dengan penuh keyakinan bahwa neneknya akan bangun kembali.

Reyyana bisa saja menangis, namun kini ia harus menjadi sosok yang kuat untuk Jake.

Rey segera menelpon Ambulans dan menelfon beberapa bawahannya untuk mengurus jenazah sang nenek. Setelah semuanya kelar, Rey segera menenangkan Jake yang menangis kencang dan tak mau berhenti. Dia selelau berucap 'kamu bohong kan Rey? Ini cuma bercanda kan?' secara berulang-ulang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

11.48

Acara pemakaman nenek pun selesai, dan para pelayat juga sudah kembali kerumah. Kini hanya tersisa Rey yang masih berdiri setia mendampingi Jake.

"Jake, pulang yuk, biarin nenek tenang di alam sana". Bujuk Rey.

"Ta-tapi".

"Nanti kalo Jake nangis terus kayak gini, nenek malah jadi ga tenang di alam sana". Sambungnya kembali membujuk Jake.

Setelah Jake mau di ajak pulang, mereka pun kembali ke rumah Jake dan mengemasi barang-barang nya. Rencananya, Jake bakal tinggal bareng sama Rey. Rey udah izin sama ayahnya, walaupun awalnya ayahnya ga setuju, namun karena ancaman dari Rey rencana itu pun disetujui.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya di apartemen Rey, mereka segera menata barang² milik Jake, sebenarnya bukan mereka, tapi Rey yang menatanya. Rey tak mengizinkan Jake untuk ikut berbenah karena ia menghawatirkan kondisi Jake, jadi Reyyana menyuruhnya tidur dikamarnya untuk sementara waktu.

"Jake?". Panggil Rey lembut.

"Eumhhh".

"Bangunlah, ayo makan".

"Hah? Dimana aku?".

"Kamu lupa? Sekarang kamu tinggal bersamaku". Jelas Rey mengingatkan.

"Ha?".

"Sudahlah, mungkin nyawamu belum terkumpul". Lalu tanpa aba², Rey menggendong Jake sperti koala.

"Hah! Lepaskan, aku mau jalan sendiri!". Berontak Jake.

"Kau mau ku jatuhkan dari sini?".

"Ga gitu juga kak!".

"Yaudah nurut makannya". Ucap Rey lalu mencium pipi Jake sekilas.

Jake yang tak kuat tenaganya untuk melawan akhirnya pasrah. Rey yang melihat Jake mempoutkan bibirnya pun rasanya ingin sekali memakan anak ini.

Saat sudah sampai di ruang makan, Rey tak menurunkan Jake, melainkan langsung duduk di kursinya. Padahal posisinya saat ini sedang menggendong Jake. Rey memangku Jake dan mulai menyuapinya seperti bayi. Yah, awalnya Jake tak mau, tapi apalah daya kekuatan Rey ternyata lebih besar darinya.

"Kakak~". Undang Jake lemah.

"Iya Jake? Kamu kenapa? Mau apa?".

"Jake masih ngantuk, tapi Jake takut tidur sendiri". Rengeknya.

"Owh~, itu sih gampang. Kamu tinggal tidur sama saya aja". Balas Rey.

Dan benar saja, malamnya Rey tidur bersama Jake.

Sorry banget guys
Gue udah bingung mau ngisi gimana
Makanya part ini sedikit😭🙏
Kalian boleh kasih saran kok buat part selanjutnya oke!?

Bye bye dlu para pembaca atuu😍🫶

Something About Love? (Femdom Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang