00 : Flashback : 01

1.1K 75 7
                                    

|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|

|

|

- - - [Memories Hyunjin] - - -

"Kamu sedang apa?"

Hyunjin menatap sinis sosok yang tiba-tiba muncul dibelakangnya. Seorang laki-laki, namun memiliki wajah yang lucu.

 Seorang laki-laki, namun memiliki wajah yang lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Turun, nanti jatuh. Bahaya tau ...." katanya, kedua alis laki-laki itu saling bertautan, lucu.

"Gimana kalau kamu mati? Ayo turun, cepat!!" Dia menarik-narik bajunya agar segera turun dari pembatas jembatan.

Hyunjin yang ditarik saat belum siap akhirnya jatuh tepat di atas tubuh laki-laki yang menariknya itu. Hyunjin menatap mata polos laki-laki asing itu, indah. Walaupun baru pertama kali bertemu, ia bisa melihat kalau anak cowok itu orang yang penyayang.

"Anj*ng, lo ngapain sih?! Gak usah ganggu!! Emang kenapa kalau gua mati?! Gak ada yang peduli juga." decak Hyunjin kesal, setelah membangkitkan tubuhnya.

Anak cowok yang menariknya itu ia biarkan begitu saja. Bahkan dia tidak langsung bangkit, dan duduk tersungkur untuk beberapa saat. Membersihkan tasnya yang sempat menjadi tumpuan tubuhnya. Dia lalu membuka resleting tasnya, mengambil sesuatu dari dalam.

"Apa hidupmu sepahit itu, sampai kau tidak mau terus memakannya?" Dia bertanya sambil memberikan senyuman lebarnya, yang terlihat manis di mata Hyunjin.

Hyunjin mengernyit bingung dengan ucapan si manis itu. Apa dia sedang berusaha menasehatinya?

"Kamu tau, coklat itu rasa aslinya pahit. Lalu, seseorang mengolahnya dengan baik, contohnya ditambahkan gula sampai coklat bisa terasa manis. Kalau hidupmu pahit, maka tambahkan gula. Tapi, bukannya menambahkan gula. Kamu malah mau buang coklatnya, kan sayang." katanya sok bijak.

"Namaku, Jeno, Lee Jeno. Aku punya banyak coklat. Kau mau? Aku tidak bisa menghabiskannya sendiri nih." Dia -Jeno membuka kantong ukuran sedang yang isinya coklat semua itu. Entah darimana asalnya.

The Second Marriage [JAENO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang