-Part 11-

576 109 2
                                    

Chaeyoung bergegas menghampiri Jeongha dan mendorong pria itu membuatkan pria itu tersungkur jatuh.

"Jen!" Panik Chaeyoung berjongkok disamping Jennie.

"Hiks Papa sudah tahu hubungan kita" isak Jennie menahan perih disekujur badannya.

"Apa lagi yang kalian sembunyikan!?" Tanya Jeongha dengan marah.

Chaeyoung bangkit dan menatap pria itu dengan emosi "Iya, Jennie memang pacar saya dan saya bekerja disini karena ingin melindungi dia dari manusia kejam seperti anda!"

"Sialan!" Jeongha berteriak marah.

"Halang mereka Pa! Mereka tidak boleh bersama!" Teriak Hansoo mengompori.

"Diam lo!" Sentak Chaeyoung menatap Hansoo dengan tajam "Gara gara lo, Jennie harus menanggung segala galanya! Lo memang cewek yang tidak sadar diri!" Marahnya.

"Jaga omongan kamu Chaeyoung!" Sentak Jeongha

"Saya akan membawa Jennie pergi dari sini! Kalian tunggu saja! Saya akan memastikan kalian menerima hukuman atas perbuatan kalian!" Tegas Chaeyoung.

Chaeyoung langsung berjongkok disamping Jennie dan membantu cewek itu bangkit.

Jeongha tidak tinggal diam. Dia berlari kekamarnya dan tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan memegang pistol ditangannya "Coba saja kamu bawa Jennie pergi!" Ancamnya bersmirk.

"C-Chae" Jennie bergetar ketakutan ketika melihat Jeongha menyondongkan pistol kearah mereka.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Secara tiba tiba dia menarik Jennie kedalam dakapannya.

Dorrr

Badan Chaeyoung tersentak ketika tembakan dilepaskan dan mengenai punggungnya.

Jennie yang berada didalam dakapan Chaeyoung juga ikut tersentak kaget "C-Chae" gumamnya.

"Papa!" Hansoo berteriak kaget ketika melihat ulah sang Papa.

Jeongha menggeram kesal "Hansoo, kita pergi dari sini!" Ujarnya berlari memasuki mobilnya diikuti oleh sang anak. Akhirnya, mobil yang dinaiki oleh mereka berganjak pergi dari sana.

Brukkk

Tidak mampu menahan kesakitan lagi, Chaeyoung terjatuh dengan Jennie yang berusaha menahannya "Hiks C-Chae" cewek itu benar benar ketakutan ketika melihat darah yang sudah membasahi lantai.

Chaeyoung menatap Jennie dengan nafas yang memburu "I'm okay" ujarnya berusaha untuk menenangkan Jennie.

"A-aku akan menghubungi ambulance" Baru saja Jennie ingin bangkit untuk mengambil ponselnya, Chaeyoung malah menghalangnya.

"N-No. Just stay h-here" ujar Chaeyoung.

"Hiks kamu harus dibawa kerumah sakit Chaeyoung-ah" isak Jennie.

Walaupun lemah, Chaeyoung tetap menggenggam tangan Jennie "M-maaf. G-gue gagal menjaga lo"

"Hiks aniyo. Kamu tidak gagal Chae"

Chaeyoung seakan kesulitan untuk bernafas. Pandangannya bahkan sudah buram namun dia masih bisa melihat Jennie yang menangisnya "Ma, Pa, aku masih ingin disini bersama Jennie" batinnya.

Dulu, dia ingin sekali menyusul kedua orang tuanya namun sekarang dia ingin tetap melanjutkan hidupnya demi Jennie, sosok yang dia cintai. Namun, apa dia masih diberi peluang untuk bersama sosok yang dia cintai itu?

"J-Jennie-ah. A-apa kamu mau menikah sama aku?"

Jennie mengangguk tanpa ragu "Hiks aku mau Chaeyoung-ah. Aku mau"

Chaeyoung tersenyum tipis sebelum dia kehilangan kesedarannya.

"Chae? Chaeyoung!!"


















"Ini pada kemana si?" Gumam Jisoo yang berdiri didepan rumah Jennie bersama Limario.

"Chaeyoung!"

Dahi mereka mengernyit ketika mendengar suara teriakan Jennie "Apa kita bisa langsung masuk?" Tanya Limario.

"Ayo deh" Jisoo langsung menarik tangan Limario untuk memasuki rumah Jennie.

"Jennie" panggil Jisoo.

"Hiks Jisoo-ya. Tolong Chaeyoung" isak Jennie

"Mwo!? Apa yang terjadi!?" Kaget Jisoo.

"Hiks dia ditembak sama Papa"

"Lim, bawa Chaeyoung kemobil!" Arah Jisoo.

Tanpa bersuara, Limario langsung menggendong Chaeyoung dipunggungnya dan membawa sosok itu memasuki mobilnya.




























*
*

Didepan ruangan operasi, Jennie terus menangis dengan Jisoo yang membersihkan tangannya menggunakan tisue basah "Hiks semuanya salah gue Ji" isak Jennie.

"Bukan salah lo Jen. Semua ini salah Papa sama saudara tiri lo" ujar Jisoo menenangkan sang sahabat.

"Apa kamu sudah menghubungi keluarga Chaeyoung?" Tanya Limario.

Jennie mengangguk "Aku sudah menghubungi mereka menggunakan ponsel Chaeyoung"

"Oma sama Opa lo juga harus tahu soal ini Jen" timpal Jisoo.

Jennie menatap Jisoo dengan ragu dan Jisoo membalas tatapannya dengan tatapan yang meyakinkan "Coba saja"

Setelah sedikit tenang, Jennie akhirnya memutuskan untuk menghubungi Oma dan Opa nya.

"Jennie"

Mereka menatap kearah sosok Hana dan Yeongha yang menghampiri mereka "Oma. Maafin aku" lirih Jennie

"Tidak apa apa sayang. Oma mengerti" sahut Hana yang memang sudah mengetahui apa yang terjadi karena Jennie sudah menceritakan semuanya melalui ponsel.

"Opa juga akan mencari keberadaan Papa sama saudara tiri kamu itu. Chaeyoung pernah bilang kalau Papa kamu ternyata manager di perusahan Opa" timpal Yeongha.

"Maaf karena sudah merepotkan Opa" ujar Jennie.

Yeongha tersenyum tipis "Kamu calon menantu cucu Opa. Opa sama sekali tidak merasa di repotkan" ujarnya.

Jennie ikut tersenyum "Oma, Opa. Ini teman aku. Namanya Jisoo sama Limario"

"Salam kenal Oma, Opa" Limario dan Jisoo membungkuk sopan.

Hana dan Yeongha mengangguk dengan senyuman yang tidak pernah hilang dibibir mereka.

Sejujurnya mereka takut sama kondisi Chaeyoung namun mereka harus yakin kalau Chaeyoung akan bertahan.















  Tekan
   👇

Sad Melody ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang