vingt-huit || Tolong jaga Rezvan.

15 3 0
                                    

Don't be a silent readers, and be a smart readers.
Happy reading~

🌸🌸🌸

Ulangan kenaikan kelas masih berlangsung, dan hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakannya.

Beberapa hari ini Aletta menghindar dari Rezvan, bukan hanya Rezvan bahkan yang lainnya juga dia hindari. Aletta masih belum siap untuk bertemu dengan Rezvan dan teman-temannya.

Selama beberapa hari ini, Aletta juga jarang keluar kelas saat sedang istirahat. Kalau Aletta merasa lapar, dia akan menitip kepada temannya untuk membelikan sesuatu.

Meskipun berada di ruangan yang sama dengan Altaff, Aletta jarang mengobrol dengannya setelah kejadian di perpustakaan hari itu. Aletta tahu tindakannya ini salah, tak seharusnya dia mengabaikan mereka. Mereka tak salah dengan apa yang terjadi, dan lagipula ini hanya masalah hatinya.

Hembusan nafas Aletta keluarkan dengan cukup berat. Sudah pusing dengan soal-soal ulangan, harus ditambah dengan masalah asmaranya yang entah kenapa malah datang di waktu yang tidak tepat.

"Aletta!" Teriakan lantang itu berasal dari arah pintu kelas. Pelakunya adalah Mahira yang kini tengah sedikit berlari menuju Aletta.

"Lo ngapain kesini, Ra?" Tanya Aletta kepada Mahira yang kini sudah menempati bangku kosong di sampingnya.

"Mau ngajak lo istirahat lah. Udah berapa hari nih lo nggak gabung sama kita," jawab Mahira. Gadis itu menatap sebal ke arah Aletta karena tindakannya beberapa hari ini yang tidak ikut gabung bersama yang lain saat istirahat.

"Sorry, Ra. Gue cuma mau fokus sama ulangan gue," tentu saja itu hanya alibi Aletta, agar Mahira tak curiga apapun padanya.

"Yakin? Bukan karena Rezvan?"

Ah.. sepertinya Mahira sudah bisa menebak apa yang terjadi selama ini.

"Kenapa jadi Rezvan?" Tanya Aletta berusaha tak terjebak dengan pertanyaannya Mahira.

"Gue tau, Al. Tapi kan gue, Altaff, sama Rafa masih sahabat lo. Lo masa ngejauh gitu aja si dari kita?"

"Gue nggak ngejauh, Ra," bela Aletta. Walaupun apa yang dikatakan oleh Mahira benar adanya.

Mahira menghela nafasnya, "Gue nggak mau ya persahabatan kita rusak cuma gara-gara kalian berdua," ungkapnya.

Mendengar ucapan Mahira, rasa bersalah tiba-tiba merasuki hati Aletta. Harusnya dia memang tak usah pakai perasaan dalam persahabatan. Dari dulu, dia memang tak boleh mencintai Rezvan.

"Sorry ya, Ra. Ini gara-gara gue," Aletta menunduk dengan perasaan bersalahnya. Benar kata Rezvan dulu, kalau dalam persahabatan melibatkan perasaan pasti akan berdampak sama hubungan persahabatan itu sendiri.

"Udah gapapa, sekarang lo ikut gue ya? Kita ke kantin bareng," Mahira mengusap tangan Aletta dengan lembut, dengan tujuan agar gadis di hadapannya itu tak lagi merasa bersalah.

"Gue nggak enak sama Altaff juga Rafa, Ra. Kalian jadi kena imbasnya," lirih Aletta yang masih menundukkan kepalanya. Gadis itu tak berani menatap Mahira.

"Yaudah karena ini salah lo, lo juga yang harus selesaiin. Kalau lo terus ngehindar gini, nggak akan selesai, Al," kata Mahira.

Sebatas Sahabat ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang