Love in Paris III (Sasuke Sakura)

907 109 29
                                    

Aroma alkohol yang menyengat dan seluruh tubuh yang terasa sakit sukses membangunkan Sakura di pagi hari menjelang siang. Ia terbangun dalam dekapan hangat sang suami yang dada bidangnya menempel sempurna di kulit punggung Sakura. Lelaki itu masih tertidur lelap. Dengkuran halusnya yang khas menjadi tanda kalau lelaki itu masih jauh dari alam sadarnya.

Apa yang terjadi semalam?

Pertanyaan itu muncul di kepala Sakura. Mengingat, bangun tidur dengan posisi telanjang sama sekali bukan kebiasaannya. Kalaupun ia habis berhubungan dengan sang suami semalam, setidaknya pasti ada sehelai pakaian yang menempel di tubuhnya meskipun itu hanya pakaian dalam saja. Dan pagi ini ia benar-benar telanjang tanpa memori sedikit pun yang bisa ia ingat.

Di dekat ranjangnya ia hanya menemukan kaos putih milik Sasuke. Wanita itu tanpa pikir panjang segera memakainya kemudian ia menggelengkan kepala setelah melihat tiga botol wine kosong tampak berserakan di atas meja.

"Kemarin malam pasti Sasuke mabuk berat," gumamnya seraya masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya di depan wastafel.

Awalnya wanita tidak sadar, namun setelah cukup lama melihat pantulan dirinya di cermin, ia menemukan banyak bekas kemerahan di leher dan juga dadanya. Jelas sekali.

"Astaga, kenapa bisa sebanyak ini?"

***

Setelah cukup berendam dan membersihkan dirinya, Sakura segera membalut tubuhnya dengan kimono putih dan juga menutup rambut yang basah dengan handuk kecil. Ketika ia keluar dari mandi, sambutan manis terdengar dari sang suami.

"Hai, Selamat pagi!" sapanya dengan nada manja.

Sakura hanya terdiam. Menyipitkan matanya pada sang suami yang terlihat bermalas-malasan dengan selimut yang melilit sekujur tubuhnya. "Sampai kapan kau akan tidur seperti ini? Mabukmu belum selesai?" tanyanya sembari mencari pakaian baru di tas besar.

"Mabuk apa? Aku hanya minum sedikit." elak sang suami.

"Sedikit itu berapa? Tiga botol?" cercanya sembari menunjuk tiga botol wine kosong di atas meja.

"Semalam aku tidak sampai mabuk Sakura, sungguh!"

Sakura yang masih sibuk mencari baju menghentikan gerakan tangannya dan menatap sang suami lamat-lamat. Tanpa basa-basi ia mendekat ke arah ranjang dan membuka kimono putihnya. Memperlihatkan banyak bekas kemerahan yang pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah suaminya.

"Sebanyak ini menurutmu ulah siapa? Kau yakin tidak mabuk?"

Melihat sang istri yang sedikit frontal membuat lelaki itu tertawa. "Kau benar, itu semua ulahku. Dan yang ini ...." Sasuke bangkit dari tidurnya kemudian melepaskan balutan selimutnya dan menunjukan bekas kemerahan yang jauh lebih banyak di sekeliling leher dan dadanya. "Kau ingat? Kalau tidak berarti kita tahu siapa yang mabuk di sini."

Sakura membulatkan matanya dan menatap tubuh bagian atas mereka bergantian. Sasuke sepertinya benar, tidak ada hal yang dirinya ingat semalam dan tato non permanen di tubuh sang suami adalah buktinya. "Hei tidak mung-"

"Heh? Kau mau reka ulang?" goda Sasuke sembari menarik tangan istrinya dan menaikan salah satu sudut bibirnya.

"T-tidak."

"Hm ... Kau manis sekali!"

Melihat lelaki itu terus mendekatkan tubuhnya, Sakura sekuat tenaga mendorong wajahnya hingga menjauh. "Mandi! Ini sudah siang Sasuke!"

***

Seusai mengemasi barang-barangnya ke koper, Sakura berjalan ke arah jendela dan menatap sebuah menara yang menjulang tinggi. Rencananya tempat itu akan menjadi destinasi terakhir mereka sebelum pulang ke Jepang. Ia merasa tidak sabar, sekaligus merasa sedih karena waktu yang mereka habiskan di sini hanya tersisa beberapa jam saja.

Unbroken SoulWhere stories live. Discover now