Bab 24. Tak Berlangsung Lama

221 32 12
                                    

Semenjak kejadian Hyunjin nangis-nangis setelah koprol di depan Yeji, semenjak hari itu pula hubungan Hyunjin dan Yeji membaik. Memang belum sepenuhnya seperti dulu, tapi sudah sangat baik.

Keduanya sudah mulai banyak bercakap-cakap. Hyunjin tak ragu membuka pembicaraan, begitu juga Yeji. Hyunjin dan Yeji sama-sama masih dapat merasakan perbedaannya. Namun keduanya memilih untuk menepis perasaan itu.

Untuk membuka lembaran baru yang benar-benar bersih memang sulit. Tapi bukankah mereka tetap harus berusaha mencobanya. Walaupun harus tetap berada diantara bayang-bayang masa lalu yang tidak terlalu menyenangkan.

Kata orang, kunci kebahagiaan bukanlah tentang seberapa berhasil kita menghapus atau melupakan kenangan yang menyakitkan, tapi sejauh mana kita bisa menerima rasa pahit itu.

Sesakit apapun, sepahit apapun, masa lalu tetaplah menjadi bagian dari hidup. Tanpa masa lalu pun kita tak akan pernah berada di posisi kita yang sekarang.

Bukankah tolak ukur kita dalam mencapai sesuatu bisa kita rasakan jika kita sudah merasakan kebalikannya?
Contohnya kita dapat mengetahui nikmatnya rasa manis apabila kiya sudah merasakan pahit, atau masam, atau asin sekalipun. Begitu juga dengan rasa bahagia dalam hidup. Kita baru bisa mengetahui definisi dari bahagia apabila kita pernah merasakan sesuatu yang sebaliknya. Rasa sakit, rasa kecewa, rasa sedih.

Kita akan tahu apa itu bahagia jika sudah mengalami banyak hal dalam hidup. Bahkan definisi bahagia itu sendiri pun bermacam-macam. Tidak harus semua sama antar satu manusia dengan manusia lainnya.

Apakah bahagia artinya memiliki banyak harta? Tapi mengapa banyak orang kaya yang justru sibuk mencari definisi kebahagiaannya?

Coba tanyakan definisi bahagia pada ibu rumah tangga! Coba tanyakan definisi bahagia pada pegawai kantoran! Atau pada para petani, buruh pabrik atau anak SD. Tentu jawaban mereka berbeda.

Orang bijak berkata, bahwa kebahagiaan itu ada karena diciptakan, bukan untuk dicari. Mungkin itu benar. Karena banyak manusia lebih sibuk mencari berbagai hal yang katanya bisa membuat orang bahagia, sebaliknya mereka lupa untuk menikmati apa yang sudah mereka peroleh.

Begitu juga dengan Hyunjin dan Yeji sekarang. Mereka berada di tahap menerima. Menerima kekurangan satu sama lain. Memahami satu sama lain. Mencoba membangun kebahagiaan mereka sendiri.

Yeji sudah berhenti mencari alasan untuk membenci Hyunjin. Seberapa keras ia mengelak, ia tak bisa melupakan fakta bahwa Hyunjin adalah salah satu komponen penting agar ia bisa menciptakan kebahagiaan dalam hidupnya.

Sedangkan Hyunjin, pemuda itu menerima dan mengakui kesalahannya. Kesalahan yang hampir membuat seseorang yang paling berharga dalam hidupnya menjauh.

Sekarang ia berfokus untuk kembali mendapatkan kepercayaan Yeji yang seutuhnya. Memperbaiki diri, mencoba lebih memahami. Berharap semua itu bisa membuat hidup dirinya dan Yejinya berjalan dengan lancar dan penuh kebahagiaan.

Hari-hari terus berlalu. Keduanya semakin saling mengerti dan melengkapi. Bahkan sekarang mereka sedang menjalankan misi yang sangat penting.

Jika beberapa waktu lalu Jeno dan Karina telah berusaha keras untuk memastikan mereka kembali bersama, maka sekarang giliran mereka yang berusaha keras untuk memastikan Jeno dan Karina bersama untuk selamanya.

Ya, dan mereka berhasil. Hari ini keduanya akan menikah. Jeno dan Karina.

Pernikahan digelar sederhana namun begitu hidmat. Kedua orang tua Karina akhirnya bisa menerima bahwa putrinya akan menjadi milik pemuda bernama Jeno untuk selamanya.

"Selamat. Semoga kalian bahagia selalu." Ucap Yeji saat berhadapan dengan Karina yang berbalut gaun pengantin. Cantik. Yeji merengkuh wanita yang tengah berdiri bersandingan dengan Jeno di pelaminan itu ke dalam pelukannya. Ya, mereka sudah sedekat itu.

Fight for "Ours" --- 2Hwangs (Hyunjin Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang