🎬 Scene 2

268 32 4
                                    













Tempat paling nyaman untuk menyendiri di kampus adalah perpustakaan. Dimana hanya ada kedamaian disana. Suara halaman dibalik dan kertas bertemu pena adalah melodi tersendiri bagi Heejoo. Salah satu tempat dimana dia bisa menemukan inspirasi untuk gambarnya. Meski Heejoo adalah mahasiswa Hukum, ia sangat pandai menggambar.

Biasanya, ia melukis untuk dekorasi cafe atau restoran, bahkan rumah sakit. Tergantung keinginan klien. Kali ini ia mendapat klien istri seorang CEO yang ingin dilukis. Ia mendapatkan klien dari seniornya yang jurusan seni yang sedang ditunggunya.

"Heejoo-ya!"

Heejoo menoleh saat suara bisikan terdengar ditelinganya.

"Oppa."

Lee Kanghyun menduduki kursi yang berhadapan dengan Heejoo. Ia menyuruh Heejoo untuk mendekat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja.

"Klien kali ini bersedia membayar sedikit lebih mahal."

Heejoo menutup mulutnya dengan kedua tangannya menghindari jeritannya keluar karena terlalu bahagia mendengar kabar dari Kanghyun soal klien barunya. Jarang sekali klien mau membayar mahal untuk pelukis pemula sepertinya dan ia juga bukan mahasiswa jurusan seni. Kanghyun mengeluarkan sebuah poto dari dalam tasnya yang akan menjadi objek lukisan Heejoo.

Lee Kanghyun adalah mahasiswa seni, satu tingkat diatas Heejoo. Sering Kanghyun memberikan proyek melukisnya kepada Heejoo jika dia sedang ada proyek lain atau ujian semester.

Ia mengamati poto itu lama dan bergumam. "Dia cantik."

"Apa?" Kanghyun semakin mendekatkan kepalanya untuk memastikan Heejoo berbicara padanya.

Heejoo menggeleng dan memasukkan poto itu kedalam tasnya. Mereka berdua kemudian keluar dari perpustakaan, udara sejuk dan tiupan lembut angin musim semi menemani keduanya berjalan beriring menuju lapangan basket kampus. Selain mahasiswa seni, Kanghyun juga pandai berolahraga seperti basket dan sepak bola.

"Aku harus memeriksa cat lukisku, mungkin ada beberapa cat yang hilang jadi aku perlu membeli cat baru." Ucap Heejoo. "Ah, Oppa?"

"Hm?"

"Kenapa kau tidak berkencan dengan Jin Nara Sunbaenim?" Jin Nara adalah perempuan yang beberapa waktu lalu memarahi dan meneriaki Heejoo didepan kelas karena berlarian di koridor kelas.

Kanghyun diam sejenak. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Nara Sunbaenim sangat cantik, populer, kaya-" Dahi Kanghyun berkerut menatap aneh Heejoo. "-dan sangat menyukaimu."

Kanghyun menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Heejoo. Tangan Kanghyun berada pada kedua lengan Heejoo. Menurunkan wajah beberapa senti agar sejajar dengan wajah Heejoo.

"Aku tidak peduli seberapa cantik atau populer gadis itu, jika aku hanya menyukaimu, maka tidak ada yang akan berubah." Heejoo terdiam, keduanya masih saling tatap. "Masih belum mau menerimaku?"

Mata Heejoo mengerjap beberapa kali.

'tuk'

Dahi Kanghyun mendapatkan sentilan dari Heejoo hingga dia melepaskan tangannya dari Heejoo. Gadis itu tertawa melihat Kanghyun mengusap-usap bekas sentilan di dahinya.

"Kau suka melihatku seperti ini?"

Heejoo mengangguk. "Eo. Oppa sangat lucu." Kemudian ia ikut membantu mengusap dahi Kanghyun.

"Heejoo-ya-" Kanghyun menghentikan kata-katanya karena ada seseorang selain mereka.

"Ehm!"

My Professor [Kim Namgil] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang