02 - Kepo

76 10 7
                                    

? : Ia masih mempertanyakan, dimanakah dirinya pernah mendengar lantunan musik seperti itu sebelumnya?

! : Sepertinya ia harus mencari tahu tentang gadis itu saat sudah sampai rumah.

! : Sepertinya ia harus mencari tahu tentang gadis itu saat sudah sampai rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————ˎˊ˗

Di pinggir jalan raya, terlihat seorang pria muda yang mengenakan sweater berwarna putih dipadukan oleh celana panjang berwarna coklat muda sedang berjalan dengan santai, menikmati waktu istirahat yang memang sudah layak ia dapatkan setelah mengonser tiga hari tiga malam di kediamannya. Surai platinum blonde khas miliknya yang tertutupi topi hitam pekat, Ia juga menggunakan sebuah headphone bagaikan anak muda pada umumnya.

Merasa tak nyaman dengan headphone yang ia gunakan, lelaki itu melepaskan benda tersebut dan membiarkannya bertengger di leher tanpa gangguan.

Langkah kakinya terus melangkah maju, namun suatu melodi yang terdengar indah sukses mencuri perhatiannya. Telinganya jeli sekali ketika ada selipan nada musik.

Bagaimana tidak? Suara merdu dari benda tersebut terdengar sangat familiar, hal itu membuatnya merasakan dejavu akan sesuatu.

Kazuha penasaran dari mana datangnya lantunan tersebut, lelaki itu menoleh dan melihat toko peralatan musik. Kaca tembus pandang kini menjadi tembok antara dirinya dan bangunan yang terisi dengan banyak peralatan, termasuk piano.

Samar-samar terlihat seorang gadis sedang duduk di depan sebuah piano, tangannya memainkan alat musik tersebut dengan lihai dan menciptakan nada-nada indah yang kini kita dengar.

Setelah berpikir matang-matang, Kazuha memutuskan untuk masuk dan menyapa gadis misterius tersebut.

Dengan perlahan perempuan itu semakin terlihat jelas, dari rambut [h/c]nya sampai pakaian yang ia kenakan.

Ia menggunakan blouse dan juga rok renda panjang yang terlihat santai. digabungkan dengan sepatu sandal tipis menghiasi jari jari kakinya.

Wanita muda itu terlihat sangat fokus dengan permainannya, dan Kazuha hanya bisa memperhatikan sang puan dari jarak yang agak jauh.

Hal tersebut menarik perhatian sang gadis, ia berhenti bermain piano dan menoleh ke arah Kazuha, Kazuha pun ikut-ikutan memandangi sang puan cukup lama. Masing masing manik mata mereka sudah di pertemukan, bahkan menyatu agak lama.

Kazuha tersenyum tipis dan bertanya, masih mengamati gadis cantik di depannya dengan seksama.

"Maaf, bikin kaget, ya?"

Perempuan yang terlihat masih agak terpana itupun menjawab,

"Eh, nggak kok! gapapa, sini lihat lihat, Mas."

Kazuha mengangguk, menerima ajakan sang musisi.
Manik merah milik Kazuha melihat-lihat seisi tempat tersebut, namun tetap saja piano yang ada di depan sang gadis mendapatkan perhatian penuhnya

"Banyak ya, alatnya. Tapi..

"Piano tadi, bisa kamu mainkan lagi?"

Tanya sang idol secara tiba-tiba.

"Eh?"

Mendengar permintaan mengejutkan dari sang lelaki, perempuan itu hanya bisa menatap Kazuha dengan bingung.

"Ah, Maaf. Saya penasaran dengan musik yang indah tadi. Haha, apa permintaan saya agak merepotkan?"

Puji Kazuha, diikuti oleh tawa yang terasa sangat canggung.

"Oh, boleh."

Balasan sang puan pun tak kalah canggung. Kemudian ia memainkan pianonya kembali, menuruti permintaan lelaki berambut platinum blonde tersebut.

Perempuan bersurai [h/c] itupun kembali memainkan nada-nada yang terdengar begitu elok di telinga.

Kazuha tenggelam dalam bayang-bayangnya sendiri saat mendengar note bagai note yang begitu rapi dan tersusun.

Nada-nada yang keluar dari piano semakin lama mereda, menandakan permainan piano sang gadis sudah selesai.

Kazuha memberikan tepuk tangan kepada sang puan; membuat gadis bersurai [h/c] itu bertanya.

"Kenapa tepuk tangan?"

"Hm? Kenapa? Ya karena musik ini cantik."

Jawaban dari Kazuha membuat sang musisi terdiam, melamun untuk sesaat sebelum berterimakasih kepada penonton tak diundangnya

"Ahaha, Makasih loh. Kupikir bakal kuno rasanya, soalnya itu musik lama."

Kazuha tak habis pikir dengan tanggapan sang puan.

"Bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu, haha. Bagaimana kalau kita main bersama?"

Mendengar ajakan tersebut membuat gadis itu terkejut, dia pikir penonton barunya tidak bisa bermain piano..

"Loh? Kamu bisa main?"

"Hahaha, bukannya ini adalah toko musik?"

Tanya Kazuha dengan polos, membuat sang gadis merasa bodoh dengan pertanyaannya sendiri.

Ia menghela nafas dan mengiyakan ajakan dari Kazuha yang cukup di luar nurul.

"Pfft.. okay, yuk. Kamu part dua, ya."

"Haha, siap."

"Oh, ya! Namamu siapa?"

"... Nama, ya?"

Kazuha tersenyum untuk kesekian kalinya, senyuman penuh arti ia tunjukkan pada gadis di hadapannya itu. Gerak gerik mulutnya mulai memberitahu nama dirinya sendiri.

"Kazu."

———————

↳ ꒰ aksjkajdjs ꒱ 02.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐍𝐎𝐒𝐓𝐀𝐋𝐆𝐈𝐂; 𝐒𝐡𝐲𝐦𝐩𝐡𝐨𝐧𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang