✧˖ °🐚✩°。⋆

27 4 0
                                    

Hari ini ialah hari tersial bagi Haechan. Mengapa? IA TERJEBAK DI LIFT YANG SAMA DENGAN MARK DAN ARIN.

Melihat ke arah belakang sama sahaja seperti melukai hatinya. Jujur, ia masih belum bisa melupakan Mark. Mereka sudah bersama selama 2 tahun. Dan Mark memutuskannya kerna ia sudah hilang perasaan dengan dirinya?

Lihat saja, ia akan pastikan jika nanti Mark akan datang merayu agar mereka kembali bersama dan di saat itu, Haechan akan mengatakan hal sama seperti yang Mark katakan padanya kemarin, 'aku sudah tidak mempunyai perasaan padamu.'

Ting

Ia keluar dengan langkah besar. Ia sangat membenci ketika mendengar atau melihat Arin dan Mark yang sedang bermesraan di belakangnya.

Hari ini Haechan sangat ingin membeli cincin. Walaupun Mark tidak dapat membelikannya untuk Haechan, Haechan masih juga dapat membelikan cincin untuk dirinya sendiri.

Namun ketika di lift, ia malah bertemu dengan kedua orang yang sudah ia senarai hitam di kehidupannya.

Haechan berjalan dengan langkah santai ketika ia sudah tiba di toko perhiasan. Ia melihat satu cincin yang sangat menarik perhatiannya.

Cincin itu mempunyai dua permata, biru dan putih. Sangat menarik perhatian. Ukirannya juga terlihat elegant.

Ia memanggil pekerja di sana untuk menjelaskan tentang cincin itu secara detail. Oh demi apapun! Ia sangat tertarik dengan cincin ini.

"Itu terlihat cocok dengan mu."

Haechan menoleh ke arah sampingnya, terdapat pemuda yang- eum, tampan? COGAN MAH JAN DISIA SIAIN.

"Oh, terima kasih. Apa kau mencari perhiasan untuk kekasihmu?"

Pemuda itu tertawa, Haechan mematung ketika melihat eyes smile dari pemuda itu.

"Tentu saja tidak, aku belum mempunyai kekasih. Namun aku ingin memberikan cincin itu untuk orang yang aku sayangi."

Jadi cowo yang berada di hadapannya ini belum mempunyai kekasih namun sudah ada yang mengisi hatinya? Ah, malang sungguh nasib seorang Seo Haechan. Padahal ia ingin mengajak pemuda itu berkenalan.

"Aku Jeno, Jung Jeno. Selamat berkenalan." Pemuda yang berada di sampingnya menghulurkan tangannya.

Wait, bukannya Jung itu marga si Mark sialan itu? Tapi bukan hanya satu orang yang mempunyai marga itu bukan? Bisa saja marga mereka sama.

Oke! Lupakan semua pikiran negatif mu Haechan! Mana mungkin cowo ganteng di hadapannya salah satu bahagian dari keluar Mark si jelek itu!

"Ini." Jeno dan Haechan menoleh ke arah petugas itu lalu mengambil paper bag yang diberikan oleh petugas itu.

Haechan masih belum mengetahui cincin yang mana telah Jeno pilih. Ia juga lupa dengan cincin yang sudah menarik perhatiannya sejak ia masuk ke toko itu.

Jeno mengajak Haechan untuk makan bersama di restaurant yang berada di mall itu.

"Kau ingin apa?" Soal Jeno namun atensinya masih setia pada menu. Haechan menggigit bibirnya melihat ketampanan Jeno.

'Tuhan! Ambil saja aku! Aku tidak sanggup terus terusan melihat wajah cowo ganteng seperti si Jeno ini!"

Jeno yang tidak dapat jawaban itu akhirnya menurunkan menu lalu mengalihkan atensinya kepada Haechan. Haechan yang ditatap tentu saja malu, ia sudah seperti ketahuan selingkuh sahaja.

"A- aku hanya mengikuti mu . . . Terserah kau saja ingin apa, aku tidak mood untuk makan."

"Ini."

Haechan menatap ke arah Jeno lalu paper bag yang diberi oleh Jeno kepadanya.

"Bukankah ini untuk orang yang kau sayangi?" Soal Haechan tetapi matanya masih tidak beralih dari paper bag itu.

Jika ditanya apakah ia penasaran akan isi di dalamnya, sudah pasti ia dengan lantangnya akan menjawab "IYA"

"Ambil sahaja. Aku tau kau lupa tentang ini." Haechan akhirnya mengambil lalu membuka paper bag itu.

Terdapat kotak cincin di dalam itu beserta surat.

Ia membuka surat itu lalu membacanya di dalam hati.

____________

Hai Haechan,

Aku tau kau melupakan cincin yang menarik perhatian mu ini. Kerna itu aku memberikan mu cincin ini. Aku harap kau bisa menjaganya sebaik mungkin. Anggap sahaja ini pemberianku kepada teman baru ku ini.

___________
Jung Jeno

_____________

Ini mah siapa saja yang tidak baper? Kalo dia terus terusan dikasi kado kek gini sama Jeno, pasti si Mark udah gaada di fikirannya.

"Makasih.."

Jeno tertawa melihat Haechan yang malu dengan pipinya yang memerah seperti tomat. Bisakah ia membawa Haechan pulang??!

'🌻

"Jeno, aku ingin pulang dahulu."

Jeno menoleh ke arah Haechan yang berada di sampingnya. Sekarang mereka sedang berada di tasik. Ingin menenangkan fikiran kata si Haechan.

"Yaudah, ayo aku antar." Haechan mengangguk lalu berjalan ke arah mobil Jeno.

Jarak tasik dan apartment Haechan tidak jauh dan tidak dekat. Hanya membutuhkan 14 menit untuk sampai.

"Makasih udah repot-repot antarkan aku." Jeno tersenyum dan eyes smile miliknya kembali muncul.

"Bentar, berikan hp mu." Jeno segera memberikan hpnya kepada Haechan.

"Ini, aku telah save nomorku di hp mu. Jika kau ingin mengajak ku keluar, kau bisa menghantar pesan kepada ku." Haechan memberikan hp itu kepada pemiliknya lalu tersenyum kepada Jeno.

Setelah itu, Haechan segera berjalan ke arah lift tanpa menoleh ke arah Jeno. Ia sangat malu. Mengapa ia begitu bodoh memberikan nomor ponselnya kepada orang yang baru sahaja ia kenal?

'🌻

Erreur Where stories live. Discover now