✧˖ °🐚✩°。⋆

11 3 0
                                    

Haechan bangun dari tidurnya ketika mendengar ponsel miliknya yang berada di sebelahnya berbunyi. Setelah melihat nama Jeno di layar, ia segera menggeser tombol hijau di layar ponsel miliknya itu.

"Halo..? Maaf, aku baru bangun.. tadi aku abis keluar bareng temanku.." Haechan bersuara dengan suara seraknya.

"Haha, tidak apa-apa. Maaf menganggumu, tapi aku berniat ingin mengajakmu keluar malam ini. Bagaimana??" Haechan terdiam memikirkan tawaran yang diberikan oleh Jeno.

"Baiklah."

"Siap-siap yah, pangeran meluncur!!" Haechan ketawa lalu memutuskan talian itu.

Haechan bangun dari kasurnya lalu berjalan kearah kamar mandi yang berada di sebelah kamar miliknya.

Setelah selesai mandi, ia segera bersiap sebelum Jeno sampai di apartmentnya.

Ting Tong!!
(fak ketawa buanged gweh)

Haechan berjalan kearah pintu lalu membukanya. "Ayo!!"

Jeno terpaku melihat Haechan. Manis, sangat manis. Ia menginginkan Haechan untuk menjadi miliknya.

Haechan bingung kerna Jeno hanya menatap dirinya daritadi dan tidak memberikan respons kepadanya.

"Jen??" Haechan melambai dihadapan wajah Jeno.

Jeno yang tersedar segera berjalan meninggalkan Haechan yang masih kebingunan. "Kenapa sih?? Aku jelek ya??" Tanya Haechan kepada dirinya sendiri.

Tidak ada yang membuka suara di dalam mobil. Hening menemani mereka. Haechan yang tidak tahan dengan suasana seperti ini akhirnya membuka suara.

"Kita ingin kemana??" Jeno menatap Haechan sekilas lalu tersenyum.

"Aku ingin membawa kau kerumahku. Orang tuaku ingin berkenalan denganmu." Haechan yang mendengar itu membulatkan matanya.

'Fuck??! Aku bahkan tidak mengenali orang tuanya, bagaimana mereka bisa mengajakku kesana??!'

'🌻

Mobil milik Jeno masuk ke perkarangan rumah milik keluarganya. Jantung Haechan berdegup laju ketika Jeno mengajaknya untuk masuk.

'Huh, tenang Haechan!! Orang tuanya tidak akan memakanmu kok!!'

Haechan berjalan berdampingan dengan Jeno kearah meja makan. Empat orang disana melihat kearah mereka berdua yang baru sahaja tiba.

"Haechan??!"

"Mark??!"

Haechan dan Mark terpaku. Mereka tidak menyangka jika mereka akan bertemu malam ini di pertemuan keluarga Jung.

"Kalian sudah saling kenal??" Jeno bingung dengan hubungan Haechan dan kakaknya.

"Hah.. kami.. dulu kami sering bertemu di sekolah.. hanya itu.." Boong.

Jeno ber-oh lalu mengajak Haechan untuk duduk di sebelahnya. Di hadapan Haechan, Arin memandangnya dengan tatapan tajam.

"Tch."

Suara tapak kaki yang mendekat mengalihkan perhatian mereka kearah suara tersebut.

"Maaf, tadi jalannya macet."

Pria tadi duduk di samping kanan Haechan. "Manis sekali, namamu siapa cantik??"

Haechan yang mendengar itu tersipu malu. "Haechan.."

"Aku sungchan, mau menjadi pacarku??" Jeno yang sedari tadi memerhatikan mereka menegur tindakan Sungchan.

"Ga asik!!"

Jaehyun dan Taeyong alias orang tua kepada mereka bertiga hanya menggelengkan kepala melihat si bungsu.

"Haechan, hubungan kamu dan Jeno apa nak??" Mark mengalihkan perhatiannya, perasaan ingin tahu muncul ketika mendengar soalan itu.

"Kami hanya teman." Jawab Haechan singkat. Jeno mengangguk dengan senyum yang tak luput dari wajahnya.

"Oh, kenapa temannya diajak kesini?? Kenapa tidak kekasihmu saja??" Sindir Arin.

'Bacot lo tai' Haechan hanya tersenyum kearah Arin dan Mark.

"Tidak ada yang ngelarang." Balas Jeno cuek.

Sejujurnya, ia tidak terlalu suka dengan kekasih kakaknya itu. Menurutnya, kekasih kakaknya itu sangat.. yah sangat minus itunya.
ytta eaa belsyandaa

Makan malam itu dipenuhi dengan obrolan random mereka. Sungchan yang terus-terusan memberikan Haechan soalan dan tatapan Mark dan Arin kepadanya membuatkan Haechan ingin segera pergi dari sana.

'Tuhan, bawa aku pulang plis..'

'🌻

Haechan memandang layar ponselnya. Sekarang ia sedang rebahan sambil mengstalk ig milik Mark menggunakan akunnya yang lain.

"Cielah, pacaran ni cieee."

"Jelek banget, kok bisa gue naksir sama dia yah??"

"Ihh lucunyaaaaa. Ini Jeno pas umur berapa yah??"

Sedang asik ia mengstalk akun mantannya, tiba-tiba notif yang muncul di layar mengalih perhatiannya.

Ia membuka notif tersebut.

'Jangan caper ke keluarganya. Kalo udah dibuang, terima aja nasibnya.'

"BEJIR?? APASIH. GAJE BANGET FAK. FIKS SI ARIN ENIMAH." Haechan membalas

'Yang caper siapa yah?? Elo kali.'

Haechan membuang ponselnya ke samping. Ia memilih untuk tidur dan melupakan notif dari orang tadi.

Ting

"Aelah gue mau bobok anjir. Stop chat artis bisa ga!!"

Haechan mengambil ponselnya. Ketika melihat nama Jeno, ia tersenyum lalu mengangkat video call dari Jeno.

"Lagi apa??"

"Tadi udah mau bobok, tapi kamu nelpon. Gajadi deh.." Jeno tertawa melihat raut wajah Haechan yang sedih.

"Maaf. Kirain lagi.."

"Lagi apa??"

Jeno menggeleng sambil tersenyum.."Yaudan aku matiin ya."
Haechan hanya mengangguk lalu kembali mencuba untuk memejamkan matanya.

"Aneh."

'🌻

mian cingkat aj.. ide nya ilang.. EH KALIAN TAU GA KENAPA TELEKU DIBAN?? kan kemarin aku lagi chat sm temenku trus batiba logout, katanya nomornya udah diban. Watefak bgt kan??

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Erreur Where stories live. Discover now