40. TAK BISA BERKATA-KATA

458 35 5
                                    

"Kenapa kau datang kemari?!" tajam Darwin Alamsyah saat bertatap muka dengan Renata Azmi. Rupanya selama ini ayahnya yang menculik Ayu Azmi dan entah seperti apa keadaannya saat ini. "Benar-benar pantas mati ayahmu, Renata Azmi!" batin Darwin Alamsyah menatap ngeri ke arah Renata Azmi.

"Aku tidak tahu, Darwin. Aku dipaksa Papa datang kesini lantaran Andini Putri dan kau adalah temanku kata beliau. Maaf jika kedatanganku tidak membuatmu bahagia. Aku akan pulang sekarang juga. Lagipula memang tidak ada manfaatnya aku datang kemari, bukan?" Renata Azmi berucap pelan.

"Tidak perlu. Kau disini saja menunggu panggilan dariku!" Darwin Alamsyah berseru dan setelahnya duduk di sisi Andini Putri menghadapi para pers.

"Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit, Tuan Darwin. Apakah acaranya bisa dimulai?" tanya salah satu wartawan cemas sebab mimik muka Darwin tidak baik-baik saja dan tampak menyeramkan.

"Silahkan!" jawab Darwin Alamsyah berusaha tenang.

Andini Putri yang ada di sebelah Darwin merasakan akan ada firasat buruk. Tangan mungilnya terulur dan memegang tangan Darwin membuat pria itu kaget lantaran pikirannya masih fokus tentang Ayu Azmi yang masih hidup. "Darwin, kau baik-baik saja?" tanya Andini Putri gemetar melihat aura menyeramkan dari wajah Darwin Alamsyah.

"Apa kau tidak melihat?! Aku baik-baik saja, Andini Putri." Darwin berucap tegas dan tajam berbeda dengan tadi yang lembut dan penuh sayang menatap Andini Putri.

"Ada apa ini?! Kenapa sikap Darwin Alamsyah berubah?" batin Andini tidak menginginkan acara perkenalan ini lagi. Dirinya terlalu takut akan hal yang mungkin saja bisa merusak mental dan hatinya.

"Baiklah. Apakah Anda akan bertunangan dengan Nona Renata Azmi, Tuan Darwin? Kalau boleh tahu siapa Nona ini?! Saya lihat tadi Anda begitu memperhatikannya tanpa memandang kami semua yang terus merekam." Salah satu wartawan mulai mengajukan pertanyaan.

"Ya! Dan tatapan mata Anda saat mencium Nona di sebelah Anda begitu intim dan penuh cinta. Apakah ada hubungan khusus antara Anda dan Nona Andini Putri, Tuan Darwin? Saya tahu namanya dari salah satu karyawan di perusahaan ini." Wartawan yang satunya lagi menimpali.

"Dia memang Andini Putri. Gadis yang diangkat oleh Kakek untuk menjadi keluarga Alamsyah. Namanya bisa dibilang Andini Putri Alamsyah. Masalah sayang dan cinta memang ya! Saya sangat menyayangi dan mencintainya. Akan tetapi untuk calon istri, di hatiku hanya ada Renata Azmi. Dialah calon istriku yang sesungguhnya dan bukan Andini Putri. Saya mengadakan pers ini bertujuan untuk memperkenalkan Andini Putri secara langsung sebagai anggota keluarga. Sedangkan Renata Azmi sebagai calon istri yang akan saya nikahi besok. Tanpa ada pertunangan atau apapun!" Tanpa ekspresi Darwin menjawab pertanyaan wartawan dan itu membuat semua orang bingung.

"Darwin, Kau?! Bukankah ini adalah acara untuk memperkenalkan aku pada semua orang? Kenapa jadi seperti --"

"Aku memang memperkenalkan mu pada semua orang, bukan? Jadi tenang," jawab Darwin tanpa melihat ke arah Andini Putri.

"Ya, tapi kau memperkenalkanku sebagai anggota keluargamu, Darwin. Bukan sebagai--"

"Apa kau pikir aku akan mengakui kau di hadapan semua orang sebagai kekasihku?! Jangan mimpi! Aku bersamamu karena paksaan dari Kakek, Andini Putri. Tidak lebih. Sebaiknya sebagai burung gagak, tetaplah menjadi burung gagak dan jangan bermimpi menjadi burung cendrawasih. Aku lelah selama ini kau tekan, paksa dan berbagai hal hingga membuat kakekku marah padaku dan sakit. Ini adalah jawaban atas sikap keras kepalamu selama ini. Jadi ... daripada aku permalukan disini lebih baik kau diam!" marah Darwin bagai tusukan belati menghujam hati Andini Putri. Benarkah selama ini dirinya menekan perasaan Darwin?! Bodohnya, dirinya tidak menyadarinya?!

RINTIHAN BERBALUT LUKA (21+)Where stories live. Discover now