Part 1

68 4 1
                                    

Pagi yang menyenangkan untuk memulai hari yang baru. Walau aku menggunakan kursi roda ini aku tidak pernah menyusahkan keluargaku.

"Ayo Cath, nanti kamu terlambat." Kata mama.

"Iya ma." Kataku melanjutkan sarapan. Aku bahagia memiliki keluarga yang menyayangiku. Walaupun kadang harus kesepian karena tidak punya teman saat mama dan papa ku berangkat kerja.

"Hari ini kamu berangkat ke sekolah yang baru." Kata papa.

"Ah tidak terasa, kau sudah SMA ya. Kau tau dulu zaman mama SMA adalah zaman paling menyenangkan. Banyak yang mendekati mama." Kata mama dan aku tersenyum masam. Mana ada yang mau mendekatiku.

"Wah, banyak ya yang mendekatimu ?" Kata papa berusaha mencairkan suasana. Papa is the best.

"Eh, mmm...... sudahlah kau harus berangkat ke kantor dan Cath harus ke sekolah." Kata mama gugup.

"Kali ini kau bebas, tapi tidak nanti." Kata Papa.

"Papa, ayo nanti aku terlambat." Kataku.

"Iya, sudah tidak sabar ya bertemu cowok tampan ?" Kata papa.

"Apaan sih pa." Kataku. Papa langsung mendorong kursi rodaku ke halaman. Aku langsung naik mobil. Walaupun aku memakai kursi roda aku tetap bisa berdiri hanya saja susah saat melangkah.

"Jangan bengong, semua akan baik-baik saja. Nanti jika terjadi sesuatu bilang papa. Papa tau di sekolah kamu yang lama kamu selalu di bully kan. Papa percaya saat masa SMA ini akan menjadi hal terbaik di hidupmu." Kata papa. Darimana dia tau selama SD sampai SMP aku di bully. Sudahlah.

"Nak, kita sudah sampai di sekolah barumu." Kata papa.

"Iya pah." Kataku lemas. International Saphire High School. Sekolah baruku, semoga hari ini menjadi menyenangkan.

"Ayo." Kata papa dengan senyum lebarnya. Akupun membalasnya dengan tersenyum lebar juga agar tidak membuatnya khawatir.

"Ayo." Kataku. Aku memegang tangan papa, berdiri dan langsung duduk kursi rodaku.

Papa langsung mendorong kursi rodaku ke depan gerbang sekolah.

"Disini aja pah, aku bisa sendiri kok." Kataku.

"Benarkah ?" Kata papa.

"Iya." Kataku.

"Papa akan mengantarmu ke sebelah bangku kosong itu." Kata papa dan langsung mendorong kursi rodaku ke tempat yang papa bilang.

"Makasih pa." Kataku.

"Sipp,inget kalau ada apa-apa bilang papa ya." Kata papa dan aku mengangguk. Aku memang sengaja tidak ingin ditemani pedamping atau suster.

"Ya, bye." Kata papa sambil melangkah ke pintu gerbang dan sosok papa hilang saat dia berbelok menuju tempat parkir. Aku langsung mengamati sekitar. Sepi. Apakah hari ini masih libur ? Batinku. Mungkin ini masih terlalu pagi. Sekolah ini sangat megah dan luas dari pertama kali aku masuk design-nya sangat mengagumkan. Aku langsung memutar roda di kursi rodaku menghadap ke lapangan bola basket.

"Apakah tidak sulit membuat kursi roda itu bergerak sendiri dengan tangan kecilmu itu" Tanya seseorang dan aku berbalik. Apa dia bilang tanganku kecil. Walaupun aku memakai kursi roda tubuhku tetap seperti yang lain hanya kakiku yang lemah tapi tidak mengecil. Batinku.

"Tidak,jika sudah terbiasa." Kataku langsung dan dia mengulurkan tangannya.

"Albert." Katanya.

"Catherinne." Kataku sambil membalas jabatan tangannya. Baru kusadari jika dia laki-laki. Aku memang tidak terlalu suka memperhatikan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dreamer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang