15. Kasus Siluman Kucing (2)

68 14 0
                                    

Padahal sejak berjam-jam yang lalu dua orang bertudung itu terus mengamati desa, tapi apa yang dicari tak kunjung menampakkan batang hidung sekalipun. Hyun Soo justru jadi lebih banyak menghabiskan waktu dengan mencoba makanan lokal sembari melakukan pengamatan.

Tak jauh dari tempatnya berada, Jung Soo sudah tak tahan lagi. Jelas, jika sudah begini rencana mereka dapat dipastikan gagal. Sambil berjalan menghampiri Hyun Soo, dia singkirkan kain penutup wajah yang dikenakan. “Siluman itu tidak akan datang. Kemungkinan dia tahu kalau kita sedang mengincarnya.” Ucap Jung Soo.

Mata Hyun Soo menoleh, dia mendongak sedikit ke arah Jung Soo. “Sabarlah sedikit. Mungkin sebentar lagi dia muncul.” Ucapnya sembari mendecak.

“Sabar? Kita hanya membuang-buang waktu sejak tadi.” Jung Soo kelewat bosan.

Berbicara dengan Jung Soo tampaknya memang bukanlah hal yang bisa Hyun Soo lakukan setiap saat. Entah mengapa perasaan emosi dan kesal selalu dia rasakan kala beradu mulut dengan laki-laki itu. Sambil beranjak dari duduknya, Hyun Soo menatap Jung Soo sejenak. “Kau selalu saja merusak suasana hatiku. Sudahlah! Sebaiknya kita mencari secara terpisah. Kurasa itu akan lebih baik.”

“Tapi—” Jung Soo hendak membalas, namun Hyun Soo malah menghiraukannya. Tak peduli dengan apa yang ingin Jung Soo katakan, Hyun Soo memilik untuk tetap masa bodoh.

“Hyun Soo!” Panggil Jung Soo kembali. Gadis berpakaian putih itu menghentikan langkahnya dan menoleh malas. Segera Jung Soo berlari kecil menghampiri Hyun Soo yang masih enggan berbicara. Dia terlihat mengeluarkan sebuah kantung kecil dari pakaiannya lalu mengisi kantung tersebut dengan sedikit esensi miliknya. Hyun Soo hanya terdiam di tempat sambil memerhatikan.

“Bawa ini bersamamu. Kalau ada sesuatu yang buruk terjadi, remas saja kantung itu. Maka aku akan langsung datang.” Jung Soo berikan kantung berisi esensi manusianya kepada Hyun Soo.

Yang diberi tampak menurut. Setelah menyimpan kantung itu, Hyun Soo langsung berlalu pergi. Masih di tempatnya berdiri, Jung Soo hanya dapat menatap kepergian Hyun Soo dengan wajah ragu. Tak dapat dipungkiri bahwa dia sebenarnya agak merasa khawatir. Yah ... Bukan apa-apa. Melihat dari kemampuan ilmu spiritual Hyun Soo yang tidak cukup tinggi. Tak salah bukan, kalau Jung Soo sedikit khawatir?

.
.
.

Pasar desa tampak ramai dengan banyak pedagang berjualan di pinggir jalan. Sambil terus melakukan pencarian, Hyun Soo perhatikan kios-kios yang ada di sekelilingnya.

“Nona! Apa anda sedang mencari sesuatu?”

Langkah Hyun Soo seketika terhenti ketika mendengar suara seseorang bertanya saat dia lewat. Kepalanya secara otomatis menoleh, dia pun mendapati seorang pria dengan kain penutup di separuh wajahnya sedang duduk sendirian. Terlihat sangat misterius. Namun kala Hyun Soo amati barang-barang yang ada di atas mejanya, bisa disimpulkan kalau dia adalah seorang peramal.

Hyun Soo jadi tertarik. Pasalnya pertanyaan peramal itu benar. “Tuan peramal, benar, ‘kan?” Tanyanya memastikan.

“Aku melihat keinginan besar di balik langkahmu.” Kata peramal itu. Hyun Soo tersenyum kecil saat mendengarnya.

“Apa kau ingin diramal?”

Gadis itu berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan anggukkan kepala pelan. “Tentu.” Jawab dia apa adanya.

“Mendekatlah. Biar aku lihat telapak tanganmu.” Pinta sang peramal. Hyun Soo pun bergegas mendekat kemudian menunjukkan telapak tangan kanannya pada sang peramal.

Beberapa detik setelah tangannya disentuh, yang Hyun Soo rasakan adalah tubuhnya seakan terkunci. Dia mendadak tak bisa berbuat apa-apa selain membeku di tempat. Wajahnya tampak menegang. Dua pasang mata itu pun akhirnya saling menatap satu sama lain. Si peramal terlihat mendongak dengan mata yang merah dan tajam layaknya seekor kucing.

Siluman kucing! Batin Hyun Soo. Sial sekali. Di saat seperti ini malah dia yang masuk perangkap lawan.

Tak butuh waktu lama, siluman kucing membawa kabur Hyun Soo dengan wujud asap hitam khas bangsa siluman. Tapi, sebelum gadis itu dibawa pergi, kantung berisi buah anggur yang semula tergantung di pakaian Hyun Soo tak sengaja jatuh dari tempatnya.

+×+

Pohon abadi di taman langit terlihat mulai bermekaran setelah seribu tahun mengering

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pohon abadi di taman langit terlihat mulai bermekaran setelah seribu tahun mengering. Di samping pondok pengasingan, pandangan Soobin tak bisa lepas sama sekali dari pohon itu. Senyum perlahan terukir di sudut bibir kirinya. Pertanda yang baik sudah muncul. Soobin terlihat menggerakkan tangannya untuk memberi asupan energi pada pohon abadi.

“Aku sudah menduga kau pasti ada di sini!”

Kepala Soobin seketika menoleh. Dia menghentikan aktivitasnya sejenak untuk melihat siapa gerangan yang datang. “Dewa Laut? Sepertinya anda menemukanku lagi di sini.” Soobin tersenyum menatap salah satu Dewa senior di istana langit itu. Dengan kumis putih panjang serta pakaian berwarna biru khas ciri penguasa laut.

“Esensi Dewi Eun Jung telah membangkitkan kembali naga emas putih dari reinkarnasi. Itu berarti roh langitnya sudah mulai bangkit, bukan?”

Yang ditanya terlihat memalingkan pandangan ke arah pohon abadi yang kini tampak tertiup angin. Mengakibatkan dedaunan berwarna kekuningan beterbangan ke daerah di sekitarnya. “Aku harap begitu.” Balasnya masih dengan senyum penuh harapan di wajah.

Namun, sedetik kemudian, ingatannya memutar kembali kejadian sepuluh ribu tahun lalu. Hati Soobin mulai dipenuhi rasa khawatir dan keraguan. Senyum di bibirnya perlahan mulai menghilang. Ketika perang langit berlangsung, di saat itulah dia melihat adik tersayangnya mengorbankan diri. Demi ketentraman tiga alam. Penantian panjang ini seharusnya berbuah manis, bukan?

~~~

Jung Soo memutar arah kala merasa hatinya gundah memikirkan adik seperguruannya. Rasanya seperti ada yang mengganjal, dia tidak yakin jika harus membiarkan Hyun Soo mencari siluman kucing sendiri tanpa dirinya.

“Seharusnya dia masih ada di sekitar sini.” Gumam Jung Soo. Dia berjalan ke sana ke mari, menatap sekitar penuh teliti untuk mencari keberadaan Hyun Soo.

Di tengah-tengah perjalanan, Jung Soo tak sengaja melihat sesuatu yang tak asing menurutnya. Dari atas tanah, sebuah kantung anggur bermotif bunga persik diambil. Kekhawatiran Jung Soo semakin menjadi karena kebetulan yang sejak tadi mengganggu benaknya seperti telah memunculkan tanda-tanda.

Beberapa saat termenung, seseorang seakan sedang mencoba menghancurkan Jung Soo dari dalam. Ini adalah bentuk reaksi apabila ada yang menghancurkan esensi manusianya, maka dia akan merasakan reaksi seperti tubuh sedang diremukkan perlahan-lahan.

Mata Jung Soo terbelalak seketika. “Hyun Soo!” Pekiknya. Dia pun berlari sekuat tenaga mengikuti kemana jejak esensinya yang telah dihancurkan itu berasal.

















-TBC-

SACRIFICE [TXT]✓Where stories live. Discover now