26. Cinta?‼️

108 10 1
                                    

Under 16 y.o dimohon kebijakannya membaca chap ini ya😀

















Berhari-hari Jihye tinggal di pulau tanpa nama untuk melakukan pengobatan, semakin dalam pula dia mengenal Beomgyu. Usai sekitar satu bulan berada di tempat yang sama, sikap-sikap yang sebelumnya tidak pernah Beomgyu tunjukan pada orang lain secara perlahan terealisasi. Tidak mau bersikap munafik, rasa nyaman di benak Jihye pada Beomgyu juga tanpa sadar mulai muncul.

Tok tok tok

“Masuk saja!”

Grek

Langit tampak menggelap diikuti matahari yang tenggelam bersama sinarnya. Jihye baru saja selesai membaca buku cerita di kamar namun tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Saat diamati dari tempat duduk, rupanya itu adalah Gongju.

“Oh? Gongju? Ada apa?” Tanya Jihye. Dia dan Gongju juga telah saling mengenal satu sama lain. Apalagi pria itu adalah pengawal setia Beomgyu yang sering keluar masuk pulau entah kemana.

Gongju tersenyum ramah kemudian memberi semangkuk bubur kepada Jihye. “Makan malam ini.” Ucapnya membalas.

Jihye pun segera menerima bubur itu. “Ehm ...” Dia bergumam sembari mengangguk. “Beomgyu ...?”

Yang bersangkutan bahkan belum selesai bicara tapi Gongju bisa langsung tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Jihye. “Ah, tuan ada di kamarnya.” Beritahu Gongju.

Sontak ekspresi di wajah Jihye berubah secara singkat. “Baiklah.” Dia mengangguk mengerti.

Setelahnya Gongju pamit pergi dan tinggalah Jihye di kamar sendiri. Dia memang tidak ada niatan untuk makan malam, dan memilih berkunjung ke kamar Beomgyu karena merasa bosan.

Dengan gerakan terburu-buru gadis itu mengambil dua gelas arak yang ada di lemari kamarnya. “Bagaimana kalau kuajak dia minum saja?” Sebuah ide terlintas secara tiba-tiba saat Jihye sedang berjalan menuju kediaman Beomgyu.

Grek

“Beom—” Mulutnya seakan ditahan kala melihat pemandangan yang kini ada di depan mata. Jihye tak bisa berhenti mengedip berulang kali saat menyaksikan Beomgyu yang sedang memandangi bulan dengan pakaian sedikit terbuka di bagian atas. Membuat jantung Jihye seketika berdegup kencang dan tanpa sebab gugup sendiri. Dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai tanpa menggunakan tusuk rambut seperti layaknya orang-orang. Beomgyu lebih terlihat seperti boneka hidup berparas menawan dengan perawakan sempurna.

“Kau jadi semakin berani, ya?” Sindir Beomgyu. Di dekat jendela kamar, dia berdiri menghadap ke arah Jihye yang baru datang.

“Aku membawa arak!” Jihye berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia angkat dua botol arak di tangannya lalu berlari kecil menghampiri Beomgyu seolah tak ada apa-apa. Jihye tersenyum ragu. “Kupikir kau belum mau tidur. Jadi aku ingin mengajakmu minum sebentar.” Percakapan ini terasa kaku, tidak tahu kenapa.

Beomgyu sebenarnya menyadari gerak-gerik aneh Jihye namun dia hanya menyunggingkan senyum puas. “Aku memang belum mau tidur. Kalau begitu ke mari.” Katanya hendak menuntun Jihye duduk ke bangku pertemuan yang ada di dalam kamar namun mendadak dia teringat sesuatu.

Pergerakan Beomgyu yang berhenti secara tiba-tiba itu berhasil mengundang raut wajah bingung Jihye yang melihatnya. “Ada apa?” Tanyanya polos.

Beomgyu menarik senyum miring dengan ekspresi seperti ada kekhawatiran di wajah. “Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau akan pergi bukan?”

“Oh?” Jihye merasa tidak tahu harus menjawab apa.

Beomgyu memutar langkah kembali lalu memandang ke arah luar jendela. “Jadi, arak ini adalah tanda perpisahanmu?” Dia bertanya. Padahal Beomgyu sama sekali tidak pernah menunjukkan ekspresi sedih selama mereka bersama di pulau. Dan ini adalah kali pertama Jihye melihat wajah itu.

SACRIFICE [TXT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang