Ujung Semenanjung - 00

3.2K 435 70
                                    

Memiliki orang tua yang keduanya berperilaku bak antagonis kisah azab dan entah ke mana saja rimbanya, membuat Siwi Hasta Harini sudah terbiasa sendiri dan tidak lagi menganggap mereka ada.

Lantas bagi Gunawan Haribowo, dirinya yang terbiasa berkawan sepi sudah menduga jika akan berada pada fase hidup di mana dia menganggap pernikahan adalah sebuah kebutuhan.

Keduanya sama. Sama-sama dua orang dewasa biasa yang butuh afeksi, tempat menyandar, tempat pulang, juga tempat berbagi hasrat.

Siwi pada akhir 20an-nya bertemu dan ternyata membutuhkan Gunawan yang pengasih dengan caranya yang sederhana serta tidak neko-neko.

Gunawan pada akhir 30an-nya bertemu dan ternyata membutuhkan Siwi yang simpel dan tidak banyak menuntut.

Jadi, sempurna, kan?

Namun, kata sempurna yang mereka duga di awal ikatan itu sudah mereka buang jauh-jauh pada tahun ke enam.

Seperti yang banyak orang bilang; manusia itu serakus-rakusnya makhluk.

Bagai berada di ujung semenanjung, tinggal menunggu angin menerbangkan dan membuatnya tenggelam.

"Kamu pikir aku ada di sini buatmu? Lebih baik aku tidur di ranjangnya pelacur ketimbang di sampingmu, Wi. Aku udah pergi dan buang kamu dari jauh-jauh hari kalau bukan karena Awa."

"Bukannya udah? Siapa Wening Wulandari kalau bukan gundiknya Gunawan Haribowo?"














Cerita baru!
Karena Kala Meraki udah terjadwal dan aku kangeeeen nulis dan update sering2 di sini, jadilah aku unggah cerita ini sebagai selingan selama update di pf sebelah. Hehe.

Maafkan karena lagi-lagi aku harus menggantung Ji, Ro, Lu, Linu (aku merasa belum puas dgn naskah awal sedangkan belum ada ide yg mampir buat ceritanya)

Dan ... Yup, lagi-lagi tentang marriage life—agegap—drama.

Kenapa sih Elop gitu-gitu mulu novelnya?
Y-yaaa, karena aku suka dan enjoy, anggap aja ciri khas. Xixixi.

Selamat membaca dan mengikuti!

Ujung SemenanjungWhere stories live. Discover now