Chapter 18 | HUT RI

742 37 4
                                    

Hai! Akhirnya saya update lagi cerita ini. Maaf ya jarang update. Sibuk kerja dan lagi kurang enak badan. Semoga kalian tetap suka ya! Dan makin tertarik buat baca!
Tetap dukung dengan vote dan komen ya! Terimakasih!

***

Minggu pagi ini mereka awali dengan penuh kebahagiaan. Setelah selesai sarapan mereka memutuskan untuk jogging pagi ke alun-alun kota, sudah lama mereka tidak jogging bersama saat minggu pagi seperti ini.

Sesampainya di Lapangan Ahmad Yani, mereka langsung berlari santai. Namun tanpa mereka sadari, ibu-ibu dan remaja putri banyak yang memandangi mereka berdua. 2 pria maskulin dan tampan sedang lewat di depan mata mereka, sungguh pemandangan yang sangat sulit untuk dihindari. Bahkan ada yang sampai kena tegur suaminya.

Nathan yang cukup peka itu hanya bisa mendumel dalam hatinya, 'Itu tente-tante dan emak-emak matanya genit banget! Sudah ada anak dan suami pun masih sempat-sempatnya melirik laki-laki lain.' Cebik Nathan.

Setelah merasa lelah dengan lari, push up dan pull up, mereka memutuskan untung pulang.

"Ayo dek kita pulang." Ajak Bagas.

"Iya kak. Sudah ngos-ngosan nih."

Selama dijalan pulang Nathan sudah kesulitan untuk duduk dengan nyaman, aroma tubuh Bagas yang menguar kuat sehabis olahraga adalah zat adiktif yang sangat memabukkan untuknya. Ingin sekali rasanya melingkarkan tangannya ke tubuh Bagas dan memeluknya sampai puas. Namun pastinya Nathan takkan pernah merasa puas kalau hal tersebut tentang Bagas.

Sesampainya di rumah mereka beristirahat sejenak sembari mengeringkan keringat yang sudah membasahi tubuh mereka, apalagi mata Nathan terfokus pada jiplakan puting Bagas di kaosnya yang penuh keringat itu. Dan tak ingin pikiran mesumnya kepergok kakaknya, Nathan pun langsung pergi mandi terlebih dahulu.

Saat menjelang siang, teman-teman Nathan datang untuk mengajaknya main. Dan mereka pergi, tersisa Bagas sendirian di rumah. Ia lalu mengambil foto mereka semalam. Lalu mencari buku hariannya. Menuliskan momen-momen penting yang sudah mereka lewati bersama di atas kertas itu. Dan setelah selesai ia menempelkan foto itu di sana. Menjadikan memori yang akan selalu bisa Bagas kenang saat mereka mempunyai kehidupan masing-masing kelak.

"Walau nanti kita sudah punya kehidupan sendiri-sendiri nantinya, kamu tetap akan menjadi adik dan karunia paling berharga yang ada di hidup kakak Nath." Ucap Bagas lirih.

-

-

Bulan berlalu dengan cepat, hubungan antara Bagas dan Nathan juga masih berjalan lancar dan adem ayem seperti biasanya. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama dengan nge-gym, jogging pagi atau sore bersama. Walau dengan kesibukan mereka masing-masing, namun mereka sudah bisa saling mengerti.

Dan tak terasa bulan sudah memasuki bulan Agustus. Pak kades sudah membuat kesepakatan dengan warga akan mengadakan acara 17-an dalam rangka hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-60 tahun. Warga pun turut senang karena tahun ini akan lebih banyak lomba dari tahun-tahun sebelumnya. Dan tentunya akan ada lebih banyak hadiah juga yang di siapkan panitia.

Para warga saling gotong-royong untuk membuat keperluan lomba. Lomba yang akan di adakan nanti mulai dari makan kerupuk, memasukan paku dalam botol, balap kelereng, lari estafet, joget balon, panjat pinang, sepak bola pria tapi harus mengenakan daster, tarik tambang, balap karung, mengambil koin, menangkap itik, sepak takraw, bola voli, merias wajah dengan mata tertutup dan untuk hiburannya akan ada orgen tunggal serta atraksi kuda lumping.

Bendera dan persiapan lapangan pun sudah hampir rampung. Tenda dan panggung untuk para juri menilai juga sudah siap. Pernak-pernik hiasan bertema merah putih pun sudah banyak terpasang di penjuru desa.

The Secret || RahasiaWhere stories live. Discover now