37. Search

561 115 13
                                    

Tak bisa dipungkiri tiap pasang mata kini menatap keberadaannya. Tak terkecuali dengan sang satpam yang kini menyipitkan matanya.

Menatap penuh curiga pada sosok pria di depannya.

"Kau..."

Daejoon masih tak berekspresi begitu sosok berseragam itu mulai mendekat.

"Kim Daejoon? Itu kau kan? Selain pengedar narkoba kau juga melakukan kekerasan pada—"

DUGHH!

Satu bogeman mentah berhasil Daejoon layangkan pada sang satpam. Sorot matanya yang tajam kini menatap nyala pada siapapun yang ingin mendekatinya. Pria berseragam tadi memegangi perutnya, ulu hatinya seketika nyeri akibat pukulan yang Daejoon lemparkan padanya.

Perlawanan tadi menyita perhatian banyak orang, pria-pria di sana sontak mendekat ingin menolong sang satpam yang tersungkur. Mereka satu persatu maju menghadapi Daejoon dengan cara membalasnya dengan pukulan. Sehingga tak bisa dihindari aksi baku hantam terjadi di lobi rumah sakit tersebut.

Suara jeritan dan juga suara  jatuh menghiasi di sana. Jennie yang mendengar hal tersebut lantas  memejamkan matanya dari balik pintu ruangan khusus staff tersebut. Jantungnya berdebar kencang tiap kali ringisan itu menyapa gendang telinganya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Suara pukulan yang menghantam tulang itu terasa begitu kuat hingga Jennie dapat ikut  merasakan kesakitan yang ditimbulkan oleh Daejoon.

Diliriknya keadaan di luar ruangan staff, tampak jika Daejoon membabi buta. Orang-orang yang tadi ingin membantu satpam kini telah tumbang. Meringkuk di lantai dengan tubuh dialiri rasa nyeri dan darah yang menetes.

Tidak.

Ia tak tega melihat semua ini.

Ini semua salahnya.

Orang-orang itu tak bersalah, mereka tak pantas untuk menerima siksaan yang Daejoon lakukan.

CTASSH!!

Jennie seketika membelalakkan matanya, ia terkejut saat Daejoon mengeluarkan pisau lipat yang disembunyikan pada balik sakunya. Pria itu hendak menancapkannya pada pria yang berada di bawahnya.

Ya, Daejoon lagi-lagi berhasil membuat seorang pria lemah tak berdaya di bawah kakinya.

"J-jangan—"

"Nyonya? Apa yang anda lakukan di situ? Ayo ikut saya. Kita pergi dari sini!" suara khawatir Jihyeon seketika mengejutkan Jennie yang tengah mengintip keadaan di luar.

Gadis itu telah  mengemasi barang-barangnya ke dalam ransel di punggungnya.

Ia berniat membawa Jennie keluar dari rumah sakit ini. Tempat ini sudah tidak aman, pikirnya.

"Dia menghajar orang-orang di luar sana. Dia menyakiti mereka semua. Ini tidak bisa dibiarkan, mereka tak bersalah. Ini semua karena aku, sehingga mereka yang tak bersalah menjadi menderita."

"Tidak nyonya. Anda tidak boleh berbicara seperti itu. Ayo kita pergi dari sini, sebelum dia mengetahui keberadaan kita!"

"T-tapi orang-orang itu—"

"Jangan khawatirkan mereka! Cepat atau lambat pasti bantuan akan datang. Ayo kita pergi!"

Dan tepat setelah mengatakan hal tersebut, Jihyeon segera menarik lengan Jennie. Membawanya berlari dan keluar rumah sakit melalui ruangan khusus staff.

Di sisi lain, Daejoon yang kalut dengan amarahnya dan hampir menancapkan pisau pada pria di bawahnya ini harus tertahan karena bunyi sirine mobil polisi terdengar menyapanya.

With YouWhere stories live. Discover now