Opposite-3 (Selesai)

30 21 31
                                    

Aeon mengembuskan napas beratnya. Ini sangat tidak terduga bisa bertemu lagi dengan cewek menyebalkan itu. Ia memberhentikan motornya ke tempat stand boba dan segera turun.

"Boba nya satu, Kak."

"Iya, Kak. Tunggu bentar ya Kak."

Netra Aeon melebar seketika, tidak menyangka jika ia kebagian minuman yang sejak siang tadi Aeon idam-idamkan. Segera ia merogo sakunya. Kosong.

Tangannya menepuk dahi dan meremas rambutnya. Sekarang ia benar-benar frustasi. Uang jajan yang dikasih Ibu tadi, ditaruhnya dalam kantong baju dan kantongnya ada pada cewek gila itu.

Aeon mengembuskan napas berat, cobaan apalagi yang menghampirinya. Haruskah ia pergi ke sana lagi. Tetapi kalau tidak ke sana, Aeon tidak punya uang. Lama ia berpikir dan memilih untuk pergi menghampiri gadis tersebut.

"Sebentar ya Kak, uangnya ketinggalan. Nanti saya ke sini lagi."

Aeon kembali mengetuk rumah gadis itu dan memanggilnya. Ia harus menurunkan sedikit egonya demi sebuah boba.

"Iya sebentar."

Mulut Azarine menganga disertai sudut mata yang berkerut. Ia tidak menyangka jika Aeon kembali lagi ke rumahnya.

"Ada yang mau kuambil, kantong baju tadi mana?"

"Di kamar, kenapa ya Kak?" tanya Azarine heran.

Aeon menghela napas. "Uangku ada di sana. Cepat lah, ada yang harus aku beli!" gumamnya.

"Sabar! Lagian juga bukan salahku." Azarine tergesa-gesa masuk ke rumahnya mengambil barang tersebut. Melihat ke dalam kantong dan memberikan isinya pada Aeon.

Aeon tersenyum tipis melihat uang itu dan berkata, "Terima kasih ya, aku duluan."

Azarine melongo mendengarnya tetapi saat ia sadar. Aeon sudah pergi dari sini, meninggalkan dirinya.

Aeon memarkirkan motornya asal, menghampiri stan boba tadi. Ia berlari kecil guna segera tiba di sana dan terkejut. Ternyata banyak orang sudah mengerumuni stand boba dan adu mulut. Aeon kaget, maksud ia ke sini untuk mengambil pesanannya tadi, tetapi ada urusan apa orang-orang ini.

"Kak, pesanan saya tadi mana ya?"

Kalimat pertama berhasil Aeon lontarkan seketika berhasil memasuki lautan manusia.

"Maaf, Kak. Tapi kayaknya saya gak jadi jual bobanya ke Kakak. Karena yang mau banyak Kak, itu juga mereka sanggup bayar berapa pun," sesal penjual.

"Loh gak bisa gitu dong, Kak! Kan saya duluan yang pesan!" Aeon murka melihatnya.

Aeon jengah dengan penjual boba yang sangat tidak amanah. Baru ia tinggal sebentar malah pesanannya dilelang. Demi keuntungannya pribadi.

Belum sempat melontarkan kata selanjutnya, mereka semua dibuat bungkam. Suara orang dengan berkelahi terdengar jelas, lebih tepatnya bunyi tonjokan. Aeon kontan saja langsung menoleh ke sumber suara dan mundur perlahan.

Beberapa orang didekat motornya sedang adu jontos dikarenakan lagi tawar-menawar untuk boba yang tinggal satu. Aeon meninggalkan stand boba dan menelan kekecewaan. Lagi dan lagi ia tidak bisa meminum boba dan harus menunggu hari esok tiba. 

The end. 

Terima kasih sudah menyempatkan mampir, walau hanya sebentar. 

OPPOSITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang