( 1 ) kembaran?

429 132 61
                                    

   Queen terbangun di sebuah kamar bernuansa putih, dirinya nyaris saja mengira dia sudah tiada alias meninggal karena kecelakaan itu. Seingatnya kecelakaan itu membuat dirinya pasrah, antara hidup atau mati.

    Bau obat-obatan tercium, sepertinya dia sedang berada di rumah sakit sekarang. Ringisan kecil terdengar dari mulutnya, yang kini tengah terbaring di brankar Rumah Sakit.

   "Gu–gue dimana?"

   Ceklek

   Seorang pria memasuki ruangan itu, lalu dia terlihat terkejut ketika melihat Queen sudah sadarkan diri. "Kamu udah sadar, sha," ucapnya sambil menghampiri dirinya.

   Queen hanya memandangi pria itu dengan tatapan aneh. "Siapa lo?"

   Pria itu terheran heran, lalu mengusap surai rambut milik Queen. "ini abang, masa kamu nggak inget sih."

   Queen semakin dibuat ketakutan, ia takut jika ternyata dia adalah musuh dari kakaknya yang ingin mencelakai dirinya, "Jangan deketin gue, atau lo gue bunuh!" ancam Queen.

   "Alesha! Kamu bener bener ga inget siapa Abang?" ucap pria tersebut memastikan.

   Queen hanya menggeleng cepat, akhirnya pria tersebut bergegas memanggil dokter. Dokter tersebut memeriksa Queen,

   "Mungkin akibat benturan itu, membuat pasien mengalami Amnesia ringan," ujar Dokter tersebut.

   "Terimakasih, dok," ucap pria tersebut

Setelah dokter meninggalkan ruangan, ia kembali mengusap surai rambut milik Queen. "ini abang, Rayyan Putra Alexander."

   Queen menggeleng tak percaya, baginya abangnya hanya satu, ia mengusap-usap rambutnya dan menemukan benda yang menyantol di telinganya

   what? Kacamata? Sejak kapan gue pake kacamata?

   "Dan nama kamu, Queen Alesha Alexander," sambungnya.

   Queen makin dibuat tak percaya, gue ngga asing sama nama ini, termasuk nama Queen Alesha Alexander, nama dia mirip sama nama gue.

   Tiba-tiba ia merasakan pusing, queen memegangi kepalanya dan berteriak, sebelum semuanya menjadi gelap.

   Tidak, tidak gelap semuanya berubah menjadi putih, kemudian perempuan berbaju putih menghampirinya, wajahnya tak terlihat akibat cahaya, "Queen Alexa Alexander," panggilnya.

   "Lo? Lo siapa?" ucap Queen ketika perempuan itu terus berjalan mendekatinya, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan pandangan redup, tampak seorang perempuan cantik berbaju putih menghampirinya.

   "Gue, Queen Alesha Alexander," sapanya.

   Queen berjalan Mundur. "lo siapa? Kenapa wajah lo hampir mirip sama gue, dan nama lo—"

   "Gue kembaran lo Alexa! Kita udah lama terpisah," ujarnya.

   Queen menghentikan langkahnya, ia kembali mengingat masa kecilnya, dimana saat ia masih dirumah orang tua kandungnya. "Kembaran gue? Alesha!"
sontak Queen memeluk tubuh mungil itu, air mata keduanya menetes.

   Alesha melepas pelukan itu dan menghapus air matanya. "Jujur, gue udah capek hidup dan jalanin ini semua, lo tau? Semenjak kepergian lo gue jadi difitnah, gue dikira ngebunuh lo sampe bang Rafa benci sama gue, dan hanya bang Rayyan dan papah yang percaya gue gak ngelakuin semua itu."

   "Jadi tadi gu—"

   "Iya, lo bertransmigrasi ke tubuh gue, tolong bantu gue, bantu gue nyelesain semuanya."

   Queen menaikkan satu alisnya. "kenapa harus gue? Kenapa gak lo aja?"

   "Gue ga sanggup, dan satu lagi lo harus hati-hati sama cewek bernama Lia, dia kelihatannya lugu, tapi hatinya busuk, mungkin lo masih inget, Lia itu anaknya paman yang benci banget sama kita."

   "Ta–tapi"

   "Gue percaya sama lo, gue pamit," ucap Alesha sembari melambaikan tangannya.

   Cahaya putih kembali menyinari, Alesha mulai berjalan dan masuk ke cahaya tersebut, sesekali melambai dan tersenyum ke arah Queen. "Jangan! Kita baru ketemu!" teriak Queen.

   Cahaya itu mulai menutup, sampai akhirnya tak terlihat lagi. "Alesha!" teriaknya sambil meneteskan air mata.

***

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now