Chapter 17

89 16 6
                                    

Satu setengah tahun terlewat dengan banyak drama yang terjadi. Pesantren milik Buyah Ikkei semakin berkembang pesat. Nama nya sudah terkenal di berbagai daerah. Para santri juga antusias untuk ikut serta mengembangkan nama pesantren.

Bahkan selama setengah tahun ini, banyak kejadian berat yang menimpa. Mulai dari masalah berat sampai masalah sepele. Banyak sekali rasanya, antara keputusan Oikawa yang nerima untuk menikah. Daichi yang mencari tau keadaan orang tua kandung nya. Bokuto yang selalu di teror Papa nya untuk segera keluar dari pesantren. Dari masalah paling berat di atas, cuman masalah paling sepele milik Mbak Iwaizumi ini.

"Gue masih nggak terima sama yang ngerombak kamar.." Ucap Iwa lesuh.

Semi melirik malas teman kamar nya. "Pindah kamar udah enam bulan lalu, Wak!"

"Tetep aja nggak terima!"

"Tinggal ikhlas apa susah nya, Wak!"

"Susah lah! Gue udah ngebayangin satu kamar sama Suga kalau nggak Kitashin. Pokok nya yang lebih waras dikit.. Eh, malah satu kamar sama lo!"

Semi langsung melempar bantal donat milik nya ke wajah Iwa. "Mamam tuh bantal!" Ejek nya.

Iwa yang gak terima, pun balik melempar boneka godzilla milik nya. "Yaa.. nggak kenak! Wlekk!" Ejek Semi, berlari keluar menuju kamar Suga buat cari perlindungan.

"Sini lo, Semi Eita bego!" Teriak Iwa.

Begitulah hari-hari Iwa dan Semi ketika satu kamar. Tidak akan berhenti bertengkar sebelum ada yang memisahkan.

°°°°°

"Ente beneran jadi nikah lulus sekolah?" Tanya Kuroo to the poin.

Ia masih terus berfikir, mencari cara agar sahabat nya gagal nikah paksa. Mana hubungan nya sama yang lain buruk banget lagi. Ya...Posting aja, mungkin cobaan untuk mempererat tali persahabatan.

"Iya, Bro."

"Gue pengen nangis aja rasanya! Mana kelulusan tinggal lima bulan lagi." Ujar nya frustasi.

"Btw, Kuroo!"

"Paan?"

"Lo sama Bokuto? Oke?" Tanya Oikawa. Kuroo hanya memandang lurus ke depan. Dimana di depan sana ada Daichi, Ushiwaka dan Bokuto yang duduk melingkar di serambi masjid. Di tengah-tengah mereka ada tiga buku catatan.

"Bagaimana menurut lo? Oikawa?" Oikawa melihat lebih teliti lagi ke arah ketiga sahabat nya.

"Hanya untuk sebuah formalitas? Maybe?" Jawab nya.

"Menurut lo sendiri? Gimana?" Tanya balik Oikawa.

Kuroo mengendikkan bahu nya tidak peduli. "Anak gila jabatan dan haus kasih sayang. Eh..." Gumam nya.

"Lo sinting, ya? Kuroo!" Ucap Oikawa tiba-tiba. Membuat Kuroo mengalihkan atensi nya ke arah Oikawa.

"Maksud lo, gimana?" Sentak nya.

Oikawa tersenyum kecil. "Lo ga pernah ngaca ya?" Tanya Oikawa dengan nada ketus nya. Membuat Kuroo membulatkan matanya. Terkejut? Jujur saja, iya. Baru kali ini Oikawa berbicara ketus dan seperti ada emosi dalam ucapan nya.

"Maksud lo?"

"Gue nggak faham sama maksud lo, Oikawa!"

Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang