Chapter 19

65 16 2
                                    

Tringg.....tringgg....

"Wa'alaikum salam...."

"Iya, dengan saya sendiri."

Gus Keishin sempat kebingungan saat polisi menghubungi dengan ponsel milik pesantren.

"Iya, itu memang benar milik pesantren Al-Karimah."

Suara Gus Keishin terdengar cemas. Sekarang perasaan nya sangat tidak enak. Bagaimana jika memang terjadi sesuatu?

"Tidak mungkin, Pak!" Sentakan dari Gus Keishin membuat buyah Ikkei, Umi Takeda dan Oikawa serta Bokuto yang kebetulan ada urusan dengan keluarga ndalem menghampiri nya.

Oikawa memandang tidak enak saat melihat wajah pucat Gus Keishin. "Gus. Sampeyan sakit?" Cemas Oikawa.

Gus Keishin menggeleng keras setelah menutup panggilan. Wajah nya serius, terlihat menahan amarah.

"Rumah sakit." Ucap Gus Keishin. Berlari keluar setelah mendapatkan kunci mobil.

Awalnya mereka semua bingung. Tapi Oikawa dan Bokuto langsung gerak cepat untuk ikut masuk ke dalam mobil. Membiarkan Umi Takeda dan buyah Ikkei berdiri termenung menatap mobil yang mulai menjauh.

"Baca Yasin fadilah, mbak! Suruh santri putri kumpul di masjid. Buyah ke santri putra!" Perintah buyah Ikkei tak di bantah. Umi Takeda langsung pergi ke kamar para Ustadzah untuk mengumumkan perintah buyah.

"Masjid? Tapi ini masih jam sekolah." Ucap Semi pada Yaku. Yaku hanya mengedikkan bahu nya tanda tidak tahu. Sebenarnya juga bingung, kenapa mendadak sekali.

"Yaudah yuk kumpul aja. Siapa tau emang bener-bener penting." Ucap Yaku.

Masjid sudah penuh dengan santri putri. Banyak yang kebingungan setelah Umi Takeda meminta mereka semua membaca yasin fadilah sebanyak 3 kali. Yang mereka tau hanya untuk mendo'a kan orang yang sedang sakit.

"Nih dua bocah malah tidur." Ucap Iwa yang melihat Suga sama Semi tiduran sambil nyender ke tembok. Padahal baru nyampe di mesjid.

"Kebiasaan tuh. Lo tumben juga nggak tidur, Wak?" Tanya Yaku.

Iwa menoleh sambil menggeleng pelan. "Kasian mungkin sama orang yang sakit. Jadi gue mau do'a in dia." Ucap Iwa terkekeh.

Yaku mendengar nya mendelik kesal. Bisa-bisa nya Iwa nih, ngomong dengan enteng nya dengan terkekeh.

"Ngawur lo!"

°°°

"Permisi mbak, kamar pasien yang baru kecelakaan dimana?" Tanya Gus Keishin pada mbak-mbak resepsionis.

Tau mbak nya mandang ketiga lakik pesantren ini?

Mbak nya mandang aneh. Gimana nggak aneh coba, Gus Keishin dateng cuman pakek sarung item, baju koko putih dan jangan lupa peci item yang nggak bener. Sedangkan Oikawa sama Bokuto pakek seragam abu-abu putih yang atasan nya emang di keluarin, dasi nya nggak bener sama peci yang kayak tukang sate.

"Pasien masih ditangani oleh dokter di UGD, Pak."

"Makasih mbak."

Gus Keishin berjalan lebih cepat agar cepat sampai ke ruang unit gawat darurat atau UGD sambil membaca istighfar untuk meredakan emosi nya. Oikawa dan Bokuto hanya mengikuti sambil melamun. Siapa yang sakit? Sampai membuat Gus Keishin panik sendiri. Itu pertanyaan yang terus terulang dalam pikiran mereka.

"Siapa yang kecelakaan?" Pertanyaan itu Bokuto lontarkan ketika sampai di depan ruang UGD.

Gus Keishin memandang wajah Bokuto sebentar. "Masih nggak tau." Jawab nya.

Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang