02

337 36 0
                                    

.

.

Hari ini, Naruto kembali menghadiri acara perkumpulan pengusaha yang direncanakan berjalan selama dua minggu. Seperti kemarin, diberikan minuman berenergi oleh penjaga kembar depan pintu. Setelah mengisi daftar hadir, Naruto masuk ke dalam ruangan.

Pria pirang itu celingukan. Lalu, matanya melihat surai pirang panjang yang dikenalnya. "Hai, Nyonya Tsunade." sapa Naruto ramah. "Boleh aku duduk di sampingmu?" Tsunade balas tersenyum pada Naruto. Ia bangkit, bergeser ke kursi ketiga di barisan terdepan. Hal itu membuat Naruto duduk di kursi kedua, menyisakan satu kursi ujung sisi kanan.

Naruto menyamankan duduknya. Ia menaruh minuman energi miliknya di atas bangku kosong dan mulai bercakap-cakap dengan Tsunade. "Ambil minumanmu, Uzumaki." Naruto menoleh. Ia mendapati Killer B yang berdiri di samping bangku. "Eh, Paman Killer B mau duduk di sini?" tanya Naruto bingung sembari mengambil minuman energinya.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Killer B bertanya ketus.

"Eh, tidak. Tapi, bukannya Paman dan Nyonya Tsunade..." Naruto menoleh ke kiri. Terlihat Tsunade yang menatap lurus ke depan. Tak acuh dengan situasi yang terjadi. Terjadi sesuatu. Naruto melanjutkan ucapan dalam hati. Setelahnya ia mencoba untuk mencairkan suasana.

"Omong-omong Paman, kenapa kau kemarin meninggalkanku? Semalam aku mabuk berat." Naruto mengomel pada Killer B. Pria paruh baya itu terkekeh pelan. "Aku menikmati barbeku di pantai." ucapnya bangga. "Lagipula semalam kau asik berlomba dengan Hidan. Resikomu sendiri kalau mabuk."

Naruto cemberut karena tidak diajak barbeku. Detik berikutnya ia tersadar sesuatu. "Pantai?" dahi Naruto berkerut. "Paman, di mana pantai terindah di Kuba?" tanyanya pada Killer B.

"Hm..." Killer meraba-raba dagunya, berpikir. "Pantai yang kemarin aku kunjungi, mungkin? Playa del Chivo."

"Bodoh." Tsunade tiba-tiba bicara, menarik atensi dua lelaki di sampingnya. Wanita itu menoleh ke kanan. Ia berdecak sebentar. "Kalau pantai, sudah jelas ke Varadero, bodoh!" sindir Tsunade. Naruto dan Killer B mustinya marah dikatai bodoh. Namun, pria berotot itu malah angguk-angguk dengan semangat, menyetujui perkataan Tsunade tentang daerah dengan pantai yang cantik.

"Royalton Hicacos, Varadero." Naruto bergumam pelan. "Paman Killer B, Nyonya Tsunade, aku pergi dulu." Ia bangkit berdiri ketika mengingat sesuatu. Tapi, tiba-tiba Naruto sadar lagi, ia masih memegang minuman energi. Sebelum beranjak, Naruto menghabiskan isi botol minuman. Bernapas lega setelah air minumannya habis dan segera pergi keluar ruangan.

"Anak itu, kerjanya cuma isi daftar hadir. Padahal acaranya sudah akan mulai." Tsunade menangkap sosok Pain yang mulai naik ke atas panggung. "Yah, namanya juga Naruto Uzumaki," komentar Killer B. Pria itu sedikit menelengkan kepala dan mengangkat alisnya. Mencoba berbasa-basi dengan Tsunade tapi wanita itu malah memalingkan pandangannya.

Dug. Sesosok manusia duduk di bangku tengah yang tadi ditempati Naruto. Killer B melirik makhluk penghalangnya dengan Tsunade. Yurui duduk santai dengan wajah malas menatap Killer B. "Paman meninggalkanku."

.

.

Naruto mengendarai mobil –sewaan untuk selama di Kuba- secepat yang ia bisa dari Havana ke Varadero. Begitu sampai di hotel Royalton Hicacos, Naruto segera menghampiri meja resepsionis. "Apa ada perempuan berambut gelap pendek yang menginap di sini?" Naruto bertanya dengan napas memburu.

Petugas resepsionis dengan papan nama 'Hashibira' bingung menatap Naruto yang terlihat kehabisan napas. Karena si pegawai hanya diam saja, Naruto bertanya lagi tidak sabaran. "Duh, kutanya apa kau melihat perempuan ber–"

Bueno, Cuba [NaruHina]Onde histórias criam vida. Descubra agora