Ditinggal?

71 8 0
                                    


"Ah, mau ambil cemilan dulu"

Beomgyu baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga sembari bersiul riang. Ia berjalan menelusuri dapur, mencari ada cemilan apa saja yang bisa ia makan. Pastinya ia mengambil banyak cemilan karena sudah kelaparan.

Lelaki muda tersebut membuka salah satu cemilan crackers keju favoritnya. Ia melahap crackers itu dengan senang hati, perutnya sudah lumayan tenang. Niatnya ingin kembali ke kamar, tetapi ia mendengar obrolan dari kedua orang tuanya dari dalam kamar mereka.

"Beomgyu bagaimana?"

"Tidak mungkin dia ikut. Cukup yeonjun saja"

Beomgyu nampak hilang akal. Ia tidak mengerti apa yang mereka obrolkan.

"Lalu? Mereka akan dipisahkan?" tanya sang ibu.

"Mau bagaimana lagi. Beomgyu juga masih kecil. Biarkan yeonjun saja yang pergi" terdengar balasan dari ayahnya.

Nafasnya naik turun tidak stabil. Ia langsung berlari dan masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan sepelan mungkin.

Pikirannya sudah kemana-mana. Mendengar obrolan orang tuanya tadi, ia akan dipisahkan dengan kakaknya? Tidak mungkin mau dirinya. Moodnya menjadi down. Ia mengambil ponselnya.

***

"Yeonjun tidak mau ayah. Lagipula, tugas kuliah ku juga semakin sulit. Belum lagi mengurus organisasi"

Mendengar hal itu, sang ayah hanya bisa menghembuskan nafasnya.

"Ya sudah. Tidak apa. Istirahat sana kamu, jangan lupa makan" ujarnya sembari menepuk pundak anak tertuanya.

Yeonjun hanya mengangguk dengan sedikit perasaan bersalah. Ayahnya itu ingin mengajaknya untuk melihat perkembangan proyek dari perusahaan milik bosnya. Ya...siapa tahu kelak anaknya bisa membuat proyek besar juga.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan ayahnya, yeonjun yang masih menenteng tas sedari tadi pulang pun naik ke lantai dua. Ketika ia mau memasuki kamarnya, ia mendengar lagu yang cukup kencang.

"Think I'll miss you forever

Like the stars miss the sun in the morning sky

Later's better than never

Even if you're gone, I'm gonna drive, drive~"

"HUWAAAAAAA"

Yeonjun menyerngit. Ia membuka pintu kamar adiknya. Lumayan, berantakan. Kondisi adiknya. Terduduk di kasur dengan matanya yang sembab karena ia terus menangis sembari menyanyi.

"Kamu kenapa?" tanya yeonjun sembari menghampiri adiknya.

"HYUNG. HYUNG MAU PERGI KAN?! MAU NINGGALIN AKU KAN?! SEDIH DEDE HYUNG! DEDE GABISA DIGINIIN" emosinya meluap.

Mendengar itu, sang kakak hanya terkekeh.

"Tidak. Hyung tidak jadi pergi. Sudah bilang ke ayah, ssttt sudah" jawabnya sembari memeluk dan mengusap pundak adiknya.

"Y-yang be-ner?" tanyanya kembali dengan tidak percaya.

Yeonjun hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dalam hati ia tertawa geli melihat perlakuan adiknya itu. Menggemaskan sekali. Kalau pun ia jadi pergi, toh hanya selama 4 hari.

"Udah? Udah nangisnya dede beomgyu?"

Tidak terima dirinya diejek oleh kakaknya. Ia mengambil botol minuman dan memukul ke lengan yeonjun.

"YAKK! SAKIT!"

"Mampus kau"



















-------------------------------------

⛓️ 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 ⛓️
-------------------------------------

Chain [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang