🐊# O5 ; coba bayangin

334 55 5
                                    

"karena ini peringatan pertama, okelah bapak cuma kasih teguran doang. jangan diulangi, ingat pagar sekolah elit kita tuh tinggi, kalau misalnya kamu jatoh terus meninggoy. ntar saya yang tanggung jawab" cerocos pak kepsek.

Doyoung menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jemarinya.

"padahal mau promosi sekolah tapi malah kaburr, hadeh. kamu itu harapan sekolah, awas aja gara-gara ini kamu bisa saya cabut sebagai model sekolah!" ancam pria tua bangka itu -kata Doyoung jahannam.

"iya pak, saya minta maaf. kemaren ga sempat izin.." kata Doyoung mulai membuka suara.

"yaudah iya, sekarang kamu dapet hukuman buat beresin halaman depan sekolah. sendirian" kata pak Johnny dengan penekanan diakhir kalimat.

"bapak serius, halaman seluas lautan itu??"

"nanya mulu kayak dora, udah buruan hush hush" kata pak Johnny lalu kembali sibuk dengan ipad nya.

Doyoung terdiam shock berat, anying memangg!!

dengan berat hati dan gaikhlas, pria manis itu akhirnya berjalan menuju halaman depan sekolah. menyapu halaman sendirian yang penuh dedaunan itu. dia menahan diri dari cemoohan orang yang lewat.

hancur sudah notabene nya sebagai prince sekolah.

wajah Doyoung mulai memerah dengan keringat mengucur di pipinya. ia mengusapnya perlahan lalu matanya refleks tertuju dengan seseorang yang tiba-tiba menghampirinya, ikut nyapu?!

"hah lo ngapain anjir, dam?!" tanya Doyoung shock berat.

pria yang ikut menyapu tadi tersenyum. "itung-itung sedekahlah, kurang baik apa gue" kekehnya.

Doyoung mencibir mendengarnya, "Yedaamm, gue gaenak sama lo. udah sama gue aja gapapa!"

"eits, gapapa. gue gamau belajar, gini aja gapapa" tolak Yedam mentah-mentah lalu ia pergi ke daerah lain untuk menyapu.

Doyoung merasa bersalah. dia Bang Yedam, dulu dirinya dan Doyoung sama-sama calon model sekolah dan yang keterima adalah Doyoung. dan itu membuat popularitas sekolah semakin meningkat.

"duh gimana ya, gaenak banget anjir guee" gumam Doyoung lalu akhirnya ia memilih untuk lanjut menyapu. hehe.

setelah menghabiskan waktu sejam, Doyoung yang ngos-ngosan plus keringetan itu langsung duduk di bangku taman. begitupun Yedam sambil membawa dua botol air mineral.

"nih, Doy" katanya.

Doyoung mendongak lalu menerima air mineral itu. Yedam hanya tersenyum lalu ikut duduk disamping pria manis itu. nampak jelas raut wajah Yedam, ia terlihat masih kecewa dengan dirinya.

"Dam? maafin gue ya..?" tanya Doyoung.

"satu maaf udah cukup. lagian cuma model sekolah kok" jawab Yedam dengan senyum tulusnya. "gue sekarang lebih suka jadi composer lagu daripada jadi model sekolah, serius gapapa!" lanjutnya, menghibur Doyoung.

Doyoung tetep murung mendengarnya, setelahnya Yedam menatap pohon rindang dengan dedaunan hijau menghiasinya.

"gue mau keluar dari sekolah ini"

"hah?? kenapa? gara-gara gue?" tanya Doyoung, terkejut mendengar pernyataan dari mulut teman lamanya.

Yedam menggelengkan kepalanya, "enggak kok! gue mutusin buat sekolah privat dan lanjut les musik. kata papa gue harus ngejar cita-cita dengan tekun"

Doyoung refleks mewek, ia mengusap pipinya kasar lalu menggelengkan kepalanya cepat. ia menggenggam kedua tangan Yedam.

"nggak dam! gue boleh egois ga sekali? sekarang kita jauh, jarang ngobrol, gue terlalu sombong jadi orang. gue lupain sahabat sendiri, maafin gue dam.. gue minta lo ga pindah tolong.." lirih Doyoung.

Crocolove || HarubbyWhere stories live. Discover now