Late Talk

328 28 4
                                    

Fang menatap lama burger yang baru saja dibelikan oleh Amato. Ada juga kentang goreng ukuran medium juga segelas Coca cola. Amato juga membelikan beberapa makanan lain seperti fish ball juga salad. Entah Fang tak tahu apa niat Amato membelikan semua makanan ini untuknya. Sementara yang membelikan hanya membeli kopi panas dengan gula terpisah. Dan sama sekali belum disentuh.

Fang membuka bungkus burger dengan isian double cheese itu, dia mengendusnya sejenak sebelum mengambil satu gigitan. Matanya menerawang keluar jendela mobil. Pemandangan jalanan yang sepi dengan mobil yang dia naiki terparkir di pinggir jalan, hanya ada sekali dua kali dalam jangka waktu lama kendaraan lewat. Dia melirik Amato yang hanya duduk santai menatap Fang yang sedang mengunyah burgernya. Senyum itu tak pernah hilang sejak tadi.

"Anda tidak makan?" Tanya Fang basa-basi, dia sedikit tidak enak hati harus memakan semua ini sementara yang membelikan hanya minum segelas kopi.

"Tidak."

Fang masih ragu-ragu untuk sesaat. Menggigit lagi burgernya perlahan, masih sesekali melirik Amato yang ternyata balas memandangnya.

Fang langsung menatap lurus ke depan, merasa malu kedapatan mencuri pandang.

"Jadi... Siapa namamu?"

Amato menunggu pemuda itu menelan kemudian bertanya.

Fang menoleh padanya. Masih dengan pandangan ragu.

Amato mengulas senyum. "Hey, setidaknya aku harus tahu siapa nama orang yang kubantu mastrubasi," ujar Amato dengan nada jenaka.

Wajah Fang seketika memerah. Ia menundukkan pandangan ke pangkuannya. "Fang." Jawabnya singkat.

Amato mengangguk. Fang kembali mencuri pandang.

"Dan siapa nama anda?"

"Hum, kau ingin tahu namaku?"

"Yah, aku harus tahu nama orang yang seenaknya menyentuh dan menciumku kan?" balas Fang dengan nada yang sama yang dipakai Amato.

Pria itu tertawa. "Amato."

'Nama yang tidak buruk.' batin Fang, sedikit memuji.

"Kau sekolah di mana?" Tanya Amato lagi.

"Di SMA xxx." Jawab Fang.

"Tak jauh dari sini ternyata. Bukannya itu salah satu sekolah favorit. Kau pintar?"

Urat nadi Fang langsung berkedut mendengar pertanyaan Amato. Terkesan seperti merendahkannya, "Aku juara satu di kelas."

"Kalau seangkatan?"

Fang tambah menggerutu. Dia memilih tak menjawab dan memakan lahap burgernya.

AnaxiphiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang