bab 9

483 60 17
                                    


¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.








__________________________________
















"Jake dengar, siapa yang bisa sampai di pohon itu dia yang menang"

"Oke ayo, jika aku menang kau tidur di lantai"
Jay bersiap di atas rumput bersama Jake di samping nya
"Bodoh ranjang nya dua"

mereka mendapat hari free sampai tes berikut nya yang akan di lakukan besok lusa, semua peserta bisa keluar dari kamar mereka tapi tidak dari gedung asrama

Setiap jadwal bebas tiba makan kaca penghalang antara taman dan gedung akan di buka meski setiap keliling taman  luas itu di bentengi tembok yang tinggi, semua tersedia di sana seperti tempat berolah raga, hutan buatan, air mancur, kolam berenang juga pasilitas menyenangkan lain nya

"Kk... Kalian baru satu malam bersama tapi sudah se akrab ini ?" Tanya jungwon anak muda dengan mata kucing yang cantik itu terkekeh ketika melihat tingkah ke kanak kanakan Jay dan Jake

"Akrab? Aku dan si pirang ini? Tidak tidak" Jay menggeleng bergidik ngeri seolah Jake begitu menggelikan bagi nya

"Tidak akan" Jake menepiskan tangan nya di wajah Jay sama sama menolak satu sama lain namun mereka tertawa bersama usai berlari dari ujung taman ke perbatasan hutan
Beberapa anak menikmati cahaya matahari pagi di hamparan luas rumput sintetis, ada yang berolahraga ada yang menikmati sarapan mereka dan ada yang melakukan sesuatu yang tidak berguna seperti Jake dan Jay

Banyak yang tersenyum banyak yang tertawa mereka dapat saling bercengkrama dalam waktu dekat melupakan fakta jika dalam beberapa hari lagi mereka semua akan menjadi musuh, saling membunuh untuk bertahan hidup

Sangat miris.

Sunoo terduduk di atas pohon besar dengan akar yang sebagian menjuntai, entah pohon apa itu tapi benar benar tidak nyata semua hal yang mereka nikmati di dalam asrama adalah kepalsuan kecuali makanan yang mereka makan
Di luar dari ibu kota semua orang mati matian untuk bertahan hidup di lingkungan yang rusak akibat peperangan

"Kau sunoo? " Sunoo mendongak saat pemuda tinggi mendekati nya

Anak itu hanya mengangguk sambil duduk memeluk lutut, rambut hitam lembutnya berkali kali tertiup angin, pipi yang merona tanpa polesan juga bibir plum merah muda itu menyunggingkan senyum kecil

"Aku Daniel" Pemuda tinggi bernama Daniel itu duduk di samping sunoo memperhatikan betapa cantik nya wajah anak laki laki ini, benar apa yang di ceritakan kakek nya dulu jika penduduk laruna benar benar berbeda entah itu dari fisik juga kemampuan, Daniel cukup penasaran karna sejak beberapa tahun lalu warga dari desa nya memutus hubungan kerja sama dengan desa laruna

"Hai Daniel" Sunoo menyipit kala cahaya matahari sedikit menusuk retina sambil menerima dengan ragu jabatan tangan daniel

"Kau sudah sarapan? Mau sarapan bersama"
Ajak Daniel gugup namun sunoo mengeleng menolak dengan lembut

The Hunger Games (Park Sunghoon Enhypen)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora