17. I Love Your Laugh

6 0 0
                                    

Hari berikutnya dan di hari yang membosankan lainnya, baru saja bel istirahat berbunyi. Mendengar suara bising dari Sifa dan kawan-kawan membuat kuping Kaira seakan hampir meledak. Mereka terus saja menggosip di depan orang yang mereka gosipi dengan suara lantang. Tidak terkecuali Kaira juga selalu menjadi sasaran mereka. Tidak tahan dengan suara bising itu, Kaira memutuskan untuk keluar dari kelasnya.

Sinar matahari begitu silau di mata saat Kaira baru saja melewati pintu kelas. Ada siswa dari kelas lain yang sedang olahraga jenis permainan besboll di tengah lapangan. karena terlihat menyenangkan, Kaira memilih duduk di tribun atau kursi penonton sambil menyaksikan permainan yang mereka lakukan.

Ketika sedang duduk dengan tenang, matanya seketika menyipit melihat siswa yang memegang tongkat baseball_Kaira memang tidak mengenal siswa itu_tapi itu membuat Kaira teringat akan suatu kejadian.

Saat itu Kaira sedang berjalan kaki sendirian menuju sekolah. Matanya tidak fokus karena dirinya menyumbat telinganya dengan earphone sambil menatap gaway-nya. Saat itu ia ingat jika seseorang menepuk bahunya yang membuat Kaira menoleh ke belakang. Tanpa diduga-duga dari belakang sebuah tongkat take off  begitu saja pada kepalanya. Kaira kesakitan sekaligus mengalami pusing yang hebat. Saaat itu Kaira hilang kesadaran dan terbangun disebuah gubuk.

Kaira lantas memegangi kepalanya karena teringat lagi akan bayang-bayang orang dengan pakaian serba hitam itu. Seperti hilang ingatan, Kaira memang tidak ingat banyak hal tentang kejadian saat itu.

Namun tidak jauh dari tribun yang Kaira duduki, ada Nazmi yang kebetulan sedang ada di tengah lapangan bermain baseball. Ia yang melihat Kaira memegangi kepalanya dengan raut wajah kesakitanpun merasa khawatir, pria itu berlari kecil mendekati Kaira. Ia pikir Kaira pusing karena terik matahari yang begitu menyengat. Sambil berlari, Nazmi mengambil almamater miliknya yang terselampir di kursi tidak jauh dari tribun dan merentangkan almamater itu di atas kepala Kaira.

Kaira menoleh sedikit ke atas. Namun kepalanya semakin pusing.

"Mba, Eh- maksudnya Kaira. Iya! Nama lo Kaira kan? Kaira lo kenapa?!" tanya Nazmi.

Nazmi lantas duduk di samping Kaira sambil menyelampirkan alamamater miliknya pada kedua bahu Kaira.

"Kepala gue sakit banget." balas Kaira.

"Lo sakit? Ke UKS aja ya?" tawar Nazmi.

Kaira pasrah dan Nazmi mengantarkannya menuju UKS. Sesampainya mereka di unit kesehatan sekolah, Kaira duduk di ranjang sedangkan Nazmi mengambil air untuk Kaira minum. Segelas air putih Nazmi berikan kepada Kaira, gadis itu mengucapkan terimakasih pada Nazmi karena sudah perhatian dan membawanya ke uks.

Tidak lama setelah itu, Kiyan muncul dari pintu masuk dengan raut wajah yang terlihat gegabah, Kiyan datang ke UKS karena tau Kaira ada di sana.

"Kaira! Lo kenapa?" tanya Kiyan panik.

"Gue gak papa, Ki." balas Kaira seraya memijat keningnya sendiri.

"Gak papa? Lo di UKS, Kai!" sambung Kiyan.

"Gue tadi nemuin dia di tribun. Katanya kepalanya pusing, makanya gue bawa ke sini." Nazmi menyela.

"Oh. Lo udah sarapan belum sih, Kai?" tanya Kiyan.

"Gue udah sarapan." balas Kaira.

"Terus yang bikin lo pusing apa?" Kiyan bertanya lagi.

"Gue inget sesuatu." balas Kaira.

"Inget apa?" Kiyan bertanya lagi.

"Orang yang mukul kepala gue waktu itu. Orang yang nyekap gue di gubuk buat mancing Navin." balas Kaira.

Selimut Biru (Hiatus)Where stories live. Discover now