2. Start the Adventure of a Lifetime

145 27 27
                                    

Dijemput menggunakan mobil mewah hanyalah satu dari sekian fasilitas yang didapatkan oleh penumpang pesawat Yeongnam Air kelas pertama. Jadi, kemewahan dan kenyamanan sudah dirasakan bahkan sebelum mulai terbang. Namun, tak ada kenyamanan yang dirasakan oleh So Eun. Sebabnya adalah sikap dingin dan raut masam Myung Soo. Baru perjalanan menuju bandara, tapi sudah tak senyaman ini.

So Eun menduga Myung Soo sempat berdebat dengan ibunya. Tapi, jika hal itu membuat ia kena dampaknya, tentu saja So Eun tak terima.
"Maaf, apa kau tetap mau pergi berlibur?" So Eun beranikan diri untuk memulai obrolan.

"Kalau batal, apa mungkin aku ada di sini?"

"Ekspresi wajahmu tak seperti orang yang mau berlibur."

"Memangnya aku harus bagaimana? Tertawa-tawa hingga tiba di bandara?"

"Setidaknya jangan bermuka masam seperti itu. Oh ya, apa kau ingat aku?"

"Hmm, ingat. Kenapa memangnya?"

"Kau sepertinya tidak terkejut, selanjutnya aku juga diabaikan."

"Aku terkejut tapi perhatianku tersita pada ibuku. Apa saja yang dia katakan?"

"Tidak banyak, hanya memastikan kau bisa berlibur dengan aman dan nyaman."

Myung Soo mendecih. "Hanya itu tapi sampai memintamu datang."

"Karena ingin bertemu langsung dan berkenalan denganku. Sebenarnya ini pengalaman pertamaku memandu wisata, tapi aku sudah pergi ke tujuh negara yang akan kau kunjungi itu dan cukup hapal dengan jalur wisatanya. Jadi, kau jangan khawatir."

"Aku tak peduli kau pemandu pemula atau profesional sekalipun.  Ibuku yang mengharuskanku menggunakan pemandu pribadi."

"Ah, begitu rupanya. Ibumu pasti sangat mencemaskanmu. Sedewasa apapun kita, bagi orang tua ya anak tetaplah anak. Semuanya dicemaskan. Kalau kau terusik, tolong maklumi saja. Jadi, kesalnya sudahi, ya. Nikmati liburan di depan mata."

"Apa kau sangat suka bicara? Berisik sekali. Ada yang mau aku kerjakan, diamlah."

Hati So Eun dongkol walau bibirnya mengulas senyum. "Menjengkelkan, belum satu jam aku dan dia berada di tempat yang sama."

Diliriknya Myung Soo, lelaki itu kini sibuk dengan laptop--nya. "Apa dia sedang bekerja?" So Eun akhirnya membuka ponsel dan mencari informasi mengenai Myungshim, karena selama ini ia hanya tahu kalau Myungshim adalah perusahaan olahan makanan terbesar di Korea Selatan, dengan produk andalannya berupa ramen yang distribusinya dalam skala internasional bisa dibilang sangat sukses. Di setiap negara yang pernah So Eun jajaki, produk Myungshim selalu ada di jajaran rak supermarket.

Hasil pencarian kebanyakan menampilkan profil perusahaan secara garis besar. Didirikan oleh Shim Hyun Ki yang setelah wafat, kepemimpinan beralih pada putrinya yang bernama Shim Yeong Ja.  Tak ada berita lain mengenai keluarga tersebut. Artikel yang ada semuanya membahas mengenai kesuksesan bisnis Myungshim. So Eun menyudahi pencariannya tentang perusahaan tersebut. Selanjutnya, So Eun mengambil dan menyalakan netbook untuk meneruskan membuat draf konten perjalanannya. Ia memang punya kebiasaan mendokumentasikan semua perjalanan dalam bentuk foto, video, dan tulisan. Hal itu dilakukannya sejak pertama kali ayahnya mengajaknya pergi ke luar negeri.

Keduanya pun sibuk dengan kegiatan masing-masing hingga tiba di bandara.

Lounge mewah sebagai ruang tunggu dengan beragam fasilitas adalah pelayanan sebelum terbang berikutnya yang diberikan kepada penumpang kelas premium. So Eun yang terbiasa melayani penumpang, kini merasakan sensasi berbeda karena menjadi pihak yang dilayani, apalagi pelayanan yang sangat memanjakan ini. Membuatnya tergelitik untuk bergaya bak putri yang diringi oleh dayang-dayangnya.

The Journey of Love [Completed]Where stories live. Discover now