BAB III: Les Privat Untuk Riyanti (3)

5.7K 22 0
                                    

"Hahahha, kecil-kecil udah tau begituan ya", tanyaku sambil tertawa melihat kepolosan Riyanti.

"Yee, kata mamah lebih baik aku taunya dari orang tua daripada temen", jawab Riyanti.

"Iya bener tuh, mamah kamu asik orangnya. Kalau abang dulu semua cari tau sendiri kalau masalah seks", lanjutku.

"Darimana abang taunya dong?", tanya Riyanti lagi.

"Ada deh, banyak kok. Dari temen ada, otodidak nyari sendiri juga ada, dari guru juga ada tentang bahaya seks bebas, terus browsing cari kebenarannya, kan banyak riset-riset yang udah dilakuin", terangku kepada Riyanti.

"Wahh abang luar biasa banget sih, ngerti semuanya, hehe", jawab Riyanti tersenyum.

"Yaah nggak juga kak, kalau hal begituan biasanya kan rancu untuk kita tanya-tanya selain temen sendiri, sama temen pun pasti jawabannya ngaco. Kalau abang pribadi sih sering browsing", jawabku lagi.

"Bener tu bang, sama temen pasti kata-kata jorok semua kek colmek tadi tuh, dulu aku malu dengerin sama ngomong gitu, tapi karena udah mamah ajarin jadi udah biasa. Kata mamah juga kita harus tau artinya, jangan nanti diomongin orang kita nggak tau jadi dijahilin gitu", lanjut Riyanti.

"Kata mamah bahasanya diganti jadi bahasa baku indonesia, jadi kesannya nggak jorok gitu", sambungnya.

"Bener banget mamah kamu tuh, lagian posisi kakak yang tanpa sosok ayah sekarang juga sangat berbahaya kalau pendapat abang, banyak cewek broken home di luar sana ujung-ujungnya dia memilih pergaulan bebas", terangku.

"Nah mamah ada ngomong gitu juga bang, aku dulu pas liat mamah sering chatan sama cowok sambil nyengir sendiri, terus pas aku buka HPnya liat chatnya jorok bangeett ihh", jawab riyanti sambil jijik.

"Hehhe, gimana emang?", tanyaku lagi.

"Iya mamah chat sama temen cowok kadang pake kata-kata jorok gitu, memek, kontol, meki, ngentot, gitu bangg, geli aku bacanya dulu", jawab Riyanti dengan kepolosannya itu.

"Terus pas aku tanya mamah kok seperti itu, mamah jelasin deh kenapa, sebabnya gimana, terus akibatnya nanti. Intinya mamah ngajarin kalau posisi aku nanti seperti mamah sekarang ini juga kek gitu", sambungnya.

"Abis itulah aku mulai ngerti tentang seks, mamah juga ladenin tiap aku tanya masalah gituan, selalu di jawab. sampe masalah berhubungan badan juga mamah jawab, terus colmek itu yang aku pernah liat mamah juga dijawab gunanya untuk apa", lanjut Riyanti.

"Hmmm, luar biasa sih kamu sama mamah bisa dekat kayak gitu. Salut abang. Yang penting jangan melakukan dengan orang yang tidak bertanggungjawab ya!", jelasku pada Riyanti.

"Iyaa bang, tapi mamah nggak bolehin aku pake baju kek gini sebenarnya kalau ada tamu, tapi karena liat mamah aja kemarin malah lebih seksi dari aku kan bang", tanya riyanti.

"Hahhaha, sama-sama seksi kok. Abang malahan yang malu sebenarnya, mau bilang takut, nggak bilang juga nanti nggak enak kan", terangku. Riyanti lalu menutup selangkangannya dan berusaha menarik sedikit bajunya sampai ke lutut itu namun gagal.

"Yaudah aku tutupin deh kalau gitu atau aku ganti baju nih", tanya riyanti senyum kepadaku.

"Hahahhaha, jangan dongg", jawaku tertawa.

"Nah apa jugaa, abang enak liat punya ku, kakak nggak enakk", jawab Riyanti sambil memelas.

"Yahhh jadi abang buka celana abang nih, biar keliatan punya abang?", tanyaku.

"Hahhaha, boleh kalau abang mau, aku pernah liat sih kontol itu gimana bang, kan ada kami liat di sekolah di HP temen cowok kadang ada video seks anak sekolah gitu tersebar bang", jawab Riyanti.

"Wahh nggak boleh itu, kata mamah jangan kan kalau sama orang lain apalagi cowok?", aku menjelaskan.

"Iyaa tapi penasaran bang, liat di HP aja pun", jawabnya cetus.

"Hehehe, kan bisa liat sendiri di HP riyanti, tapi jangan di enakin", jawabku tersenyum.

"Emang bisa bang, aku tes cari tapi nggak bisa, keluar internet positif gitu", jawanya polos.

"Ada caranyaa, nanti abang ajarin. Yaudah kerjain tugasnya lagi, udah mau jam 6 tuh", tanyaku lagi sambil melihat jam yang menunjukkan beberapa menit lagi pukul 6.

"Alahh, oke deh janji yaa tapi jangan tau mamah, kalau aku pengen liat gitu harus izin dulu ke mamah katanya, dan nggak boleh liat sendiri harus mamah dampingi", jawab Riyanti.

"Iyaiyaa itu maksudnya biar kamu nggak ikut colmek nanti kayak mamah, ngerti kan?", tanyaku lagi.

"Emang colmek gimana rasanya sih, bikin penasaran deh", tanya Riyanti polos.

"Husss, yaudah nanti abang jelasin, sekarang kerjain dulu, nanti pulang mamah", jawabku lagi.

"Yaudah abang mandi dulu, kakak lanjutin terus ngetiknya. Oh ya abang nggak bawa handuk, kata mamah pake handuk dirumah aja", tanyaku.

"Oh itu bang, tadi udah dikeluarin mamah", katanya sambil menujuk ke rak di samping pintu kamar mandi. Aku pun mengambil handuk, lalu membuka bajuku di depan kamar mandi. Ku perhatikan melalui kaca dalam kamar mandi yang arahnya keluar itu, Riyanti menatapku. Mungkin dia penasaran sama badan lelaki dewasa seperti. Lalu aku membalut pinggangku dengan handuk dengan posisi terbuka sedikit lalu melepaskan celana jeansku. Riyanti masih melihatku, benar-benar rasa ingin tahunya sangat besar.

Aku lalu meletakkan baju dan celana ku di rak tadi dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Setelah beberapa menit membersihkan tubuhku dikamar mandi, aku pun selesai. Namun aku lupa mengambil CD ganti di dalam tas. Aku lalu keluar kamar mandi sambil memegang CD lama, riyanti ternyata terkejut melihat badanku yang berbulu dibagian perut sampai dada itu.

"Ihh abang banyak kali bulunyaa", jawab riyanti sambil tersenyum.

"Hehhehe, nggak boleh dicukur dia kalau yang ini", jawabku sambil menujuk ke arah badanku. Lalu aku pun menuju ke ruang tamu mengambil tasku, lalu mencari CD dan baju ganti dan memakainya langsung di ruang tamu karena riyanti di ruang belakang. Terus memakai deodorant dan menyemprotkan parfum sedikit ke leherku. Setelah itu aku kembali ke ruang belakang dan memakai kembali celana ku. Riyanti tetap memperhatikanku. Pada saat memakai celana aku membalikkan badanku sedikit, lalu setelah celana sampai ke pahaku, aku mencabut handuk yang melilit pinggang itu. Riyanti mentap penisku yang berada di dalam CD itu.

"Nah inilah kontol itu kak", jawabku sambil tersenyum lalu menaikkan celanaku sampai ke pinggang.

"Wahh, besar ya bang, heheh", jawab Riyanti tersenyum manja.

"Hahahha, udah siap belum ngetiknya?", tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Udah no 349 ni, 151 lagi bang", tambah riyanti.

Lalu aku ke belakang menjemur handuk dan baju lama ku. Setelahnya aku kembali duduk di depan Riyanti dan mendampinginya mengisi tugas itu. Riyanti banyak bertanya mengenai pelajaran disekolah dan aku menjawab semunya.

Hari pun mulai malam, jam sudah pukul 19.00 namun bu Tina belum keliatan pulang. Riyanti selesai mengerjakan tugasnya tersebut. Lalu menanyakan mamah nya lama pulang.

"Lama banget sih mamah itu, telpon aja kali ya", kata Riyanti sambil mengambil HP nya dan menelpon mamah nya. Ternyata mamah nya sedang dalam perjalanan ke rumah, lama karena jalanan didaerah kota sana macet. Bu Tina juga mengatakan jika kami lapar silahkan makan duluan jangan menunggunya sampai.

Bersambung ke part selanjutnya...

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang