BAB III: Les Privat Untuk Riyanti (6)

4.7K 18 0
                                    

Bu Tina pun mandi. Dan aku duduk didepan riyanti sambil menatap CD putih nya itu. Tapi penisku masih lemah akibat dari persetubuhan dengan bu Tina tadi.

"Kok lemes kali bang, lapar yaah", tanya Riyanti.

"Nggak juga kak, abang kecapean aja karena belum sempat istirahat dari pagi", jawabku.

"Oh iya abang kan jualan pagi ya, sayang abangnya", kata Riyanti sambil melihatku.

"Hehehhe, masih kuat tapi kok", jawab ku santai.

"Masih kuat liatin ini bang ya, hahaha", kata riyanti sambil memegang selangkangannya itu.

"Hahhaha, lebih dari itu juga masih kuat kok", jawabku memancing si Riyanti.

"Lebih gimana bang??", tanya Riyanti polos. Ternyata Riyanti memang polosnya itu kebangetan.

"Ada deh, masih kecil kamu sayangg, hahaha", jawabku bercanda dengannya.

"Lagi ngpain kakak? Sini duduk samping abang biar abang ajarin yang tadi", Aku mengajak riyanti untuk pindah kesamping agar dapat kuajarkan cara membuka situs-situs yang terblokir.

"Iyaiyaa, pas banget mamah mandi", ucap riyanti buru-buru pindah kesampingku. Di rumah mereka ini sebenarnya menggunakan Wifi perusahaan pelat merah nasional itu. Jadi aku harus menggunakan extensi dari browser agar dapat membuka situs yang terblokir karena jika hanya mengubah DNS dari pengaturan Wireless laptop pasti tidak akan terbuka.

Riyanti memperhatikan kecakapanku dalam menggunakan laptop itu, dia memperhatikan tiap detailnya.

"Jadi kita harus download dulu extensi dari browser, gini. Terus pilih Install", terangku.

"Nah kan udah ini, nah buka dulu terus pilih lokasinya mau dari mana, kalau yang gratis cuma ada 4 biasanya dan sedikit lemot dia, ini namanya VPN, Virtual Private Network, cara kerjanya nanti aplikasi add-on inilah yang akan membuat layanan lokasi kita terdeteksi di sistem bukan di Indonesia", terangku lagi.

"Ohh terus bang?", tanya riyanti serius.

"Riyanti pengen cari apa yang nggak bisa tebuka dulu", tanyaku.

"Heheh, pengen liat itu bangg..", jawabnya malu-malu.

"Iyaa apaan kakak?", tanyaku lagi.

"Pas mamah ngomongin dulu pengen tidur sama cowok bang, pengen rasain belaian cowok gitu, jadi aku dulu ketik di browser bagaimana cara tidur dengan lelaki dan manfaatnya, tapi hasilnya nggak cuma artikel aja, nggak ada videonya tentang gituan", ucap Riyanti. Ternyata anak ini memang penasaran berat akan hal itu. Dia ingin tahu bagaimana enaknya bercinta itu.

"Hmmm, maksud kakak ngentot bukan", tanyaku sedikit berbisik ke arahnya.

"Iyaaaa bener bgt bang, coba lah abang ketik bagaimana cara ngentot pasti nggak muncul", jawab riyanti semangat. Aku pun mengetikkan kata 'Ngentot' di halaman pencarian browser. Riyanti terkejut bukan main sambil menutup matanya.

"Jiahhhhh, ihhh, abang ni", kata Riyanti malu-malu.

"Kan tadi pengen liat ngentot, ya gini lah dia kak", jawabku santai. Riyanti pun membuka matanya dan melihat gambar orang sedang bercinta itu. Mulai dari ukuran penis yang besar dan berbagai macam posisi bercinta.

"Ihh besar-besar kali bohlolo nya bang, jadi takut..", ucap Riyanti.

"Itu kan orang luar kak, punya bule memang besar-besar toh mereka juga perawakannya tinggi-tinggi", jawabku.

"Gitu ya bang, ngeri liatnya, kalau mau liat videonya gimana bang?", tanya Riyanti polos namun matanya sangat serius melihat hal tersebut. Aku lalu membuka sebuah situs porno internasional.

"Gila bangett, hahaha", Riyanti tertawa saat melihat isi situs tersebut penuh dengan video porno.

"Disini aja kalau mau nonton videonya, ingat situsnya itu ya tapi tanya mamah dulu tu ya", jawabku singkat.

"Yahh nanti takut nggak dikasih sama mamah bang", jawab Riyanti lagi. Aku lalu memberikan laptop ke Riyanti dan dia letakkan di pahanya sambil melihat-lihat situs porno itu.

"Ntar abang bilangin ke mamah boleh?", tanyaku.

"Takutt bang, mamah marah nanti", jawab Riyanti.

"Kan coba duluu, toh mamah kamu sama abang coba liat gimana, tadi abang liatin loh anu mamah", kataku.

"Itulah mamah tu semborono banget sampe memeknya keliatan, mamah biasa dirumah kek gitu bang, tapi karena ada abang aja tadi aku negur mamah", jawab Riyanti.

"Nah, nanti kakak bilang gitu ke mamah kalau mamah nolak, bilang mamah aja sampe keliatan memeknya sama abang", ucapku lagi sambil melihat Riyanti sangat sudah membuka sebuah video porno seorang wanita asia dengan step-son (anak tiri). Aku pun menikmati video porno itu.

"Ihh ini beneran bukan, kok mamah main sama anaknya sendiri", tanya Riyanti.

"Mungkin aja kan diluar itu", jawabku lagi pura-pura tidak tahu kalau itu sebenarnya hanyalah film semata, pasti ada sutradara yang mengatur dibalik video porno tersebut. Aku dan Riyanti melihat video tersebut, ekpresi Riyanti sedikit jijik saat adegan anak tersebut menjilati kemaluan si wanita. Tak lama kemudian ternyata bu Tina sudah selesai mandi dan pintu kamar mandi terbuka, bu Tina memperhatikan Riyanti yang sangat serius melihat laptopnya dan sesekali terdengar suara desahan dari laptopnya. Aku pun mencolek paha riyanti agar dia sadar kalau mamahnya sedang melihatnya.

"Kakak nonton apaan sih, kok ada suara-suara gitu?", tanya bu Tina sambil mengangkat kakinya sedikit dari batasan lantai kamar mandi. Lagi-lagi vagina hitam berbulunya keliatan olehku.

"Ihh mamah nggak malu apa itu memeknya keliatan jelas loh, ada bang panji lagi", cetus Riyanti. Sepertinya dia mau mengalihkan pertanyaan mamahnya.

"Yaudah lah nggak apa-apa cuma bang panji kok, kamu itu nonton apaan, nonton apaan dia bang?", tanya bu Tina kepada ku karena melihat aku sedang duduk disamping Riyanti.

"Hahahah, si kakak minta di ajarin cara buka situs terblokir kak, terus dia liat itu", jawabku santai sambil melihat bu Tina yang melihat anaknya itu dengan tajam.

"Liat apa kakak?" tanya bu Tina sambil menuju ke arah kami. Riyanti ternyata tidak menutup situs porno yang sedang ia tonton videonya itu. 

"Ihh kakak, kenapa kok liat gituan, bang panji kok ngebiarin Riyanti buka gituan juga, tutup bang", bu Tina ternyata marah. Bu Tina tepat berada di depan kami, vaginanya terlihat jelas olehku dan Riyanti. Aku pun mengambil laptop yang sedang berada di paha Riyanti dan menutup browsernya lalu meletakkan kesampingku.

"Kamu kok gitu kak? Siapa izinin kamu liat begituan hah?", tanya bu Tina marah sambil menolah sedikit kepala Riyanti. Aku terdiam disini, riyanti juga demikian.

"Masih kecil kamu, nggak boleh kamu liat hal begitu tau", sambung bu Tina.

"Mamah ajarkan kamu untuk tidak seperti ini, untuk apa mamah ajarin kamu tentang seks kalau kamu mau liat punya orang lain sampai nonton video bokep itu?", lanjutnya.

"Mau ngpain kamu liat video bokep? mau kamu praktekkan nanti sama pacarmu hah? udah mamah bilang jaga keperawananmu, udah mamah ajarkan itu, serahkan keperawananmu sama suamimu nanti pas saat udah nikah", lanjut bu Tina dengan nada semakin marah itu. Ku lihat riyanti menunduk dan mengeluarkan air mata, tak ada kata terucap dari mulutnya.

"Bang panji juga kenapa biarkan dia lihat begituan, kan bisa bang panji larang dia", bu Tina balik memarahiku namun dengan nada yang sedikit pelan. Aku hanya diam saja sambil menatap bu Tina yang melihat ke arahku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin hanya isyarat kepadaku kalau riyanti tidak boleh melihat hal itu. Lalu aku melihat vagina bu Tina yang di depan kami itu, dan sedikit mengedipkan mataku ke arah vaginanya. Bu Tina akhirnya tersenyum.

Bersambung ke part selanjutnya...

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IIIWhere stories live. Discover now