10. Badai

173 37 2
                                    

Dita menatap meja makannya lesu. Sudah sedari sore dia aibuk di dapur menyiapkan makan malam, namun sampai jam 10 malam Seokjin belum juga pulang. Bukan hal aneh Seokjin pulang larut setiap harinya, namun hari ini harusnya berbeda, karena Seokjin sudah berjanji akan pulang cepat karena Dita ingin Seokjin mencicipi masakannya hasil dia belajar memasak.

Hari hari Dita sekarang diisi dengan memasak dan memanggang. Dia belajar memasak dan membuat kue dengan chef profesional hotel bintang lima. Demi menghabiskan waktunya, yang seringbya seorang diri, Dita tidak mau berpangku tangan, hitung-hitung menambah skill yang dia punyai.

Dita menarik nafas pelan, memejamkan matanya, mencoba menghalau rasa kecewa yang timbul. Menatap sedih makanan yang sudah mulai dingin. Bukannya berpangku tangan, sedari jam 7 Dita menghubungi Seokjin, memberi kabar bahwa makan malam sudah siap dan dia menunggu Seokjin pulang.

"Oppa..kamu ada dimana?" Dita berulang kali mendial nomor Seokjin namun hasilnya nihil, tidak terhubung. Pesan pun dikirim dan hanya centang satu.

Flashback

Seokjin membuka pintu ruangan dan terkejut melihat sosok yang selama ini menghilang.

"Yeri...." Seokjin mengernyitkan dahinya.

"Oppa...." Yeri bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menghampiri Seokjin dan memeluknya erat. "Oppa..bogosipo." Yeri menangis pelan

Seokjin kaget dan tubuhnya membeku. Tidak habis pikir, setelah bertahun tahun Yeri pergi, sekarang dia datang. Apa maksud kedatangannya.

"Kau baik baik saja...." Seokjin melepas pelukan Yeri dan memeberi jarak.

"Tentu saja aku tidak baik baik saja." Ucap yeri lirih dan memandang Seokjin  penuh tanya. "Kenapa dia menjadi dingin kepadaku?"

"Apa ada hal yang terjadi padamu, sehingga kau menemuiku lagi?" Seokjun mengangkat satu alisnya penuh selidik

"Oppa...kau tega sekali...kenapa kau berkata seperti itu. Tentu saja banyak hal yang terjadi padaku." Yeri mengerugutkan bibirnya manja. "Aku kangen...." Yeri tersenyum genit kemudian memeluk Seokjin dengan erat.

Seokjin menghela nafasnya, mengurai pelukan yeri kemudian melangkah duduk di kursi kebesarannya. "Apa yang kau butuhkan?"

"Oppa...kau lah satu satunya harapanku." Yeri mendekat dan memegang tangan Seokjin erat. "Aku ingin kembali padamu. Aku ingin kita bersama lagi."

Seokjin terdiam. Dia menatap Yeri serius. Kaget dengan apa yang Yeri ucapkan. "Yeri...kau tidak pernah berubah"

"Kau serius?" Ucap Seokjin dingin

"Oppa...aku tidak punya siapa siapa lagi. Hanya kau satu satunya harapanku." Yeri mulai menangis

"Ini sudah malam. Kalian butuh tempat untuk istirahat." Tak menanggapi ajakan Yeri, Seokjin malah melirik balita yang sedang tertidur nyenyak di sofa.

"Kita akan kemana?" Ucap yeri bahagia, merasa bahwa rencananya akan berhasil.

"Sementara kalian menginap di hotel." Ucap Seokjin datar dan melangkah keluar ruangan.

"Kenapa tidak ke apartemenmu?" Ucap Yeri pura pura tidak tahu mengenai status Seokjin.

Seokjin diam, mengacuhkan pertanyaan Yeri dan terus melangkah. Melihat Seokjin yang berjalan menjauh membuat Yeri buru buru mengendong anaknya dan mengikuti langkah Seokjin.

Di lobby Yeri menebar senyum ramah kepada semua pegawai yang berpapasan dengannya. Merasa seolah jadi nyonya muda dan hal itu membuat para karyawan kaget kemudian saling berbisik.

Im Sorry, I Love U [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang