KEIRA - 1

97 4 0
                                    

Happy Reading ❤️

"Vira, Lea, Papah, ayo turun sarapan udah siap" teriak wanita hampir paruh baya itu.

Jika dilihat-lihat wanita itu belum terlalu tua masih sangat lumayan muda. Bahkan kerutan di wajahnya pun belum terlihat. Dyah Mama dari kedua putri kembarnya itu.

Dua anak gadisnya mulai menuruni tangga. Yang satu dengan rambut tergerai namun terlalu tomboi yang satunya lagi dikepang dua dengan perawakan feminim.

Kedua anak nya memang kembar namun jika dilihat hampir tidak ada kemiripan diantara mereka. Yang mirip hanya sifat manjanya. Yang lain tidak ada kemiripan sama sekali.

"Pagi mamah ku yang cantik se Indonesia Raya" ciuman manis pagi ini pun didaratkan di pipi kanan mamanya.

"Vira itu punya papa ya!" Peringat papanya dari belakang mereka.

"Pagi papah" satunya mencium pipi mamanya yang satu juga tidak mau kalah dengan mencium pipi Papahnya.

"Pagi sayang, anak gadis Papa" balik Papanya yang mencium Putri tomboi nya itu.

Memang sudah menjadi tradisi setiap pagi salam manis di keluarga ini dengan mencium pipi kedua orangtuanya.

Kata Mama Dyah biar keluarga semakin harmonis dan juga tentram.

"Lea doang Pa?"

"Kamu anaknya Mama, yaudah sama Mama sana"

"Papa ngeselin kayak Kak Jo!"

"Heh udah ayo sarapan sekarang!" Lerai Dyah.

Jika tidak dilerai ayah dan anak ini akan berdebat di pagi ini. Sifat Vira yang manja dan juga tidak mau kalah akan terus menanggapi Papanya. Berbeda dengan Lea yang lebih santai dan tenang, tidak suka basa basi.

Sarapan sudah dimulai hanya tersisa suara dentingan sendok saja.

"Mbak Lea, di depan ada Mas Kenan, katanya sudah ditunggu diluar" ucap Mbok Mi art yang tiba-tiba datang disela-sela sarapan.

"Suruh berangkat dulu aja mbok, Lea belum selesai. Nanti Lea berangkat sendiri naik montor" ucap Lea.

"Lea, jangan gitu. Kenan udah Dateng kesini masak disuruh berangkat sendiri si" ujar mamanya.

"Mah gimana kalo Vira aja yang nebeng Kenan. Kan Lea gak mau tuh" tawar Vira.

Pandangan Vira langsung mengarah kepada Lea seolah meminta persetujuan darinya. Lea yang paham pun hanya mengangguk saja.

"Makasih Lea, bakal gue jaga tuh pacar Lo"

Sangking bahagianya Vira mencium pipi kembarannya itu dan langsung pergi dari ruang makan.

"Vira berangkat dulu Mah, Pa, see you, jangan rindu, rindu itu berat, nanti kalian gak kuat hahahaha" tawa Vira begitu menggelegar di rumah besar itu.

"Lea jangan sering-sering kamu izinkan!" Peringat Papanya.

Lea hanya mengangguk saja.

Dari pintu besar itu pun sudah dapat Kenan lihat. Gadis dengan kepang dua itu keluar dari pintu rumahnya.

Gue ga salah manggil kan?, Monolognya dalam hati.

"Hay selamat pagi ganteng?" Sapa Vira dengan senyum yang merekah.

"Gue gak manggil Lo Pira! Gue manggil Lea"

"Lea belum selesai, katanya mau naik montor sendiri Ke" jelas Vira.

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang