⚘ᴿᵘᵐᵃʰ ˢᵃᵏⁱᵗ

32 22 4
                                    

POV Aksa

"Heh! Lama amat lo, gue tungguin juga. Eh, tau nya malah disini." Sungut orang itu dengan nada kesalnya.

Gue noleh ke belakang, dan ngeliat Vano yang baru aja nepuk pundak gue.

"Lho? Lo kok disini?" Tanya gue bingung.

Vano keliatan mutar bola matanya malas, pertanyaan gue mungkin nggak berfaedah sama sekali. Tapi gue heran, kok Vano bisa ada disini? Bukannya tadi, dia ngobrol sama Renjana di depan sana.

"Ya gue disini karna bokap gue lagi sakit, Sa." Jawab Vano dengan nada menekan di setiap kata nya.

"Gue tau, Van. Maksud gue itu bukan gitu." Ujar gue yang juga dengan nada menekan.

Greget gue tuh. Ini yang nggak nyambung sebenarnya siapa sih?

"Lah terus gimana? Greget, gue sama lo!" Tanya Vano kemusuhan.

Gue narik nafas capek, ngedenger pertanyaan Vano.

"Cepetan, ege! Lo kalo nggak ngomong sekarang juga," Jeda Vano menatap gue dengan tatapan sinisnya.

Tuhkan! Baru aja gue tarik nafas, udah sinis aja ni manusia satu.

"Gue makan lo! Hawa hawa nya gue pengen makan orang deh." Lanjut Vano sambil smirk gitu.

"Emang muat?" Tanya gue dengan nada menantang.

"Muat kalo di mutilasi!" Pungkas Vano dengan nada sedikit tinggi.

"Heh! Mulutnya nggak di filter kalo ngomong." Kesal gue.

Dia diem. Gue juga. Mungkin dia sadar kalo pembicaraan ini tuh nggak ada faedah nya sama sekali. Atau gue yang seharusnya sadar? Tapi gue cuman mau tanya sama Vano, siapa yang lagi ngobrol sama Renjana sekarang. Pasalnya perawakannya tuh mirip Vano banget. Masa iya itu Vano kedua? Semacam kloningan nya gitu ya?

"Itu siapa yang sama Renja? Kok, perawakannya mirip banget sama lo?" Gue mutusin buat tanya. Daripada penasaran terus.

Gue nunjuk Renjana yang lagi ngobrol sama orang itu. Dan Vano ngikutin arah kemana jari telunjuk gue.

Vano keliatan menyipitkan matanya. Mencoba mengenali siapa yang sedang mengobrol sama Renjana, mungkin.

"Oh, itu?" Tanya Vano memastikan.

Gue cuma ngangguk sebagai jawaban.

"Om gue dari Malang. Beliau emang kenal sama Renja." Jawab Vano dengan nada santai.

"Kok bisa kenal? Gue kok nggak?" Bingung gue tuh. Kok Renjana bisa kenal sama Om nya Vano? Abi kenal juga nggak ya?

"Pernah sekali ketemu, terus kenalan. Mungkin sekarang lagi bertukar kabar." Jawab Vano lagi.

"Nyusul kesana yok!" Ajak Vano sambil berjalan menghampiri Renjana dan Om nya.

Gue jalan nyusul Vano yang sekarang udah mau deket sama Renjana dan Om nya.

"Yow, bro! Pa kabs?" Sapa Vano pada Renjana sambil tos ala-ala empat serangkai squad gitu.

Gue natep aneh Vano. Ni manusia satu kok kek nggak ada khawatir khawatir nya sama bokap nya. Gue emang belum tau apa penyakit bokapnya ini, tapi kek nya parah deh.

Renjana juga keliatan natep aneh Vano. Padahal mereka pagi tadi baru aja ketemu di sekolahan. Eh, sekarang Vano udah nanyain kabar Renjana aja.

"Yang lo tanyain apa kabar tuh seharusnya Om lo ya, goblok!" Sarkas Renjana pada Vano.

Vano cuma nyengir, terus natep Om nya.

"Om apa kabarnya? Kesini naik apa? Kok nggak bilang bilang sama Khevan? Tante ikut nggak, Om?" Tanya Vano terus terusan.

ᴍʏ ʙᴜᴛᴛᴇʀꜰʟʏWhere stories live. Discover now