BERTEMU

14 9 0
                                    

26.

••• SELAMAT MEMBACA •••

🍂

Satu hari lagi waktu Gavin untuk mencari tahu tentang rencana Prans dan Siren. Karena besok ia sudah harus kembali masuk sekolah, dan akan kembali sibuk dengan kegiatan nya sebagai murid yang baik.

Pagi itu Gavin baru saja turun dari kamarnya, ia tak melihat Siren ataupun papah nya di meja makan. Siren pun tak membangunkan nya untuk sarapan pagi ini, itu membuat Gavin penasaran apa yang tengah mereka lakukan sekarang.

Gavin pun menelpon Monica dan menanyakan keberadaan kedua orang tuanya disana. Karna jika mereka tak ada di rumah, satu satunya tempat yang akan mereka kunjungi adalah rumah Monica.

"Hallo kak, kakak jangan nelpon dulu yaa. Mama papah ada disini, aku gabisa ngobrol lama lama maaf"

Suara Monica terdengar begitu pelan, nafasnya pun terdengar lebih cepat dari biasanya. Gavin yang mendengar itu pun cukup khawatir dengan keadaan Monica saat ini.

"Lo gak papa kan?" Tanya Gavin yang benar benar merasa khawatir.

"Gak papa kak, kakak jangan khwatir. Aku mau tutup dulu telpon nya, aku gak papa"

Tuttt..

Gavin belum menjawab ucapan Monica, namun gadis itu sudah terlebih dahulu memutus sambungan telpon nya. Bagaimana Gavin tak khawatir jika Monica bersikap seperti itu. Apa yang harus Gavin lakukan sekarang, tak mungkin jika ia pergi ke rumah Monica dan menghampiri kedua orang tuanya. Jika ia melakukan itu, sudah pasti sandiwara nya selama ini akan sia-sia.

"Gue harap lo gak papa Monica" Gumam Gavin yang sejujurnya masih sangat khawatir___.

"Pulang sekolah maen yok, ajak Gavin juga" Ujar Bayu yang kini baru saja tiba di sekolah bersama dengan Tio dan Laskar.

"Gass gue mah " Jawab Tio yang berjalan di samping Bayu.

"Gue gak bisa. Gue harus kerja " Ujar Laskar yang berjalan disamping Bayu, Bayu dan Tio pun menoleh ke arah Laskar.

"Lah, bengkel bang Jav kan tutup kalo hari jumat. Lo harusnya gak kerja kan Kar?" Tanya Bayu yang di angguki oleh Tio.

"Gue dapet kerjaan di tempat lain, mayan selingan sama di bengkel" Jawab Laskar tersenyum ke arah dua teman nya itu.

"Harus apa lo kerja sekeras ini kar? Lo masih muda, harusnya kita ngabisin waktu muda kita ini dengan kesenangan" Ujar Tio, Bayu pun mengagguk setuju.

"Gue kalo gak kerja, besok makan apa?" Ujar Laskar tanpa menghentikan langkah nya.

"Gue kan ada. Lo lupa gue kaya kar, Gavin juga. Kita bisa bantu lo kalo sekedar buat makan" Jawab Tio

"Kar, meski gue gak sekaya Tio sama Gavin. Tapi gue bisa ko bagi makanan gue buat lo, serius gue ikhlas anjir" Timpal Bayu yang kini sudah memeluk lengan berotot pria itu.

Laskar hanya terkekeh mendengar ucapan teman teman nya itu. Ia tau mereka memang teman yang begitu baik baginya, namun Laskar pun tak ingin terus terusan bergantung kepada mereka. Toh hidup pun tak mungkin selamanya mendapatkan bantuan orang lain, akan ada masanya dimana uluran tangan orang lain pun akan membuatnya merasa terbebani nantinya.

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now