Tentang Kita - 1

21 3 0
                                    

Liburan semester berakhir. Visilla baru saja tiba di Sekolah tepat pukul tujuh pagi hari. Berjalan memasuki gerbang SMA GARUDA. Banyak murid berlalu-lalang melewatinya.  Tak sedikit pula yang menyapa, walaupun hanya dibalas dengan senyuman.

"Sill"

Langkah kaki Silla terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia berbalik badan mencari sumber suara. Terlihat seorang pria tersenyum sambil melambaikan tangan, berjalan mendekatinya.

Silla menatap laki-laki yang berdiri dihadapannya. Laki-laki yang beberapa menit lalu menyapanya.

"Apa kabar?"

Laki-laki itu tersenyum hangat. Namanya Arshano Zaiden Kalandra sebut saja Ar, dikenal sebagai kapten basket yang sangat populer di Sekolahnya, memiliki wajah yang bisa dikatakan hampir sempurna. Wanita mana yang mampu menolaknya? Hanya saja ia adalah laki-laki yang kejam dengan orang yang tidak disukainya. Namun, sikapnya yang kejam dapat berubah seketika jika bertemu dengan Silla.

Visilla, gadis yang sejak tiga tahun lalu merupakan wanita yang menyandang status sebagai gebetan Arshano. Seorang Silla yang sangat sulit didapatkan, maka akan semakin menarik untuk dimilikinya.

"Baik" balas Silla dengan wajah datar.

"Jutek amat neng! Gak kangen sama gue, Lo?" Tanya Arshano dengan alisnya  diangkat sebelah.

"Ck, pede Lo!"

"Sill? Cuma Lo cewe yang nolak gue dari tiga tahun lalu dan gue pasti bakal bisa dapetin Lo!" Terang Arshano dengan sorot mata tajam.

"Kalo dari tiga tahun lalu gue gak mau sama Lo, berarti sekarang gue juga bakal bisa nolak Lo lagi buat yang kesekian kalinya!"

"Bukan begitu tuan Arshano Zaiden Kalandra?" Sambung Silla sambil tersenyum sinis dan pergi menuju kelasnya.

"Lo liat aja nanti" batin Ar geram.

Ar berjalan, mengikuti langkah Silla. Mereka berjalan menyusuri lorong utama yang terlihat masih sepi.

Langkah mereka terhenti ketika mendapati sebuah tulisan diatas pintu yang bertuliskan 12 IPA 2 yang merupakan ruang kelas Silla.

Silla berjalan melewati pintu, memasuki kelas dengan Ar yang masih meliriknya.

"Byurrrrrrr"

Silla terdiam seketika, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Tumpahan air tepat mengenai pakaiannya.

"Berengsekk! Maksud Lo apa nyiram Silla!" Arshano dengan sigap menarik kera baju seseorang yang baru saja menyiram Viona.

"M-mmaaf Ar gg-gue kira yang masuk Putri" jawabnya lata.

"Udah gapapa, lepasin dia Ar! Lagian dia gak sengaja!" Silla membuka suara sambil merapikan pakaiannya yang sudah basah kuyup.

"Ikut gue!" Ar menggapai tangan Silla dan menariknya, menjauhi ruang kelas.

"Lepasin! Apaan sih Lo!"

"Ikut gue!" Tegas Ar dengan sorot mata tajam andalannya.

"Gak!" Balas Silla.

Tanpa menunggu persetujuan dari Silla Arshano langsung menggendongnya ala Bridal Style. 

"Lepasin! Lo mau bawa gue kemana berengsek!"

Arshano tak peduli, meskipun Silla terus memberontak.

Tepat di depan sebuah pintu bertuliskan 'toilet' Arshano menurunkan Silla dan melepaskan Hoodie yang ia kenakan.

"Eh eh mau ngapain Lo!" Cegah Silla sambil mengernyitkan dahinya.

"Gue gak bakal perkosa Lo, kalaupun gue mau gak disini tempatnya!" Jelas Ar.

Mendengar perkataan itu Silla langsung diam membeku ditempat.

"Nih pake, keburu masuk angin kalo kelamaan" ucap Ar sembari menyodorkan Hoodie miliknya.

Silla masih diam tidak percaya apa yang baru saja terjadi.

"Lo budek, ya?"

Silla langsung mengambil Hoodie yang diberikan Ar dan bergegas memasuki toilet.

"Lama amat Lo ganti baju aja" teriak Ar dari luar.

"Pergi Lo ngapain masih disitu!" Usir Silla

Hening. Silla tak mendapat jawaban. Ia langsung mengganti pakaiannya. Berpikir bahwa Arshano mungkin sudah pergi dari depan toilet.

Ketika Silla membuka pintu toilet ia terkejut.

"Lama Lo ganti baju doang"

Ternyata Arshano masih berdiri disana.

"Gede amat baju Lo, lagian siapa suruh nunggu!" Sinis Silla.

"Gak tau terima kasih banget si Lo!"

Ar berbalik badan dan berjalan pergi menjauhi Silla.

***

Selama jam pelajaran berlangsung silla masih saja memikirkan kejadian yang dialaminya tadi. Nasib buruk sepertinya sedang berpihak pada Silla. Bukan hanya pakaiannya yang basah, ia juga terus memikirkan mengapa Ar selalu mengganggu hidupnya meskipun sudah ditolak berulang kali.

Kringg

Dua jam pelajaran usai, bel istirahat berbunyi.

"Sill" seseorang menepuk punggung Silla.

"Bikin kaget aj Lo!"

Di depannya ini berdiri Aira Zearycca sosok yang dua tahun terakhir menjadi teman baiknya.

"Ya maaf, Lo sih ngelamun terus. Mikirin apa sih?"

"Pasti Lo mikirin Ar, ya kan?" Sambung Aira mengolok-olok.

"Ih apaan sih Lo, yakali gue mikirin dia" Silla mencoba mengelak.

"Yaudah ih, ayok ke kantin laper gue" ajak Aira.

"Dih, emang bel udah bunyi?" Tanya Silla heran.

"Jangan-jangan Lo beneran mikirin dia, ya? Sampe gak denger kalo bel istirahat udah bunyi hampir sepuluh menit yang lalu!" Tanya Aira memastikan.

"Udah ih ayok ke kantin" silla bergegas berjalan keluar kelas untuk menghindari pertanyaan dari Aira.

"Apa mungkin tuh anak mulai suka sama Ar?" Batin Aira sambil berjalan mengikuti langkah Silla.

Mereka menyusuri koridor sekolah, menuju ke kantin diiringi dengan candaan dan tawa yang mereka ciptakan.

✧✧✧✧

TBC

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Mar 14, 2023 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Tentang kitaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora