13

244 17 3
                                    

Setelah dari rumah Kyla dan waktu yang sudah berjalan, Aura merasa tubuhnya jadi sering mual di pagi hari dan tak jarang, dia jadi kesulitan untuk makan.

Kyla terkadang sesekali main ke rumahnya dan Jeff sepertinya memang sudah kembali ke sifat awal saat mereka menikah, suasana di rumah itu tidak lagi hangat seperti sebulan yang lalu. Justru semakin dingin dan hambar, hanya Aura yang berusaha untuk membuatnya tetap hangat, meskipun terkesan jadi dingin lagi Jeff tetap masih memperhatikannya seperti yang dia ucapkan ingin memulai semuanya dari awal saat itu hanya saja, atensinya sangat rendah.

Aura tidak berharap banyak, dia hanya berpikir mungkin Jeff ingin membiasakan dirinya agar tidak terlarut dalam kesedihan jika suatu saat nanti hubungan mereka berakhir dan keduanya menjalani kehidupan masing-masing.

Memikirkan hal itu tentu saja membuat Aura terus menerus menghela napas lelah.

Sekarang kebiasaannya di pagi hari bukan membuat makanan yang berat, hanya sebuah pancake saja dan itupun dirinya yang memakan sendiri, karena Jeff sudah tidak mau sarapan lagi di rumah, alasannya ada beberapa masalah di kantor.

Aura tidak memprotes ataupun bertanya lebih karena dia juga tidak tahu dunia kerja Jeff, jadi Aura memakluminya. Tapi jauh dari itu semua, Jeff hanya ingin menghindarinya saja.

Meskipun sesekali kadang Jeff masih mau makan pancake di pagi hari bersamanya, hal kecil itu saja yang bisa membuat Aura merasa sangat bahagia.

Di malam harinya juga, Jeff lebih sering tidur di ruang kerja, Aura sudah pernah mengajak Jeff untuk tidur di kamar tapi pria itu dengan tegas menolaknya dan beralasan ingin menyelesaikan pekerjaannya. Aura hanya mendesah pasrah, sejak saat itu Aura sama sekali tidak pernah mengajak Jeff untuk tidur di kamar lagi bersama karena pada ujungnya dia selalu mendapatkan sebuah penolakan.

"Kenapa ya aku jadi sering mual? Ini tidak mungkin asam lambungku yang naik. Apakah aku benar-benar hamil?" gumamnya pelan. "Sepertinya aku akan membeli alat tes kehamilan."

Aura segera keluar dan memberitahu penjaga rumahnya jika dia akan pergi. Berapa hari yang lalu Jeff mendatangkan pelayan itu yang dia katakan dia ambil dari rumah utama.

Setelah berpamitan, Aura memesan taksi dan pergi ke apotik untuk membeli tes pack dia membeli tiga agar nanti dia tidak ragu dengan hasilnya. Lalu segera pulang dan mengujinya, Aura hanya berharap dia tidak hamil karena dia tidak mau anaknya akan lahir tanpa seorang ayah dan yang terparahnya tidak mau mengakui anaknya.

Memikirkan kenyataan pahit itu, yang padahal belum tentu jadi nyata sudah membuat Aura merasa sangat sesak dan ingin menangis. Dia juga sering menangis di malam hari memikirkan sikap Jeff yang sudah kembali seperti awal pernikahan, dia sedih dan tentunya juga merindukan Jeff.

Tapi sepertinya Aura tidak akan langsung pulang, tiba-tiba saja dia jadi ingin pergi ke mall dan tujuannya sekarang ke sana.

Aura berputar-putar mengelilingi pusat perbelanjaan itu sendirian hingga entah mengapa dia memasuki sebuah restoran Jepang, saat masuk ke dalam tiba-tiba langkah kakinya harus terhenti saat itu juga, saat melihat atensi Jeff dan Kyla yang makan bersama dengan bersendau gurau.

Mata Aura seketika itu juga memenas, dia ingin menangis melihat kenyataan jika suaminya pergi makan berdua dengan sahabatnya padahal belum masuk jam makan siang. Lantas mengapa dia tidak diajak untuk ikut juga seperti biasanya, sejak kapan mereka sering keluar berdua tanpa dirinya dan mungkin, 'kah Kyla benar-benar ingin merebut Jeff tapi bukanlah dia memiliki Raymond yang sangat menyanyanginya, apakah itu masih kurang?

Dilanda gundah gulana, Aura memutuskan untuk ingin pergi saja dan menangis di rumah tapi sepertinya rencananya tidak akan terlaksana karena dia merasakan ada seseorang yang merangkul pundaknya dan suara menyebalkan yang sangat Aura benci.

"Ya ampun Aura, aku tidak menyangkah bisa bertemu denganmu di sini. Suatu kebetulan yang indah." sapanya dengan senyumnya yang mengejek. "Kau ingin makan, makanan Jepang. Aku bisa merekomendasikan makanan yang sangat enak dan cocok di lidahmu yang tidak pernah makan masakan Jepang itu."

"Terima kasih Shella, jika kau memang ingin merekomendasikan makanan itu dan Iya, aku sedang makan masakan Jepang." jawab Aura dengan nada lembutnya dan berusaha untuk menutupi kesedihan serta mata yang ingin menatap Jeff dan Kyla.

"Kalau begitu ayo masuk ke dalam." Shella menarik tangan Aura kuat, hingga langkahnya terhenti lalu mengulum senyum menyebalkannya seolah ingin menertawakan Aura.

Shella kembali menarik lengan Aura hingga langkah mereka terhenti tepat di depan meja Kyla dan Jeff, seketika itu juga mata Kyla berubah menjadi terkejut serta takut dan Jeff yang mencoba tidak peduli melihat kehadiran Aura bersama Shella. "Ya ampun hari ini benar-benar kebetulan yang sangat indah. Aku juga tidak menyangkah bisa bertemu dengan pasangan serasi di sini."

"Apa yang katakan Shella? Hai Shella, bagaimana kabarmu?" Kyla berusaha untuk tenang dengan mata yang terus memperhatikan ekspres Aura yang sangat sulit untuk dibaca.

"Kabarku baik dan ya tadi aku tidak sengaja melihat Aura berada di depan pintu masuk seperti orang bingung jadi aku mengajaknya untuk masuk bersama lalu menemukan kalian berdua." ucap Shella dengan mata yang memperhatikan ekspresi ketiganya, dia sangat suka dengan drama yang tersaji dihadapannya.

"Duduklah kalian berdua." ucap Jeff dengan tatapan datarnya, tapi matanya tetap terus memperhatikan Aura hingga wanita itu hanya bisa menundukkan kepalanya, lalu pelayan datang memberikan buku menu.

"Kau ingin pesan apa?"tanya Jeff dengan mata tertuju pada Aura.

"Aku saja yang pesankan, Aura tidak tahu makanan Jepang di sini yang mana yang jadi favorit dan yang paling enak. Bahkan masuk di sini saja, dia tidak pernah sangat menyedihkan bukan. Jadi bagimana dia bisa memilih makanan apa yang ingin dia makan, kau tidak perhatian dengan istrimu Jeff." Shella merebut buku menu yang akan Jeff berikan sedikit menyendiri Jeff juga dan Aura hanya memilih mengangguk membenarkan ucapan Shella, dia tidak merasa tersinggung.

Shella memesankannya seporsi ramen dan saat datang Aura terlihat memiliki minat untuk mencicipi masakan itu. "Boleh aku memakannya?"

Jeff menganggukkan kepalanya dan Aura segera makan dengan tenang menikmati ramennya dan tidak mempedulikan orang-orang yang ada di meja itu yang tampak sangat memperhatikannya. Kyla dengan tatapan bersalah, Jeff masih menatap datar tapi di dasar hatinya dia merasa ada sesuatu yang mengganggunya dan Shella tersenyum senang melihat bagaimana Aura menikmati ramennya m

"Oh ya aku tidak menyangkah akan bertemu dengan kalian berdua, biasanya bukannya kalian akan sering pergi bertiga, apalagi sudah sama-sama berkeluarga. Tapi tidak apa, aku senang saja jika kalian bersama, daripada Jeff bersama Aura, rasanya seperti melihat bumi dan langit yang dipaksakan untuk bersatu sama-sama tidak imbang." celetuk Shella dengan pedas.

Aura terdiam dengan memperhatikan lautan kuah mie ramennya, perasaannya mulai kacau mendengar apa yang diucapkan Shella yang tapi benar adanya.

"Apa yang kau katakan Shella?" tanya Aura dengan nada pelannya tapi gurat sedih terlihat jelas di matanya.

"Aku hanya mengatakan aku senang melihat kebersamaan Jeff dan Kyla, daripada denganmu. Dan aku lihat Jeff dan Kyla seperti pasangan yang sedang bermain api di belakangmu, kau tidak cemburu dan terluka?" Shella menyindir dan menebak tiga kepala dalam satu tembakan, tapi matanya terus memperhatikan bagaimana Aura menyikapi ucapan.

"Hentikan ucapan Shella! Jangan berbicara buruk tentang sahabatku dan juga suamiku. Aku yakin Kyla tidak serendah itu untuk merebut suamiku sekalipun Jeff adalah sahabatnya dan Jeff juga tidak serendah itu merebut istri orang lain dan menghianati pernikahannya. Aku percaya dengan mereka, jangan mencoba memperngaruhiku. Meskipun aku juga setuju dengan ucapanmu dilihat dari sudut manapun Kyla dan Jeff sangat serasi dibanding jika Jeff berdiri disampingku, aku tidak membantah hal itu. Dan itu adalah penilaianmu, tapi tolong jangan mempekeruh keadaan." Aura terlihat sangat tegas meskipun matanya terus memperlihatkan gurat kesedihannya.

"Kau itu hanya terlalu bodoh dan naif Aura, baiklah aku akan pergi dan tidak menganggu cinta segitiga kalian. Tapi soal ucapanku yang suka jika Jeff dengan Kyla itu benar, karena kau itu sangat menjijikkan Aura." ucap Shella dengan senyum menyeringai lalu pergi dari meja itu dan itulah alasannya mengapa dia tidak ikut memesan makanan hanya memesankan Aura saja.

Kyla terlihat sedih, Jeff terdiam dan Aura mengulas senyum baik-baik saja meskipun hatinya sudah retak berkeping-keping membenarkan ucapan Shella.

TbC

Istri TerlupakanWhere stories live. Discover now