11

238 36 0
                                    

Happy Reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading!

"Ayah memanggilku?"

"Kau dari mana saja?" tanya Jake saat Il'lya tiba.

"Tuk ingin bermain, jadi aku menemaninya tadi."

"Neytiri, kau sudah memanggil yang lain?" Neytiri mengangguk.

"Rapat keluarga lagi?" Lo'ak bertanya. Neteyam langsung menarik Lo'ak untuk duduk dengannya.

"Ada apa, Dad?" Kiri bertanya.

"Ayah ingin menanyakan sesuatu kepadamu, Il'lya." Il'lya bingung, namun tetap mengangguk.

"Aku kira tadi malam sudah cukup jelas," gumam Lo'ak yang langsung dibalas tepukan di lengannya oleh Neteyam.

"Kau sangat cerewet, Lo'ak,"

"Ayah ingin menanyakan penglihatan yang kemarin,"

"Penglihatan saat kalian melihat Bangsa Langit di pegunungan, Nak," tambah Neytiri.

"Iya. Kenapa, Dad?"

"Apakah kejadian itu sempat muncul di penglihatanmu?" Il'lya terdiam, lalu tidak lama ia mengangguk dengan ragu.

Il'lya dapat melihat respon anggota keluarga yang berbeda-beda. Jake yang memegang dahinya, Neytiri yang langsung memegang lengan suaminya, Neteyam yang mendecakkan lidahnya, Lo'ak yang hanya diam saja, dan Kiri yang langsung memegang pergelangan tangan Il'lya.

"Kenapa tidak beritahu?" tanya Kiri.

"Aku pikir kejadian itu tidak menimbulkan kekacauan, jadi tidak kuberitahu, maaf."

"Tetap saja, Nak. Bagaimana kalau itu membahayakan kalian kemarin?"

"Maaf, Dad,"

"Jika Ayah tidak bertanya, kau tidak akan memberitahukannya, kan?" Kepala dan telinga Il'lya perlahan menurun. Bibirnya sedikit mengerucut.

"Aku takut membuat kalian khawatir,"

"Kau terlanjur membuat kita khawatir, Sayang," ujar Neytiri sambil mendekati Il'lya lalu mengelus kepalanya lembut.

"Maaf ya, semuanya."

"Tidak apa-apa, ini bukan salahmu. Ibu mengerti."

Mereka semua terdiam, masing-masing dengan pikiran mereka. Tiba-tiba, Il'lya kembali bersuara. "Sebenarnya ... ada yang ingin aku sampaikan,"

"Kemarin, maksudku sebelum makan malam, aku kembali mendapat penglihatan." Mereka semua langsung memfokuskan diri mereka kepada Il'lya.

"Kedatangan Bangsa Langit ke sini selain untuk menyerang kita, mereka juga ingin membangun rel kereta." Alis Jake menyatu, ia bingung sekaligus marah.

"Rel kereta?"

"Iya. Aku tidak bisa menceritakannya lebih jelas, Ayah. Tapi pembangunan yang mereka lakukan akan dijadikan sebagai sarana untuk memasukkan pasokan senjata,"

The Chosen Gift || Avatar: The Way Of WaterWhere stories live. Discover now