2O

236 28 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Happy Reading!

"Kakak!"

Kiri berbalik dan mendapati Il'lya yang berlari dengan tergesa-gesa untuk menghampirinya. Ia langsung memegang lengan Il'lya yang tidak terluka. "Kenapa kau lari?"

Il'lya tidak menjawab pertanyaan Kiri melainkan kembali bertanya. "Kak, mereka sudah pergi?"

Kiri berdehem sambil mengusap pelipis Il'lya yang dipenuhi keringat. "Sekitar tiga puluh menit yang lalu."

"Mengapa tidak bangunkan aku?"

"Aku tidak tega, tidurmu sangat nyenyak."

Il'lya mendesah, dirinya merasa resah. Kiri kembali berujar, "Neteyam ingin memberikanmu sesuatu setelah kembali dari sana."

Perasaan Il'lya kembali tidak enak saat Kiri menyebut nama Neteyam. "Sepertinya aku harus menyusul ke sana."

Kiri menggenggam kedua tangan Il'lya. "Jangan konyol, Il'lya! Di sana berbahaya, luka di lenganmu saja belum kering."

"Aku tidak bisa diam saja, Kak."

"Tidak, Il'lya. Kau harus tetap di sini bersamaku."

Il'lya menahan tangisannya. "Kak, please ...."

"Tidak, Il'lya."

Il'lya melepaskan genggaman Kiri dari tangannya lalu pergi dari sana. Kiri bertanya dengan suara keras. "Kau mau ke mana, Il'lya?!"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Il'lya sampai di kamar lalu berjalan mengitari kamarnya dengan mata yang kembali berair. Ia sangat gelisah karena dirinya tidak sempat mengingatkan tentang bahaya yang akan dihadapi keluarganya di sana.

"Aku tidak bisa diam saja di sini, aku harus ke sana." Il'lya bergumam.

Il'lya menggigit jarinya dengan rasa cemas. "Namun bagaimana aku bisa ke sana? Kak Kiri akan mencariku."

"Tapi aku tidak bisa diam saja."

Il'lya kebingungan. Di satu sisi, Il'lya tidak ingin Kiri memarahinya. Namun di sisi lain, ia harus memperingati keluarganya.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Il'lya memutuskan untuk pergi ke sana. Tidak masalah Kiri akan memarahinya. Tujuannya sekarang harus menyelamatkan keluarganya.

Dengan persiapan seadanya, Il'lya mengambil pisau yang Jake buat untuknya sebagai bentuk pertahanan diri. Setelah itu, ia berjalan keluar dengan langkah pelan, khawatir Kiri mendapatinya ingin pergi ke sana.

Il'lya terhenti, di depan sana ada Kiri dan Tuk yang sedang bermain. Tanpa melewatkan kesempatan yang ada, Il'lya langsung berlari keluar, menghampiri Ikrannya. Ia mengelus wajah Ikran dengan lembut lalu menyatukan Queue miliknya dengan milik Ikran itu.

The Chosen Gift || Avatar: The Way Of WaterOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz