5

631 76 1
                                    

Hanbin tengah berkunjung ke rumah Matthew untuk bermain. Tadinya Hanbin ingin mengajak Matthew ke lapangan untuk bermain bola, tapi hujan tiba-tiba turun sehingga mereka memutuskan untuk tetap di rumah. Mereka kini sedang bermain game dengan serunya. Hanbin sepertinya lebih mengungguli Matthew sehingga bocah manis itu harus kalah darinya.

"Hore, aku menang lagi!" Sorak Hanbin yang kegirangan.

"Uh, Kak Hanbin menang lagi," gerutu Matthew cemberut. Pipinya yang tembam itu terlihat begitu menggemaskan.

"Maaf, Matthew. Kau mesti berusaha keras lagi mengalahkanku. Jangan menyerah dulu," hibur Hanbin sambil mengacak-acak rambut Matthew. "Mau main sekali lagi?"

"Tidak, aku capek, Kak," tolak Matthew.

Keduanya sepakat berhenti bermain game dan mulai menikmati cemilan yang baru saja dibawakan oleh ibu Matthew. Keduanya kini memutuskan untuk menonton TV yang menayangkan serial kartun. Hanbin tiba-tiba mengingat sesuatu ketika melihat salah satu tokoh kartun itu sedang bermain biola.

"Kau tahu, Matthew. Beberapa hari yang lalu aku bertemu kakak baik hati itu lagi," kata Hanbin membuka ceritanya.

"Benarkah? Di mana Kak Hanbin ketemu kakak itu?" Matthew terlihat penasaran.

"Aku bertemu dengannya di tempat penjual es krim," ujar Hanbin.

Hanbin pun mulai menceritakan pertemuannya kembali dengan Zhang Hao sementara Matthew mendengarkannya. Ia selalu senang mengingat kejadian tersebut. Hanbin cukup menyesal saat itu tak banyak bicara dengan Zhang Hao, ibunyalah yang lebih banyak bicara dengan lelaki itu.

Hanbin hanya bisa tersipu saat Zhang Hao ada di hadapannya apalagi ketika ibu juga ikut menggodanya. Ia juga menceritakan tentang Ollie yang datang bersama Zhang Hao. Hanbin akui Ollie menggemaskan, tapi baginya tetap Matthew yang paling menggemaskan. Sepertinya Hanbin masih menyimpan rasa iri mengenai kedekatan Ollie dan Zhang Hao.

"Apa Ollie adiknya kakak itu?" Tanya Matthew.

"Bukan. Katanya Ollie anak teman kakak itu," jawab Hanbin.

"Aku jadi penasaran seperti apa kakak itu," ujar Matthew.

"Dia sangat tampan. Semoga kita bisa bertemu dengannya," sahut Hanbin.

"Bagaimana caranya, Kak?" Tanya Matthew.

"Aku tidak tahu. Tapi kita berdoa saja semoga bisa bertemu," ujar Hanbin yang tetap optimis dan Matthew mengangguk setuju.

***

Zhang Hao sedang berada di kafe bersama seseorang. Keduanya terlihat asyik mengobrol sambil diselingi oleh tawa. Sosok di hadapan Zhang Hao itu adalah Chen Kuan Jui, teman akrab lelaki itu.

"Oh ya, Wumuti mengeluh lagi padaku karena kau sering menculik Ollie," ujar Kuan Jui.

"Dia selalu berlebihan. Tapi Ollie memang menggemaskan," kekeh Zhang Hao.

"Aku tahu kau memang suka anak-anak. Kalau begitu kenapa tidak kembali menjadi guru biola lagi?" Tanya Kuan Jui.

"Aku belum memikirkannya," ujar Zhang Hao sambil melihat keluar jendela.

"Tapi aku selalu suka melihatmu bermain biola dan tampil di pertunjukan," sahut Kuan Jui melirik tas biola di samping Zhang Hao. "Tidak berminat memainkan satu lagu untuk teman baikmu ini?"

"Di rumahku?" Tanya Zhang Hao.

"Kenapa tidak di taman saja?" Usul Chen Kuan Jui. "Lumayan bisa menarik minat orang banyak."

"Aku tidak mau terlihat mencolok," tolak Zhang Hao.

"Astaga, kau cuma diam saja sudah mencolok, Zhang Hao," ujar Kuan Jui sambil melihat ke sekeliling kafe. "Lihat apa yang barusan kukatakan. Beberapa pengunjung sudah menatap ke arah meja ini sejak tadi."

PemujamuWhere stories live. Discover now