27

454 91 27
                                    

Hai...

Ditungguin nggak?

Vote dan komennya jangan lupa 🥰
###
Aleena kembali ke kamar rawatnya dalam diam bersama Jerry. Baru setelah mereka sampai di kamar rawat Aleena, Jerry bersuara.

"Kok kamu ngomongnya jahat gitu, sih? Al, Greesa lagi sakit parah lo. Harusnya dikasih semangat, bukan di sarkasin kayak gitu," tegur lelaki itu.

"Lo? Kalau dia sedih kan obatnya gampang, tinggal kamu peluk aja lagi, kan?" Sahut Aleena.

"Bukan gitu--aku nggak ada apa-apa sama Greesa! Kemarin-kemarin itu kamu cuma salah paham!" Balas Jerry.

"Iya. Gila aja kalau kamu beneran ada apa-apa sama dia dengan kondisi dia kayak gitu," ucap Aleena. "Gih, mending kamu hibur dia. Pasti lagi sedih."

Jerry mendesah panjang sambil memijit pangkal hidungnya. Lelaki itu benar-benar tidak mengerti cara berpikir isterinya sendiri. Apakah perempuan itu benar-benar salah paham? Cemburu? Sekarang Jerry pun tidak yakin.

"Mending sekarang kamu istirahat. Kata Bu Teri kamu boleh pulang sore ini kalau keadaanmu membaik," ucap Jerry sebelum pamit pergi. Masih ada banyak pasien yang harus dia tangani sebelum jam pulang datang.

Aleena tidak lagi membantah. Sedikit banyak, perempuan itu tau kalau kelakuannya barusan bisa saja membuat Jerry mendapat surat peringatan, tapi kelakuan Greesa benar-benar membuat mulu Aleena tidak bisa di rem.

Padahal, tadi Aleena tidak benar-benar berniat mengunjungi Greesa. Aleena baru saja mengantar Rayu yang datang berkunjung ke tempat parkir yang ada di belakang gedung saat melewati ruang isolasi dan melihat sosok Jerry serta mendengar suara Greesa dari sana.

Ah, Aleena jadi merasa menyesal sudah ikut campur. Kalau dipikir-pikir lagi, kelakuannya barusan juga tidak bisa disebut dewasa. Hanya saja, sikap Greesa yang merasa menjadi orang paling malang di dunia itu membuat Aleena tersinggung.

Bukankah Greesa hanya mendapat tulah dari apa yang sudah dia lakukan sendiri selama ini? Mengapa seolah-olah semua yang dia alami bukan salahnya? Bukankah perempuan itu sebelumnya punya pilihan lain, dan bahkan pengetahuan yang cukup untuk mengambil sikap yang pintar?

Dan apa sih yang membuat Greesa berpikir bahwa Jerry akan kembali padanya dengan kondisinya yang seperti itu? Setelah apa yang perempuan itu lakukan pada Jerry sebelum ini? Semakin di pikirkan, kelakuan Greesa semakin tidak masuk akal dan menggelikan.

"Seharusnya aku nggak ngebatin hal yang nggak penting," gumam Aleena pada dirinya sendiri, lalu mengusap perutnya yang masih datar. "Jangan di tiru, ya? Nanti kalau kita udah pulang, Mama ajak kamu nonton film dan drama Korea. Biar kamu besok jadi cakep!"

###

Aleena girang saat pulang, Jerry membeli banyak sekali jenis makanan. Beruntung dia suka jenis-jenis makanan sehat yang suaminya bicarakan, jadi Aleena tidak protes sama sekali.

"Kata ibu, ibu mau sering-sering tidur di sini buat mantau kamu kalau aku lagi shift malam atau nggak bisa pulang," ucap Jerry. "Barang-barangmu mau dipindah sekarang aja atau gimana?"

"Besok aja, biar aku ada kegiatan di rumah," jawab Aleena.

"Gimana sama surat pengunduran dirimu? Nggak ada masalah?" Tanya Jerry lagi.

"Oh, iya. Mereka tanya, apa nggak bisa aku ambil cuti aja? Cuti satu bulan di awal kehamilan sama satu bulan lagi pas lahiran," sahut Aleena lagi.

"Kamu jawab apa?"

"Belum aku jawab, nunggu kamu," sahut Aleena.

"Nggak ada," balas Jerry cepat. "Bilang aja, aku nggak ngebolehin kamu kerja!"

Aleena tidak banyak merespon, tapi menuruti ucapan suaminya.
"Sama itu, Mas Alan mau pulang bulan depan. Dia libur sekitar satu bulan, dan mau nginep disini selama beberapa hari, boleh?"

"Boleh, nanti aku beresin kamar tamunya," kata Jerry. "Kebetulan Mas Jeremy juga mau pulang bulan depan."

"Ih? Tumben pada pulang semua?" Ucap Aleena, terdengar geli.

"Mungkin abis denger kalau kamu hamil," sahut Jerry, tersenyum kecil ke arah Aleena.

"Enggak, ah! Lebay amat kalau beneran kayak gitu," tukas perempuan itu tidak percaya.

"Ho? Aku bilangin ibu, lo? Padahal ibu yang paling antusias waktu denger kabar kamu hamil," ucap Jerry, menggoda.

"Lah? Kok ke ibu? Nggak nyambung! Dasar cepu!" Aleena menjulurkan lidah balas meledek.

###

"Hari ini kamu mau ngapain aja, Al?" Jerry bertanya dari dapur ke Aleena yang duduk di depan tv. Mereka baru saja sarapan dan giliran Jerry untuk mencuci piring sebelum lelaki itu berangkat bekerja.

"Selain beresin rumah? Nonton drama atau anime. Kenapa?" Sahut Aleena.

"Nggak usah angkat yang berat-berat dulu," jawab Jerry mengingatkan. "Sama jangan konsumsi teh chamomile."

"Ya? Kenapa? Kalau aku susah tidur gimana?" Apakah Jerry hanya membayangkan nada panik dalam suara isterinya?

"Teh chamomile itu punya efek jelek ke janin. Kamu tenang aja, biasanya ibu hamil apalagi di trimester pertama bakal banyak tidur. Atau kalau kamu mau, coba dengerin lagu-lagu klasik, biasanya bisa bantu biar tidurnya enak," jawab Jerry lagi.

"Kalau obat tidur yang semacam melantonin gitu?" Kali ini pertanyaan Aleena membuat perhatian Jerry teralih sepenuhnya dari piring yang dia basuh.

"Kamu juga konsumsi obat-obat kayak gitu?" Tanyanya kaget.

"Mm, sometime?" Sahut Aleena, agak kurang yakin.

Jerry tidak langsung menjawab, lelaki itu sempat memikirkan alasan mengapa Aleena sampai seputus asa itu hanya untuk tidur nyenyak. Jerry kira, perempuan itu hanya mengonsumsi teh herbal saja.

"Jangan," akhirnya Jerry menjawab setelah menghela napas panjang. "Kamu tidur aja sama aku mulai sekarang. Terus juga, kalau mau keluar, bilang. Kurangin pakai skincare dan make up biar kandungan kimia yang masuk ke tubuh kamu juga berkurang."

"Tidur sama kamu nggak menjamin aku bisa tidur, ya!" Cela Aleena.

"Nanti aku temenin begadang," balas Jerry yang disambut dengusan Aleena, tapi perempuan itu tidak membalas lebih. Jelas tidak percaya dengan janji Jerry.

Lelaki itu pun tidak mencoba untuk meyakinkan, karena pekerjaannya sebagai dokter di rumah sakit besar juga bukan pekerjaan yang ringan. Selesai mencuci piring, Jerry segera mengambil tasnya dan mendekati Aleena.

"Aku berangkat dulu," katanya, meraih leher Aleena yang sedang asyik menonton Spongebob Squarepants untuk mencium dahi, hidung dan bibir perempuan itu.

"Nanti pulang bawain jajan, ya?" Pesan Aleena.

"Apa? Kan di daerah UII nggak ada yang jual jajan. Beli aja, kan ada gofood," sahut Jerry, masih memegang dagu Aleena yang mendongak ke arahnya.

"Martabak telur, boleh?" Tanya perempuan itu.

"Sekali ini? Boleh," jawab Jerry, kembali mengecup bibir Aleena cepat. "Aku berangkat dulu!"

"Yup! Hati-hati di jalan!" Seru Aleena, membiarkan Jerry keluar rumah seorang diri.

###


SemicolonsWhere stories live. Discover now