38

259 45 1
                                    

Prilly berdecak kesal setiap kali Aksa menatapnya dengan menyipitkan mata. Adiknya ini sangat menyebalkan. Ia sudah lelah dan ingin masuk untuk segera mandi. Tetapi, langkahnya di hadang di depan teras dan tidak diizinkan untuk masuk sebelum menjawab pertanyaan Aksa.

"Tadi siapa? Kenapa mobil lo harus dibawa sama dia? Pasti cowoknya kere ya?"

Demi Tuhan. Prilly ingin sekali menyumpal  mulut Aksa dengan air hujan. Apa dia tidak bisa merasakan hawa semakin dingin? Herannya, kemana perginya Mami?

"Gue mau masuk. Jangan halangin"ucap Prilly dengan nada super ketus membuat Aksa menggeleng tegas.

Prilly mendengus kesal. "Gue yang nyuruh dia bawa mobil gue karena mobil dia di titipin ke fakultas."

"Kenapa nggak naik mobil sendiri-sendiri? Modus banget. Palingan juga mobil sewaan yang di titipin ke fakultas"ejek Aksa tertawa cukup kencang.

Prilly reflek menutup telinga. "Bocah sok tau. Udah minggir! Ngalangin jalan orang aja. Gue aduin Mami tau rasa."

"Aduin aja. Mami nggak di rumah kok. Wleee"Aksa menjulurkan lidah kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

Prilly menghentakkan kaki. "Nyebelin banget punya adek satu."

***

"Loh, mobil kamu kemana? Kenapa bawa mobil orang? Kamu nggak habis kecelakaan kan? Mana yang sakit?"

Alibiru menghela nafas mendengar rentetan pertanyaan dari Bonita ketika ia baru saja masuk ke dalam rumah.

"Bunda doain aku kecelakaan?"tanya Alibiru membuat Bonita menggeleng cepat.

"Bunda nggak ada doain kamu. Bunda cuma tanya karena penasaran kenapa pulang bawa mobil orang. Mobil kamu kemana?"

Alibiru terkekeh ringan membuat Bonita menaikkan alis. "Kenapa ketawa? Kena air hujan bikin kamu gila?"

"Bunda, ih. Dari tadi kayaknya nyumpahin aku terus. Mobil aku aku titipin di fakultas, Bunda. Itu mobil yang aku bawa punya Prilly"ujar Alibiru.

Bonita mengulas senyum. "Jadi ceritanya, ini salah satu modus supaya bisa berangkat bareng? Kamu lagi jadi pacar siaga nggak bolehin Prilly nyetir waktu hujan?"

"Iya dong. Daripada aku khawatir dan kepikiran terus. Lebih baik aku yang antar Prilly pulang. Aku nggak mau dia kenapa-kenapa. Bahaya Bunda cewek nyetir sendiri"ujar Alibiru yang bisa Bonita lihat raut wajah khawatirnya.

Bonita mengangguk. "Bunda paham. Sudah sana kamu cepat mandi. Bunda buatin teh hangat supaya badanmu tetap fit."

"Makasih Bunda"jawab Alibiru mengedipkan mata berjalan menuju kamarnya.

Bonita menggeleng pelan. "Anak itu kenapa jadi genit."

***

'Kamu ngapain aja hari ini?'

"Kuliah, makan, tidur"jawab Prilly ketika panggilannya dengan Alibiru tersambung.

'Kalau itu mah aku tau. Maksudnya setelah aku anterin kamu pulang.'

"Tadi sempet ngerjain tugas dan di ganggu Aksa."

'Aksa? Siapa dia? Kenapa dia ganggu kamu? Ganggunya secara langsung atau via chat?'

"Ganggunya sih secara langsung"

'Oh jadi dia main ke rumah kamu gitu? Jam berapa ke rumah kamu? Berapa lama?'

"Ya ampun, Kak. Ini aku harus banget jawab ya?"

'Harus. Aku pengen tau dia ngapain ke rumah kamu dan ngapain aja.'

"Btw, dia Adik aku loh."

'Adik sepupu? Bisa jawab pertanyaan-pertanyaan aku tadi nggak? Lebih spesifik gitu?'

"Kalau aku jawab, mau Kakak apain?"

'Mau aku kasih peringatan untuk nggak terlalu dekat sama kamu dan nggak ganggu kamu lagi.'

"Terlebih kalau itu Adik kandung aku sendiri?"

'Adik kandung? Kapan kamu punya Adik? Mami kamu melahirkan? Perasaan, waktu datang ke ulang tahun kamu. Perut Mami kamu nggak buncit.'

"Kak Ali! Kenapa jadi bahas perut sih. Waktu itu Aksa nggak dateng karena dia ada study tour. Kakak masih mau apa-apain Adik aku, hm?"

'Nggak jadi. Aku tutup telfonnya. Aku malu'

Klik.

"Loh, halo? Kak Ali? Astaga dimatiin"Prilly terkekeh ringan akan aksi Alibiru.

Prilly menggelengkan kepala. "Malu kenapa ditutup telfonnya? Padahal gue masih mau telfonan."

...






If Without You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang