43

277 43 3
                                    

Prilly menghela nafas berkali-kali ketika menunggu menu yang dia pesan datang. Jujur, ini adalah momen tercanggung sepanjang hidupnya. Di hadapannya ada sosok Alibiru yang sibuk memainkan ponsel. Laki-laki itu sedang sibuk membahas tugas karena tadi Alibiru meminta waktu sebentar untuk memegang ponsel.

Ya, sejak berhubungan dengan Prilly. Hal sederhana seperti memegang ponsel selalu menjadi paling sensitif diantara mereka. Maka dari itu, setiap kali berdua pasti akan jauh dari yang namanya alat eletronik. Kecuali jika sangat membutuhkan barang tersebut sudah pasti akan meminta waktu sebanyak mungkin.

"Silahkan makan siangnya."

Prilly melirik ke arah Alibiru yang jarinya masih sibuk berlincah di layar ponsel ketika pelayan cafe sudah pergi dan makanan di atas meja siap untuk di hidangkan. Bahkan perut Prilly sudah merasa lapar. Apa Alibiru tidak menyadari kedatangan pelayan tadi?

"Kak, ini kita kapan makannya?"tanya Prilly.

Alibiru mengalihkan fokusnya dengan menatap Prilly. "Iya maaf. Aku sampai nggak sadar makanannya udah dateng."

.

.

"Kuliah kamu lancar?"tanya Alibiru tepat saat Prilly menyeruput minuman.

Prilly mengangguk. "Sejauh ini lancar. Tugas susulan aku juga udah selesai. Kakak?"

"Ada beberapa hal yang nggak sesuai harapan. Tetapi, perlahan bisa di atasin"jawab Alibiru yakin.

Prilly menghela nafas. "Pak Handoko siapa Kakak?"

"Udah percaya nggak akan di kasih tugas, hm?"

Prilly berdecak kesal. "Aku di curigain sama semua teman sekelas karena keanehan Pak Handoko. Biasanya, Pak Handoko akan selalu kasih tugas dan ngurangin nilai kalau telat di jam mata kuliahnya."

"Itu nggak akan berlaku untuk kamu. Kakak bisa jamin"ucap Alibiru penuh percaya diri.

Prilly menggelengkan pelan. "Aku nggak mau diperlakukan secara spesial. Bisa jawab Pak Handoko siapa Kakak?"

"Pak Handoko adalah Kakak dari Bunda. Lebih tepatnya Om aku"jawab Alibiru singkat.

Prilly mengangguk paham. "Pantes penyambutannya hangat banget kayak keluarga jauh udah lama nggak ketemu. Aku sempat ngira Pak Handoko itu Papa Kak Ali."

"Kamu ngarep deketin Pak Handoko untuk dapet restu kalau seandainya beliau Papa aku kan?"

Prilly mencebikkan bibir. Tingkat kepedean Alibiru kembali muncul ke permukaan. Anehnya, Prilly tidak merasa risih sama sekali.

"Kakaknya berharapnya gimana?"

Alibiru menaikkan alis. "Berharap kalau kamu tepatin tawaran kita tadi. Aku sudah berhasil bawa kamu masuk ke kelas Pak Handoko dengan aman."

"Meskipun agak curang karena ternyata Pak Handoko adalah Om Kakak. Tetapi, yaudah deh. Aku terima tawarannya"jawab Prilly diakhiri senyuman manis.

Alibiru membulatkan mata. "Serius? Segampang itu?"

"Kakak mau aku nggak ngasih kesempatan?"

Alibiru menggeleng tegas. "Ya jangan dong. Heran aja. Kalau tau gini, udah dari kemarin aku buat hal sederhana dan kita bisa cepat balikan."

"Keliatan sih cowok nggak mau effort banyak"desis Prilly mencebikkan bibir.

Alibiru terkekeh ringan. "Tanpa aku berusaha keras. Kamu akan selalu tau jalan pulang karena aku rumah kamu."

"Manis banget gombalannya. Setelah ini, kita mau kemana?"

Alibiru menopang dagu. "Coba tebak kita mau kemana."

"Kok jadi aku?"

"Aku nggak tau mau bawa kamu kemana karena rencana awal cuma ngajakin kamu makan siang aja"tutur Alibiru kelewat jujur.

Prilly berdecak kesal. "Aku heran deh. Kenapa sih tema hubungan kita selalu makan dan makan. Jalan pun sebatas ke dufan. Kak Ali sebenarnya serius nggak sih sama aku?"

"Kalau aku nggak serius. Ngapain aku ngejar kamu sampai segininya?"

Prilly menghela nafas. "Dari awal aku yang ngejar Kakak."

"Akhirannya aku yang ngejar kamu kan? Kita impas. Udah ah, yuk pulang. Aku ajak kamu ke rumah ketemu sama Bunda. Dari kemarin Bunda bawel banget suruh aku ajak kamu"ujar Alibiru bangkit dari duduknya.

Alibiru menaikkan alis ketika melihat Prilly masih duduk di tempat tidak bergeming sama sekali. "Ayo bangun."

Prilly mengulurkan tangan kirinya pada Alibiru. Sekarang dia tau apa yang diingikan Prilly. Alibiru sedikit menundukkan badan dan menerima uluran tangan kiri Prilly lalu ia kecup dan menariknya untuk bangun.

"Ayo tuan putri. Saya persilahkan untuk berdiri di samping pangeran menuju ke kereta kencana"ujar Alibiru dengan lawakannya.

Prilly terkekeh ringan dan mengikuti langkah Alibiru dengan tangan bertaut.

...

Jangan lupa like dan komennya.

Aku post sekarang ya karena nanti malam takut kelewatan waktu lagi hehe

Selamat membaca dan menunggu buka puasa 🤗

Spoiler poster cerita selanjutnya

Spoiler poster cerita selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If Without You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang