Saturday Night Fever (5)

14 4 0
                                    

Aleppo Timur, Mei 2017

Aslan dan Emin kerap berolok-olok perihal film, yang mereka tonton bersama setiap Sabtu Malam Minggu. Alur selera mereka tidak sejalan sejak lama. Emin dengan tontonan Bollywood-nya, dan Aslan dengan Hollywood-nya yang kental. Setelah Emin melarangnya menonton Apocalypse Now, apalagi bila anak-anak menimbrung acara mereka bersama, Aslan beralih menggemari film Saturday Night Fever, biarpun film klasik ini bukan konsumsi anak-anak sesungguhnya.

Toh anak-anak mereka tidak menyimak layar laptop, kilah Aslan. Mereka sibuk dengan tablet pintar masing-masing, memainkan games SpongeBob SquarePants atau Super Mario Bros. Yang disebut terakhir, Super Mario Bros, adalah kesukaan Aslan sejak ayahnya membelikan Nintendo diam-diam untuknya, tanpa persetujuan ibu Aslan yang berprasangka permainan gim dari luar negeri merusak mental anak-anak. Untung akhirnya sang ibu melunakkan pendiriannya sesudah Aslan membuktikan dengan angka rapornya yang serba A.

Kebersamaan yang hangat pada Sabtu Malam tak berubah karena perang. Mereka tetap melakukannya, bahkan tatkala gemuruh kecil letupan sayup-sayup tersiar, menandakan ledakan bom yang cukup lumayan jauh, mereka bergeming di atas sofa, berempat dan kompak, posisi duduk yang sengaja diatur rapat, dan mereka memulainya dengan debat kecil, Sabtu Malam ini gilirannya Bollywood atau Hollywood, Aslan ataukah Emin yang berhak memilih cakram padat DVD untuk ditonton bersama-sama dari laptop (dulunya dari televisi). Anak mereka yang tertua mengusulkan agar orangtuanya bersuten saja.

Bila Emin yang memenangkan suten, Aslan sudah siap dengan gulungan tisu di meja, dan benar dugaannya, Emin memerah matanya di pertengahan film, lalu meraih lembar demi lembar tisu menghayati melodrama Bollywood yang penuh haru. Putri terkecil mereka mengira ibunya sedih dan susah hati, lalu ia akan memeluk Emin erat-erat hingga Emin tertawa lepas. Nak, ibu tidak sedih, ibu cuma terharu saja. Aslan akan memeluk putri kecilnya, kemudian mendudukkannya di paha sebelah kirinya.

Sabtu Malam yang datang setelah musibah Halil, hidup matinya masih tak menentu di tangan penculik keji, dilewatkan keluarga Aslan serutin seperti Sabtu-Sabtu Malam yang sudah-sudah. Mereka menonton bersama berempat, filmnya dipilih Aslan dan judulnya lagi-lagi Saturday Night Fever. Putri tertua mereka bermain game Super Mario Bros di tabletnya hingga tertelungkup pulas di meja. Emin merasa wajar-wajar saja, mungkin jenuh dan kelelahan bermain seharian, pikirnya. Kebetulan sekali, putri-putri keluarga Fadel mengajak putrinya bermain-main di taman karena situasinya agak membaik sedikit di tengah gencatan senjata.

Namun, setelah film usai pun, putri sulung mereka tak kunjung bisa dibangunkan dari tidurnya. Selain tidurnya dalam dan terlalu nyenyak, panas tubuhnya sangat tinggi, dan plester kompres demam tidak membantu terlalu banyak. Emin mulai menyalahkan dirinya, karena mengizinkan putri tertuanya menyantap sandwich falafel dari Arax Market, hadiah dari keluarga Fadel yang seolah lihai bersulap dengan makanan-makanan langka di pasaran bebas.

"Ini pasti demam tifoid. Dulu waktu masih kecil, aku kena tipus dan gejalanya persis, demam tinggi dan tidur terus-menerus." Emin memvonis dengan lengan gemetar yang berulang-ulang mengecek suhu tubuh putrinya.

"Belum tentu juga. Campak gejalanya juga seperti ini. Keluarga Dawoud tetangga kita dokter, kan? Kita mintai tolong saja. Klinik agak jauh, lagipula kita tak tahu apakah situasinya aman di luar sana." Aslan melangkah mondar-mandir dengan bersedekap lengan.

Alhasil, dokter Dawoud yang sebetulnya spesialis kandungan dipanggil tergesa-gesa, dan rautnya panik meski disamarkan dengan senyum kebapakan. Demam setinggi ini tak mempan diberikan obat penurun panas biasa, ujarnya. Tak ada jalan lain, putri tertua Aslan dan Emin mesti dilarikan ke klinik yang jauh, karena klinik di dekat rumah mereka sudah diluluh lantakkan lemparan granat tangan dan hantaman mortar, tepat sepekan lalu.

Sunflower Moon: Aleppo is LeavingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang