IO 07

388 36 2
                                    

Keesokkan harinya Kanin terdiam di depan gedung Pentagon yang megah, malas rasanya dia menapakkan kakinya ke dalam, namun demi dendamnya akhirnya dia pun melangkahkan kakinya masuk.

Ketika Kanin akan masuk ke dalam kantornya.

"Kanin. Tunggu sebentar." ujar Charan sedikit berteriak.

Kanin memejamkan matanya sebentar lalu menghela nafas dan melihat pada Charan.

"Ya pak?" ujar Kanin.

"Ke kantorku sekarang." ujar Charan dan masuk ke dalam kantornya lagi.

Kanin kembali memejamkan matanya sekejap dan mulai melangkahkan kakinya menuju kantor Charan.

"Ya pak?" ujar Kanin setelah masuk ke dalam kantor Charan.

"Tutup pintunya." ujar Charan setelah melihat pintu yang masih terbuka di belakang Kanin.

Kanin pun menutup pintu itu dan berjalan menghampiri meja kerja Charan.

"Kanin. Ada apa denganmu?" tanya Charan dan mengulurkan tangannya ke pipi Kanin.

Namun Kanin menolaknya sehingga tangan Charan tidak dapat menyentuhnya.
Charan mengepalkan tangannya.

"Apa aku berbuat salah?" ujar Charan lagi berusaha melihat wajah Kanin yang berpaling.

Kanin menatap mata Charan.

"Tidak, bapak tidak berbuat salah... Tapi saya mohon pak, lupakan tentang semalam." ujar Kanin sambil menunduk.

"Apa kau bilang? Mana mungkin aku akan melupakan itu? Malam itu adalah malam terbaik dalam hidupku, Nin." ujar Charan.

"Tapi itu adalah malam terburuk dalam hidupku, Pak." ujar Kanin menatap mata Charan.

Charan menatap mata Kanin yang marah namun ada kesedihan disana.
Kanin membalikkan badannya.

"Saya mohon lupakan malam itu, pak. Saya permisi." ujar Kanin dan berjalan keluar dari kantor Charan.

Charan terduduk setelah pintu kembali tertutup sepeninggalan Kanin.
Wajahnya memperlihatkan kebingungan.

Sore harinya Charan mencari Kanin agar dapat pulang bersama namun Charan tidak dapat menemukan Kanin.

Kanin ternyata sudah pulang duluan dengan menggunakan taksi.
Kanin tidak pulang ke apartemennya melainkan ke rumah orangtuanya.

Kanin masuk ke dalam rumah yang gelap dan sepi.
Kanin menghidupkan lampu dan melihat sekitar.
Kanin melihat sebuah foto besar yang terpajang di dinding.
Dalam foto itu terdapat ayah, ibu dan Kanin sewaktu masa SMP.

Kanin menatap foto itu dan meneteskan airmata.

"Mae, Pho Kanin rindu. Maafkan Kanin Mae,Pho." isak Kanin sambil bersujud di depan foto itu.

"Siapa kau?" teriak seseorang di pintu depan.

"Kanin?" tanya James yang segera menghampiri Kanin yang bersimpuh di depan foto ayah dan ibunya.

"Hey,, kau tidak apa2?" tanya James dan merangkul bahu Kanin setelah James melihat airmata di pipi Kanin.

James mendudukkan Kanin di sofa ruang tamu rumah itu.

"Kau tidak apa2, Nin?" tanya James sambil menatap wajahnya.

"Aku kacau, James. Aku berbuat kesalahan." ujar Kanin.

"Maksudmu?" tanya James bingung.

"Aku... Aku..." Kanin tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada James.

Kanin malu dan kecewa dengan dirinya sendiri.

"Jika kau masih belum bisa cerita padaku, tidak apa2, jangan memaksakan diri." ujar James sambil mengusap2 punggung Kanin.

Sementara Charan mendatangi apartemen Kanin namun Charan tetap tidak dapat menemukan Kanin.

Charan begitu penasaran apa sebenarnya yang membuat Kanin berubah seperti itu.

Charan merasa kalau dia tidak memaksakan kehendaknya tadi malam, karena sikap Kanin juga seperti mengijinkan dia melakukan itu padanya dan yang dia lihat, Kanin pun menikmati kejadian malam itu.

"Ada apa sebenarnya?" gumam Charan.

Charan akhirnya menunggu kepulangan Kanin di dalam mobilnya dan setelah beberapa lama Charan menunggu, akhirnya Charan melihat Kanin yang baru turun dari taksi.

Charan segera keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri Kanin.
Charan memegang lengan Kanin.

"Kanin tunggu." ujar Charan.

Kanin melihat pada Charan, dan terkejut dengan keberadaan Charan disana.

"Apa yang Phi lakukan disini?" tanya Kanin sambil menepiskan pegangan Charan.

"Tolong jelaskan ada apa sebenarnya? Mengapa kau menjauhi aku?" tanya Charan.

Kanin menatap mata Charan.

"Aku membuat kesalahan dan aku tak mau melakukan kesalahan yang sama lagi." ujar Kanin dan Charan mengernyitkan dahinya.

"Kesalahan?" ujar Charan semakin bingung dengan kata2 Kanin.

"Iya, kesalahan. Malam itu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku buat. Jadi ku mohon jangan dekati aku lagi. Aku tidak mau kesalahan yang sama terjadi lagi. Hubungan antara kita itu adalah hubungan yang terlarang" ujar Kanin dan berjalan menjauh dari Charan menuju apartemennya.

Charan terpaku disana karena kata2 Kanin.
Sementara Kanin merasakan sakit dihatinya.
Mengakui atau tidak Kanin sudah jatuh hati pada Charan, namun karena dendam dan kematian orangtuanya di tangan keluarga Charan, membuat cintanya menjadi sesuatu yang terlarang.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

675

If Only (ZeeNunew)  015Where stories live. Discover now