♥╣Street Food Part 2╠♥
Melihat hal-hal unik yang ada di bazar membuat [Name] semakin semangat untuk melangkah lebih jauh. Berbanding terbalik dengan Nanami yang sudah terlalu lelah untuk melanjutkan langkahnya.
Nanami heran. Apa memang biasanya stamina ibu hamil sebanyak ini? Padahal sudah berjalan cukup jauh namun [Name] tidak menampakkan tanda-tanda lelah.
Makin lama [Name] merasa haus. Sedari tadi ia hanya jalan sambil membeli jajanan, tapi belum membeli minuman sama sekali.
Tidak lama kemudian [Name] mendapati stan yang menarik perhatiannya.
"Kento, mau itu."
"Jangan."
[Name] terkejut dengan penolakan dari sang suami. Biasanya Nanami akan mengiyakan semua yang diminta [Name].
"Kenapa?"
"Nanti kalau jadi janda sungguhan, mau?"
Apakah ini sedikit spoiler dari sang author kalau [Name] akan menjanda?
Alasan yang dikatakan Nanami cukup masuk akal. Bisa jadi menjanda itu menular. Sepertinya [Name] harus menghindari segala hal yang berkaitan dengan janda.
Karena tidak jadi membeli minuman tersebut, [Name] melanjutkan langkahnya untuk mencari lagi sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya.
Tidak jauh dari tempat tadi, [Name] melihat kerumunan orang-orang di sekitar warung makan yang ada di seberang jalan. [Name] penasaran apa yang dijual di sana sampai ramai pengunjung begitu.
[Name] merasa tertarik dengan salah satu menu yang tertera di spanduk. Tangan mungilnya menarik lengan baju Nanami sambil menunjuk ke arah menu yang diinginkan.
"Kento, beli itu!"
"Yakin?"
"Aku cuma mau kucingnya aja, nanti nasinya kamu yang makan."
Nanami hanya menghela napas berat. Segera ia mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang yang diperlukan.
"Pak, beli nasi kucing satu bungkus."
Si penjual mengangguk sambil menyiapkan pesanan yang diminta. Setelah pesanan jadi Nanami segera membayarkannya. Dengan senang [Name] menerima pesanan yang sudah jadi. Segera Name melihat isi bungkus makanannya.
"Yah, kok gak dapet kucing? Ini penipuan namanya."
Nanami tidak ingin berkomentar apapun. Sudah jelas kalau itu hanya marketing penjualan. Tapi [Name] mengira akan dapat kucing sungguhan.
Sebelum [Name] menggerutu tidak jelas, Nanami segera menarik tangan [Name]. Tentu dengan banyaknya belanjaan yang ada di tangannya sendiri.
Sejenak [Name] melupakan kekecewaannya karena tidak mendapati kucing di dalam pesanannya. Matanya malah tertuju pada sebuah spanduk yang tidak jauh darinya.
Rasa penasaran [Name] muncul lagi. Sontak saja langkah kakinya terhenti. Tentu hal tersebut membuat Nanami juga ikut berhenti.
"Kento, kamu pernah nenen di tetangga?"
Nanami mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan absurd [Name]. Apa sekarang [Name] meragukan kesetiaan suaminya itu?
"Mana mungkin. Aku hanya pernah melakukan itu denganmu saja."
"Melakukan apa?"
"Ya itu."
"Nenen?"
Nanami mengangguk malu. Rasanya ingin lenyap saja saking memalukannya ini. Kenapa pula harus menanyakan hal itu di tempat ramai seperti ini.
Wajah Nanami merah padam tak kuasa menahan malu. Sedangkan [Name] hanya memasang wajah polos melihat reaksi suaminya itu.
"Sudah [Name]. Ayo kita pulang."
"Eh? Loh?"
Belum juga melangkahkan kakinya satu langkah [Name] sudah menahan suaminya itu.
Astaga. Sungguh. Nanami sudah lelah dengan segala hal absurd yang ada di sini.
"Pulang denganku sekarang atau kau pulang sendiri?"
Mendengar Nanami mengatakan hal itu dengan nada lelah membuat [Name] menurut. Name tidak ingin Nanami merasa kesal.
"Baguslah, kita pulang dan langsung istirahat di rumah."
Melihat istrinya menurut membuat Nanami merasa lega.
[A/N]
Halllooooo minnnaaaaa!
Yuhuuu kembali lagi dengan saya yang menemani hari hari kalian!
Kalau boleh jujur saya ngakak banget sama pict terakhir. Kek mikir gitu loh. Kok bisa ada orang yang bikin begituan. Tapi asik sih wkwkwk. Lucu.
Buat kalian yang ngakak tulis di komentar yaww
Tetap semangat jalani hari ini!
Oh gak lupa juga lope lope buat kalian semua yang sudah mau mendukung saya💘♥️💓💋💕❤️❤️💖💟♥️❣️💓💞💝💝❣️🌹
Jaga kesehatan ya!
Sekian
See you!
⭐🌟⭐
YOU ARE READING
NANAMI KENTO X READERS/
Short Story𝒫𝓇ℯ𝓈ℯ𝓃𝓉ℯ𝒹 𝒷𝓎 𝒦𝒶𝓂𝒶𝓉𝒶𝓇ℴ𝓈 【 𝐍𝐀𝐍𝐀𝐌𝐈 𝐊𝐄𝐍𝐓𝐎 】 𝙆𝙚𝙨𝙚𝙝𝙖𝙧𝙞𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙉𝙖𝙣𝙖𝙢𝙞 𝙆𝙚𝙣𝙩𝙤 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙝𝙖𝙨 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙖𝙟𝙖𝙢, 𝙨𝙚𝙩𝙖𝙟𝙖𝙢 𝙨𝙞𝙡𝙚𝙩. Start: 12 J...