15

410 67 13
                                    

" apa benar sudah tidak terlihat memarnya? "



Pria bernama lengkap Murayama Yoshiki, atau khusus Yo-Chan memanggilnya Yoshi itu hanya bisa menghela nafas pasrah.

Entah untuk yang kesekian kalinya Ia kembali mendapat pertanyaan yang sama, dari gadis yang sudah tiga hari ini sangat merepotkannya.

" harus berapa kali lagi kubilang, wajahmu sudah sangat terlihat normal. Lagipula kalau kau sangat takut ketahuan kenapa tidak berhenti saja? "

Tak mengindahkan perkataan Yoshi, Yo-Chan malah sibuk mendekatkan wajahnya kepada kaca persegi yang sedang Ia pegang.

Sekali lagi Ia memperhatikan betul bekas memar yang kemarin sempat Ia miliki.

Mulai dari pinggir mata, dekat bibir, juga kedua sisi pipinya.

Sebenarnya alasan Yo-Chan kemarin tidak masuk sekolah itu bukan hanya karena dia flu saja, tapi lebih kepada wajahnya yang babak belur karena habis dipukuli.

Dia tidak ingin anak anak Oya, khususnya Fujio dan kawan kawan tahu tentang sisi gelapnya yang suka berkelahi.

Well, meskipun beberapa diantara mereka sebenarnya sudah menaruh curiga dan bahkan ada pula yang telah menyaksikannya.

" mana bisa begitu, kalau berhenti aku jajan darimana? "

Merasa geram, Yoshi merampas pelan kaca itu dari tangan Yo-Chan. Kemudian menggantinya dengan segelas susu putih hangat untuk anak itu sarapan.

" apa uang asuransi ibumu saja tidak cukup? Bukannya kau bilang kau juga punya tabungan sendiri? Atau kalau masih belum cukup juga, setidaknya carilah pekerjaan yang lebih normal "

Sambil cemberut Yo-Chan mengipas ngipaskan tangannya diatas permukaan gelas, bermaksud agar susunya cepat dingin kemudian meminumnya.

" pekerjaan normal itu uangnya sedikit, O-Nisan tau kan kalau sekarang aku sedang butuh banyak uang? Tidak apa apa jika uang itu tidak terlalu halal, lagipula aku juga bukan orang baik "

Perkataan Yo-Chan membuat Yoshi kembali menghela nafas, susah memang bicara dengan anak yang keras kepala seperti nya.

Mau ngelarang pun nggak bakal di dengar.

Lagian, bisa bisanya dulu dia sembarangan bicara menganggap Yo-Chan seperti adiknya sendiri.

Lihat saja anak itu sekarang, malah keenakan dan semakin merepotkan.

" aku titip Aoi lagi ya, nanti pulang sekolah baru aku ambil " katanya, lalu pergi seenak dahinya yang lebar.



___

Tiga hari tidak masuk sekolah, Yo-Chan di sambut hangat oleh murid murid Oya.

Hampir semua murid yang Ia temui dan Ia sapa setidaknya terlihat senang dengan kehadirannya, terkecuali Todoroki, Tsukasa dan juga Nakagoshi.

Untuk Todoroki dan Tsukasa mungkin masih bisa di maklumi, memang selama ini pun mereka bersikap tidak sehangat yang lainnya.

Tapi Nakagoshi?

Entah mengapa Yo-Chan merasa pemuda itu jadi ikut ikutan sekarang.

Dahulu, setiap kali bicara Ia selalu saja menatap wajah Yo-Chan. Bahkan dia sangat sering tersenyum hanya karena tingkah konyolnya itu.

Namun hari ini, Nakagoshi bahkan bukan hanya tidak tersenyum, malah seakan menghindari kontak mata seperti tidak ingin di ajak bicara.

SECRET BROTHERS  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang