23

372 62 9
                                    


Setelah berpikir semalaman, akhirnya Yo-Chan memutuskan untuk pergi menjenguk Todoroki.

" ayolah Yosune, kenapa gelisah sekali? "

Semakin dekat dengan ruangan tempat kakaknya dirawat, gadis itu malah semakin gugup.

" dia yang memintaku datang, tidak mungkin habis ini aku di usir pulang kan? "

Lagi, dia berbicara pada dirinya sendiri.

Fyuh...

.

Akhirnya, tiba juga Ia di depan ruang 205. Tapi dari suaranya sih, sepertinya anak anak Oya yang lain juga masih pada berkumpul di ruangan itu.

Dan lagi lagi, Yo-Chan jadi semakin gugup dibuatnya.

" O, Yosune! Kenapa kau tidak masuk? "

Disaat Yo-Chan sedang mengumpulkan keberaniannya, tiba tiba saja Ia di kagetkan oleh kedatangan Odajima yang juga sepertinya ingin menjenguk Todoroki.

Bisa dilihat, pemuda itu membawakan bingkisan berupa buah dan biskuit.

" Eto... Sepertinya sedang ramai, nanti saja aku kembali lag- "

Belum selesai gadis itu bicara, Yuken keburu menarik tangannya dan membawa Yo-Chan masuk kedalam ruangan itu.

Seketika, semua orang yang ada di sana pun menoleh menatap mereka.

Yo-Chan yang entah mengapa jadi merasa sangat canggung dan malu akhirnya memilih bersembunyi di balik tubuh Yuken.

" Are? Yo-Chan kah? Benar kan Yo-Chan! "

Terpujilah mulut Nakaoka yang begitu lantang menyebut namanya, hingga gadis itu makin di pandang lekat oleh para pemuda itu.

" keluarlah, tidak perlu merasa malu. Murayama-San sudah menceritakan semuanya, termasuk alasanmu berbohong pada kami "

Mendengar perkataan Tsukasa, akhirnya Yo-Chan bergeser pelan dari balik tubuh Odajima.

" hehe "

Sambil tersenyum, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" eto.... "

Berjalan beberapa langkah, Yo-Chan lalu membungkukkan badannya 90°.

" Minna, HONTONI GOMENASAI "

" aku... Aku sudah berbohong pada kalian, dan... "

Yo-Chan berjalan lagi mendekat pada Fujio dan Tsukasa. " maaf juga telah membuat kalian terluka "

Dari belakang, Yuken tersenyum senang. Ia lalu berjalan menghampiri Yo-Chan, kemudian mengusak rambut anak itu.

" makanya, lain kali kalau dengar sesuatu itu jangan langsung pergi. harus dengar sampai selesai. Kalau perlu tanya berkali kali sampai yakin informasi itu benar atau tidak "

Yo-Chan mengangguk, kemudian meminta maaf juga kepada Yuken. Serta Ia berjanji untuk tidak mengulangi hal itu lagi.

.

Siang itu, saat kondisi Todoroki sempat turun Yo-Chan memang sempat mendengar para dokter sedang membicarakan seorang pasien yang katanya sudah tidak lagi memiliki harapan.

' lukanya terlalu dalam, dari kemarin juga dia masih belum sadar, sepertinya sangat kecil kemungkinan dia akan sembuh '

' kau benar, aku juga berpikir seperti itu. Kasihan sekali ya adiknya, padahal dia terlihat sangat menyayangi kakaknya '

Dalam situasi dan kondisi yang seperti itu, Yo-Chan tentu langsung kepikiran Todoroki. Ia pun jadi gelap mata dan di kuasai oleh perasan ingin balas dendamnya.

.



" ja, sudah selesai acara maaf maafannya. Sekarang waktunya kalian saling bicara "

.

Sepeninggal Yuken dan anak anak Oya, Yo-Chan pun hanya berdua dengan Todoroki yang kondisinya sudah sangat membaik.

Selain sudah bisa duduk, dia juga terlihat sangat segar meski di wajahnya masih terlihat bekas bekas memar yang mulai memudar.

" terimakasih "

" eh? "

Setelah beberapa saat saling diam, tiba tiba saja Todoroki mengucapkan kata terimakasih. Dan hal itu tentu membuat Yo-Chan merasa terkejut hingga refleks menatap pemuda yang juga saat ini sedang menatapnya.

" aku dengar kau yang telah merawat kami, juga membalas perbuatan mereka "

" etoo... "

Yo-Chan menunduk sembari memainkan jarinya.

" aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan sebagai seorang teman "

" Teman? Apa aku juga hanya temanmu? "

Yo-Chan terdiam, kalau tadi dia sempat menunduk, kini Ia malah menatap ke arah lain karena bingung.

.

" kenapa tidak bilang dari awal? "

" eh,

. . . ? "

" kau tahu ? Saat ayah masih hidup dia pernah mengatakan padaku kalau aku punya seorang adik perempuan.

Hanya saja saat itu aku tidak percaya, dan menganggap ucapannya hanyalah candaan semata.

Namun beberapa bulan yang lalu, ibuku juga mengatakan hal yang sama, hingga akhirnya aku mau tidak mau merasa percaya.

Ibuku bilang, mereka tidak bersalah hingga ibu tidak membencinya. Ia bahkan memintaku untuk mencari anak itu, karena yang ia dengar ibunya telah tiada "

Mendengar penjelasan Todoroki Yo-Chan mengucapkan syukur dalam hati.

Ia sangat bahagia saat ini, sampai sampai air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa Ia tahan.

" Ni-San...? "
Yo-Chan menatap lekat wajah sangat kakak.

Perlahan, pemuda itu pun turun dari tempat tidur dan bergerak menarik sangat adik kedalam pelukannya.



" maaf, selama ini aku sudah bersikap kasar padamu "






" maaf, selama ini aku sudah bersikap kasar padamu "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECRET BROTHERS  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang