6. Alfin & Erlangga 🔞

34K 713 3
                                    

"Sekarang dia akan menjadi saudara kamu, Erlang. Berkerjasama lah dengan baik" pria paruh baya itu menatap anaknya

"Gua Erlangga.. lo setahun lebih muda dari gua kan ? Panggil gua bang Er kalau gitu" Erlangga menghampiri sosok pria yang bersembunyi di balik tubuh ayah nya

"Alfin. Dia Abang kamu, beri kesan yang baik" wanita yang menjadi ibu sambung Erlangga, menyuruh anak kandung nya untuk menyambut jabatan tangan dari Erlangga.

Alfin, pria yang memiliki tinggi 160  yang hanya kisaran berada di batas dada Erlangga, perlahan keluar dari balik tubuh ayah sambungan nya. Dengan ragu, membalas jabatan tangan dari pria yang akan menjadi saudara nya mulai detik ini.

"Alfin bang" jabatan keduanya terlepas.

"Baiklah anak-anak saat nya kalian istirahat. Erlangga, karna kamar adek kamu sedang di renov, kamu tidak keberatan untuk berbagi kamar untuk sementara waktu bukan ?"

Erlangga menatap adik nya sejenak lalu menghembuskan nafas kasar.

"Bawa barang, Lo. Ayok kekamar" ajak Erlangga yang memimpin jalan.

Alfin menyeret kopernya, dengan buru-buru mengikuti langkah besar dari abangnya
.

.

.

"Itu kamar mandi. Kalau gerah, mandi dulu sana, gua mau lanjut nugas" Erlangga mulai duduk di meja belajar nya. Melanjutkan tugas yang sempat tertunda.

Alfin, ia mengambil pakaian ganti dari dalam koper, sebelum bergegas mandi.

Hening, hanya terdengar suara shower dari kamar mandi. Erlangga mengerang rendah untuk beberapa saat.

"Ayah, kau benar-benar" Erlang merapikan meja belajar lalu terjun ke kasur setelahnya.

Ia mempunyai sifat, Jika tertidur akan melepaskan pakaian bagian atas, atau lebih tepatnya bertelanjang dada. Mendekap guling lalu memainkan handphone.

Pintu kamar mandi terdengar terbuka. Alfin baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Hanya menggunakan kaus santai dengan celana pendek sebagai bawahan. Erlangga mengalihkan tatapan yang jatuh ke bokong milik adik nya itu.

"Shit" upat Erlang pelan

"Abang manggil aku ?" Tanya Alfin. Ia seperti mendengar suara Er tapi, tidak jelas

"Ngga"

Alfin menganggukkan kepala, lalu kembali mengeringkan rambut. Senyum mengembang menatap kaca yang memantulkan dirinya. Setelah selesai, dengan ragu ia menaiki kasur.

"Tidur aja" ujar Er yang mengetahui adiknya itu segan

Mendengar itu, Alfin sedikit tenang. Ia juga memainkan handphone setelah berada di kasur. Dengan ragu ia menatap Abang nya sesekali

"Kenapa ?" Tanya Er yang sadar dirinya di pandang

"A-anu. Aku boleh minta no Abang ?" Tanya Alfin gugup

"08xxxxxxxxxx" sebut Erlang

Untung saja, Alfin sudah stay di mode telepon jadi ia sempat mengetik no yang di sebut Erlangga.

"Lo bakal satu sekolah sama, gua. Mau berangkat sama-sama ?" Tawar Er

"Boleh bang ?" Tanya Alfin antusias

"Kenapa Lo semangat bener ?. Boleh, tapi Lo harus jaga sikap, jangan malu-maluin gua" jawab Er yang mulai mematikan handphone guna bergegas tidur

"Tidur Lo, besok harus bangun pagi" suruh Er yabg langsung di patuhi Alfin.
.

ONE-TWO SHOOT [BXB] END🔞Donde viven las historias. Descúbrelo ahora